RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Rabu, 7 Mei 2025 - 13:50 WIB

Dorong Keterlibatan Brand, LindungiHutan Permudah Akses Kolaborasi Hijau

Redaksi - Penulis Berita

Semarang, 7 Mei 2025 — Di tengah meningkatnya tekanan publik terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan, sejumlah brand di Indonesia mulai meredefinisi cara mereka berkontribusi terhadap lingkungan.

Salah satu pendekatan yang kian populer adalah mengintegrasikan aksi penghijauan ke dalam produk dan layanan mereka.

Tanpa disadari konsumen, pohon kini tak hanya ditanam lewat program CSR skala besar, tapi juga bisa tumbuh dari setiap pembelian sehari-hari.

Dari paket teh celup hingga layanan digital, perusahaan mulai menyisipkan nilai hijau dalam aktivitas komersial mereka. Di balik pergeseran ini, terdapat model kolaborasi seperti Collaboratree, yang menghubungkan bisnis dengan kegiatan konservasi berbasis masyarakat.

Program yang dikelola oleh LindungiHutan ini menawarkan tiga skema. yakni penggabungan produk (product bundling), integrasi layanan (service bundling), dan kemitraan proyek langsung (project partner). Ketiganya didesain agar fleksibel diterapkan di berbagai lini industri, mulai dari F&B, ritel, teknologi, hingga jasa keuangan.

Baca Juga :  Progress BIH Sudah 97,63%, PTPP Siap Dukung Medical Tourism Bali

“Banyak brand sebenarnya ingin berkontribusi, tapi bingung mulai dari mana. Collaboratree hadir untuk menjembatani kebutuhan itu dengan pendekatan yang mudah dan terukur,” ungkap Miftachur “Ben” Robani, CEO LindungiHutan.

Pola kolaborasi seperti ini tak hanya menarik minat pelaku usaha besar, tapi juga UMKM yang ingin terlibat dalam gerakan lingkungan.

Data LindungiHutan menunjukkan lebih dari 600+ mitra perusahaan telah bergabung, berkontribusi terhadap penanaman 1 juta pohon di berbagai wilayah rawan, seperti pesisir rob dan hutan tropis yang terdegradasi.

Namun, angka-angka itu bukan satu-satunya indikator keberhasilan. Dampak program turut dirasakan oleh masyarakat lokal, terutama para petani hutan yang menjadi ujung tombak pelaksanaan konservasi.

Baca Juga :  NextHub Global Summit 2024: Kolaborasi Kemenkominfo dan Nexticorn Foundation Dorong Ekosistem Startup Nasional

“Pendapatan petani meningkat hingga 20% lebih karena keterlibatan mereka dalam aktivitas tanam dan perawatan jangka panjang,” kata Aminul Ichsan, Kepala Yayasan LindungiHutan.

Tantangan lingkungan yang kian mendesak, seperti abrasi pesisir yang mencapai lebih dari 700 hektare per tahun di pesisir utara Jawa, membuat kontribusi semacam ini menjadi semakin relevan. Dengan dukungan dari sektor swasta, upaya pemulihan ekosistem kini bisa dilakukan secara terdesentralisasi dan berkelanjutan.

Kolaborasi yang bertumbuh ini sekaligus menunjukkan bahwa tren belanja konsumen pun mulai berubah. Masyarakat mulai tertarik pada produk yang tidak hanya menjual barang atau jasa, tapi juga membawa dampak sosial dan ekologis.

Dalam konteks ini, keterlibatan brand menjadi bukan sekadar strategi pemasaran, melainkan bagian dari tanggung jawab kolektif menjaga Bumi.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 12 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Dukung Asta Cita Presiden Prabowo, Kementerian PU Hadirkan Sekolah Rakyat di Sumbawa

Ekonomi

KAI Daop 1 Jakarta dan Polda Metro Jaya Tandatangani Pedoman Kerja Teknis Pengamanan Stasiun Gambir

Ekonomi

Hari Populasi Dunia, Kampanye Tanam Pohon di Bedono Jadi Contoh Mitigasi Abrasi Pesisir

Ekonomi

Harga Bitcoin Melonjak, Volume Transaksi Tokocrypto Naik Tiga Kali Lipat

Ekonomi

BINUS @Medan hadirkan kampus berkelas dunia, siapkan Generasi Digitalpreneur

Ekonomi

KAI Perkuat Sinergi Pengembangan Ekonomi Kreatif Melalui Penandatanganan Kesepahaman Bersama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif dan Mitra Strategis

Ekonomi

MAXY Academy Gelar Free Day Class: Strategi Storytelling dalam Digital Marketing Bersama Indana Nazulfa

Ekonomi

Excimer Obat Apa? Pahami Dulu Aturan Pakai sebelum Minum!