RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Minggu, 9 Februari 2025 - 09:00 WIB

Bitcoin Tembus Kenaikan 120% Usai Halving 2024, Apakah Sudah Overpriced?

Redaksi - Penulis Berita

Bitcoin kembali mencetak harga tinggi setelah mengalami lonjakan signifikan pasca-halving 2024. Namun, ada satu hal yang mengejutkan: aktivitas jaringan Bitcoin justru turun ke level terendah dalam setahun terakhir! 

Apakah ini tanda bahwa BTC sudah terlalu mahal dan siap mengalami koreksi? Ataukah ini justru peluang emas bagi investor sebelum kenaikan besar berikutnya?

Simak analisis lengkapnya!

Aktivitas Jaringan Bitcoin Anjlok ke Level Terendah dalam Setahun

Berdasarkan laporan terbaru CryptoQuant Research, aktivitas jaringan Bitcoin kini berada di titik terendah sejak Februari 2024. CryptoQuant’s Bitcoin Network Activity Index menunjukkan bahwa aktivitas jaringan BTC telah turun 15% sejak puncaknya di November 2024 dan kini hanya berada di level 3.760 per 5 Februari 2025.

Penurunan ini terjadi karena berkurangnya jumlah transaksi yang terjadi di jaringan Bitcoin. Pada puncaknya di September 2024, jumlah transaksi harian BTC mencapai 734.000 transaksi. Namun, angka tersebut kini telah merosot 53% menjadi hanya 346.000 transaksi per hari.

Menurut CryptoQuant, penyebab utama penurunan ini adalah berkurangnya penggunaan protokol Runes, yang sebelumnya banyak digunakan untuk mencetak token di jaringan Bitcoin.

Apa yang Terjadi dengan Runes Protocol?

Runes Protocol, standar token baru Bitcoin, sempat booming karena lebih efisien dibandingkan Ordinals dan BRC-20. Saat diluncurkan pada April 2024, jumlah transaksi OP RETURN codes melonjak ke 802.000, tetapi kini merosot tajam menjadi 10.000.

Baca Juga :  KAI Berhasil Pulihkan Dua Jalur Rel di Kabupaten Grobogan, Perjalanan KA Kembali Normal

Penurunan aktivitas ini juga terlihat di mempool, di mana jumlah transaksi yang menunggu konfirmasi anjlok 99%, dari 287.000 (Desember 2024) menjadi hanya 3.000 (Februari 2025)—level terendah sejak Maret 2022.

Apakah Bitcoin Saat Ini Overpriced?

Berdasarkan analisis CryptoQuant, harga wajar Bitcoin seharusnya berada di kisaran $48.000 hingga $95.000, berdasarkan aktivitas jaringan saat ini. Dengan harga Bitcoin yang kini berada di sekitar $98.000, ada kemungkinan bahwa harga BTC sudah overpriced atau dihargai terlalu tinggi.

Namun, beberapa analis memiliki pandangan berbeda. Seorang kontributor CryptoQuant menyatakan bahwa harga Bitcoin saat ini justru merupakan peluang bagus bagi investor yang ingin menerapkan strategi Dollar-Cost Averaging (DCA). Di sisi lain, ada analis yang menyebut bahwa Bitcoin saat ini berada dalam fase distribusi, yang bisa mengindikasikan koreksi dalam waktu dekat.

Apakah Bitcoin Masih Punya Potensi Naik?

Meskipun ada kekhawatiran tentang harga BTC yang mungkin terlalu tinggi, prospek jangka panjangnya tetap bullish. Seorang eksekutif dari Standard Chartered bahkan memprediksi bahwa Bitcoin bisa mencapai $200.000 pada akhir 2025.

Baca Juga :  Mulung Fest 2024 Festival Airdrop Akbar Terbesar dan Perdana Digelar di Jakarta

Harga BTC IDR | Market Bittime

Saat artikel ini ditulis, harga BTC IDR di market Bittime berada di Rp1.592.558.287, turun 1,53% dalam 24 jam terakhir.

Kesimpulan

Penurunan aktivitas jaringan Bitcoin memicu pertanyaan apakah BTC sudah overpriced atau masih punya ruang untuk naik. Meskipun ada kekhawatiran koreksi, prospek jangka panjangnya tetap bullish, dengan prediksi harga bisa mencapai $200.000 pada 2025.

Bagi yang ingin memanfaatkan peluang ini, Bittime adalah aplikasi beli Bitcoin yang aman dan berbiaya rendah. Jangan lewatkan kesempatan ini! Daftar Bittime sekarang dan nikmati kemudahan jual beli Bitcoin dan berbagai aset kripto lainnya! 

Disclaimer

Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi termasuk fluktuasi harga, kehilangan modal, risiko likuiditas, teknologi, dan regulasi yang menjadi tanggung jawab pribadi pengguna. Bittime adalah platform perdagangan aset kripto terdaftar di Bappebti yang menyediakan informasi berdasarkan riset internal, bersifat umum dan edukatif. Informasi ini bukan merupakan nasihat keuangan, investasi, hukum, atau perpajakan. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan. Pengguna wajib melakukan analisis mandiri dan memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang berlaku.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 10 kali dibaca

Share :

Baca Juga

PEPE vs SHIB: Siapa yang Bisa Tembus  Terlebih Dahulu?

Ekonomi

PEPE vs SHIB: Siapa yang Bisa Tembus $1 Terlebih Dahulu?
Kemenangan Mahasiswa BINUS ASO School of Engineering di Lintasan Balap

Ekonomi

Kemenangan Mahasiswa BINUS ASO School of Engineering di Lintasan Balap
CEO BlackRock: Bitcoin Bakal Tumbuh Pesat, Siapa Pun Presiden AS Terpilih

Ekonomi

CEO BlackRock: Bitcoin Bakal Tumbuh Pesat, Siapa Pun Presiden AS Terpilih
Sinergi Teknologi dan Kreativitas: Rahasia Kemenangan Tim Kode Keras di Impact National Hackathon 2024

Ekonomi

Sinergi Teknologi dan Kreativitas: Rahasia Kemenangan Tim Kode Keras di Impact National Hackathon 2024
Outfit Bodypack untuk Menghadapi Cuaca Tak Terduga di Musim Hujan

Ekonomi

Outfit Bodypack untuk Menghadapi Cuaca Tak Terduga di Musim Hujan
Kolaborasi Kadin Indonesia Trading House dan ASEI di Trade Expo Indonesia ke-39 untuk Mendukung Ekosistem Ekspor

Ekonomi

Kolaborasi Kadin Indonesia Trading House dan ASEI di Trade Expo Indonesia ke-39 untuk Mendukung Ekosistem Ekspor
Narasi Kripto Januari 2025: Token dan Proyek yang Wajib Diikuti

Ekonomi

Narasi Kripto Januari 2025: Token dan Proyek yang Wajib Diikuti
WSBP Inspiring Kindness Raih Juara 3 Anugerah Perhumas 2024 di World Public Relations Forum

Ekonomi

WSBP Inspiring Kindness Raih Juara 3 Anugerah Perhumas 2024 di World Public Relations Forum