Sriwijayatoday.com, PALI – suasana duka menyelimuti Dusun ll, Desa Lunas Jaya, Kecamatan Tanah Abang, kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, Kamis (28/11/2024).
Seorang Pria muda berinisial MK (23)
ditemukan meninggal dunia akibat
gantung diri di rumahnya.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 10.30 WIB, dan menjadi sorotan warga
setempat.
Pada pagi harinya, MK bersama
istrinya, Safira, sedang bekerja
menyadap karet di kebun yang
berlokasi di arah jalan servo Km.34
Desa Sedupi.
Sekitar pukul 10.20 WIB, MK mementuskan untuk pulang lebih dulu ke rumah dengan sepeda motor. Tak berselang lama, Safira
menyusul pulang dengan berjalan
kaki.
Namun, setibanya di rumah, Safira dikejutkan oleh pemandangan tragis, suaminya tergantung diruang tengah dengan leher terikat benang nilon berwarna kuning.
Teriakan Safira menarik perhatian warga sekitar, Mereka segera melapor ke Polsek Tanah Abang.
Kapolsek iptu arzuan SH beserta tim langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan penyelidikan awal.
Hasil pengumpulan keterangan dari Safira mengungkapkan bahwa MK belakangan ini sering mengeluhkan tekenan ekonomi.
Kondisi keuangan yang sulit, ditambah keinginan untuk membangun rumah dan mengelola sawah yang terbentur keterbatasan modal, diduga menjadi pemicu tindakan nekat ini.
“Korban sering melamun dan tampak tertekan, selama ini ia tinggal menumpang di rumah mertuanya yang sudah meninggal dunia bersama bersama istri dan anaknya yang masih berusia tiga tahun,” ujar iptu arzuan
Jenazah MK sempat dibawah ke RS Pratama tanah Abang untuk pemeriksaan medis.
Hasilnya menunjukkan jeratan tali dileher, mulut yang terbuka, dan tanda-tanda gantung diri.
Namun, keluarga menolak dilakukan autopsi dan menyatakan menerima kejadian ini sebagai takdir.
Surat pernyataan resmi dari keluarga Korbanpun telah diserahkan kepada pihak kepolisian.
Jenazah MK kemudian dibawa ke rumah keluarganya di kelurahan payuputat, kecamatan Prabumulih Barat, untuk dimakamkan di TPU setempat
Kapolsek Tanah Abang iptu arzuan mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap tanda-tanda tekanan psikologis yang dialami anggota keluarga atau orang terdekat.
“Kami mengajak semua pihak untuk saling mendukung, terutama dalam menghadapi masalah ekonomi dan mental, agar kejadian serupa tidak terulang,” tutupnya.
(Publisher Jiemie)