Ilustrasi HIV/AIDS
Sriwijayatoday.com | Banda Aceh – Kasus pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Aceh mencapai 1.934. demikian data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh beberapa waktu lalu.
Peningkatan drastis kasus mematikan tersebut di Aceh patut menjadi perhatian bersama, demikian disampaikan oleh Aktivis Lembaga Kajian Strategis dan Kebijakan Publik Aceh (Lemkaspa), Sanusi Madli, Minggu (9/4/2023).
“Kasus HIV/AIDS di Aceh seperti lampu kuning menjelang lampu merah, bila tidak menjadi perhatian bersama, maka hal ini akan lebih dahsyat dari Tsunami, bisa mengancam generasi di seluruh Aceh,” ujar Sanusi
Oleh karena itu, tanggung jawab pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS ini tidak cukup hanya dibebankan kepada pemerintah saja, namun perlu peran dan kerjasama semua pihak, baik dari kalangan medis, agamawan, tokoh adat dan seluruh elemen masyarakat lainnya.
“Penyumbang terbanyak munculnya kasus tersebut diakibatkan oleh penyimpangan seksual atau homoseksual, ini bencana yang dahsyat, dulu kaum Nabi Luth diazab secara dahsyat akibat prilaku penyimpangan tersebut, karena itu perlu peran dan kerjasama semua pihak untuk bersama sama mencegah penyakit tersebut,” lanjut mantan Sekjend Pemuda Dewan Dakwah Aceh ini
Sanusi meminta pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Aceh untuk aktif dalam menyampaikan setiap perkembangan kepada public, sehingga ini dapat meningkatkan kewaspadan dan siaga bersama, serta aktif berkolaborasi dengan para pihak dalam penanggulangan penyakit yang mematikan ini.
“Dinkes Aceh jangan lalai dan santai, ini sudah sangat kronis, dinkes harus aktif melaporkan perkembangan dan kondisi aktual kasus HIV/AIDS di Aceh, seperti masa covid 19, yang setiap hari dilaporkan, serta aktif bekerjasama dengan para pihak untuk dapat bersama sama melakukan pencegahan,” ujar Sanusi
Sanusi meyakini, angka yang terlaporkan masih jauh dari angka yang sebenarnya, oleh karena itu, dirinya berharap dinkes Aceh aktif melakukan skrining terhadap simpul simpul masyarakat terutama kalangan muda mudi.
“Dinkes juga harus aktif melakukan penjaringan penjaringan agar kasus ini dapat dideteksi dan ditindak lanjuti, masyarakat juga kita harapkan untuk melakukan tes dengan penuh kesadaran, dan tidak perlu malu, karena tidak semua pengidap HIV/AIDS adalah pelaku penyimpangan, bisa saja tertular dari pasien lain,” tutup Sanusi
Untuk diketahui, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh, Iman Murahman, Kasus HIV/AIDS di Aceh telah mencapai 1.934 kasus, sekitar 20 persen dari Aceh Utara dan 15 persen dari Banda Aceh.
87 persen didominasi oleh laki-laki. dan faktor risiko yang tinggi juga dari kalangan laki – laki yaitu Homoseksual/LSL sebanyak 721 orang atau 56 persen.(*)