LCilegon.,” Sriwijayatoday.Com.-
Rapat kerja komite purnama wartawan reformasi yang (KOPWARI) yang beralamat di jl, Fatahilah, Lingk, Cirubuh, Kel,Randakari RT 03/03 Ciwandan Cilegon provinsi Banten. Sekaligus di barengi dengan kegiatan buka bersama dan penutupan pengajian pasaran di pondok Al Muktiah Pinpinan KH Khurtubi Mukti. Selasa, (11/04/2023). Hadir dalam acara tersebut Pembina KOPWARI sekaligus tokoh masyarakat Cilegon H.Salim SE. Ketua KOPWARI Mustajib dan jajaran pengurus, Pimpinan pondok pesantren Al Muktiah KH.Kurtubi, KH.Nujaman, dan para santriawan/I pondok pesantren.
Mustajib saat di wawancarai oleh awak media, dirinya bersukur dengan terbentuknya kopwari di kota Cilegon sebagai putra daerah bertujuan melaksanakan berbagai pelayanan, meningkatkan berbagai pelayanan untuk meningkatkan keadaan ekonomi para anggota dan keluarganya yang notabennya pengurus dan anggotanya kebanyakan berprofesi di bidang jurnalistik SE-Provinsi Banten,
kelompok (lebih tepatnya ; meningkatkan keadaan ekonomi badan usaha dan/atau rumah tangga para anggotanya).
Dirinya setelah menjabat ketua koprasi langsung melaksanakan program kerja dengan anggota koprasi rapat kerja (RAKERJA) sebagai bahan untuk melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT), pungkasnya.
H. Abah salim SE, yg akrab di panggil Abah Salim di tempat yang sama saat di wawancarai awak media sriwijayatoday,” dirinya selaku tokoh masyarkat ciwandan lahir di kampung cilurah kelurahan kepuh, menerangkan selama di bulan suci Ramadhan 1444H. Pondok pesantren melaksanakan pembacaan kitab muto/Kitab kuning pada malam Hari, dan seluruh pembaca kita sudah tamat/hataman,
pengajian kitab muto yg setiap tahunnya memang di pesantren cirubuh ini di adakan pesantren kilat atau pasaran. setip bulan suci ramadhan di adakan pasaran dan malam ini alhamdulilah pembacaan pasaran kitab sudah tamat di sertai sukuran, di sertai dengan makan saur bersama. Atas nama tokoh masyarakat ciwandan saya mengapresiasi diadakanya kegiatan kegiatan pasaran kitab kuning.
Sementara di banten ini kitab kuning lebih di kenal kitab sakti. H.Abah Salim atas nama peribadi mengucapkan banyak terima kasih. Sementara di negara Indonesia banyak kitab dan budaya bukan hanya kitab kuning, ada kitab kitab lain yang di pelajari di pondok pondok pesantren lainnya.
bersukur di Indonesia ini bebas untuk mempelajari kitab maknya kita harus bersukur hidup di negara Pertiwi ini, sementara santri yg di pesantren Al Muktiah ada juga santri dari luar kota bahkan nusantara,ujarnya.
pondok pesantren ini berkembang pesat dan maju, dan pesantren ini di pimpin oleh. KH, Lutfi dan KH, Nurjama ada juga dari ustad pondok lain yang mengikuti pengajian pasaran, hampir satu bulan ngikuti pengajian pasaran ini.
Di Banten khususnya dan Indonesia umumnya sebetulnya rugi kalau tidak bisa baca kitab kuning,” man aroda dunia fa’alla bil ilmi, man aroda akhiroh fa’alla bil ilmi, waman aroda huma fa’alla bil ilmi,” yang artinya klau pengen success hidup di dunia harus bisa baca kitab, harapan kedepannya pondok pesantren Al muktiah ini bisa bekerja sama dengn intansi pemerintahan setempat.
Sebagai tokoh masyarakat H.Abah salim sendiri siap mendukung dan mensuport penuh, untuk kemajuan pondok pesantren ini, tutupnya.
(OD/RED)