RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Minggu, 2 Maret 2025 - 21:56 WIB

KAI Perkuat Sustainability dengan Transportasi Ramah Lingkungan Melalui Dekarbonisasi

Redaksi - Penulis Berita

KAI bersama Indonesian Society of Sustainability Professionals (ISSP) menggelar acara Ngariung & Sustainability Tour dengan tema “Dekarbonisasi Sektor Transportasi, Tantangan dan Peluang” di Balai Yasa Manggarai (28/2). Acara ini bertujuan memperkuat komitmen KAI dalam menciptakan transportasi ramah lingkungan serta berbagi wawasan mengenai strategi dan tantangan dalam upaya dekarbonisasi sektor transportasi melalui kolaborasi bersama berbagai pihak termasuk komunitas yang terdiri dari praktisi dari berbagai perusahaan, akademisi, konsultan, railfans, NGO serta berbagai lembaga multilateral lainnya.

Acara tersebut dibuka oleh Executive Vice President UPT Balai Yasa Manggarai KAI Idrus Fauzi yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya inovasi dalam menghadirkan transportasi ramah lingkungan. Ketua Umum ISSP Indonesia Satrio Dwi Prakoso turut menegaskan bahwa peran semua pihak sangat krusial dalam upaya bersama menekan emisi karbon di sektor transportasi.

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengelolaan Sarana KAI John Robertho menambahkan bahwa KAI terus mengembangkan berbagai inisiatif untuk menghadirkan transportasi berbasis energi bersih yang lebih berkelanjutan.

Dalam sesi diskusi VP Sustainability KAI Tria Mutiari memaparkan strategi KAI serta tantañgan yang dihadapi dalam dekarbonisasi transportasi. Berdasarkan data dari ITDP dan ICCT (2025), peningkatan penggunaan transportasi berbasis rel berpotensi mengurangi 66-125 ton CO₂ per penumpang-km per hari di Jabodetabek, asalkan moda transportasi publik semakin diperkuat. Namun, tantangan terbesar adalah kesiapan infrastruktur dan fasilitas transportasi publik yang memadai untuk mendukung peralihan dari kendaraan pribadi ke kereta api.

Sementara itu Spesialis Keberlanjutan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Widya Paramita menjelaskan bahwa sektor industri juga mengalami tantangan serupa dalam mengurangi emisi karbon. SBI telah mengimplementasikan berbagai inisiatif berkelanjutan, seperti penggunaan forklift listrik dan solar panel di fasilitas distribusi mereka, serta optimalisasi distribusi logistik dengan kereta api yang mampu mengurangi emisi hingga 45% dibandingkan angkutan truk.

Baca Juga :  Hadir di Grand Wisata Bekasi, BRI Finance Berikan Promo Menarik di KPR BRI Properti Expo 2025

Dari perspektif pengguna seorang pengguna setia Commuter Line Fitria Wulandari berbagi pengalaman mengenai pentingnya kesadaran masyarakat dalam memilih transportasi rendah karbon. Berdasarkan perhitungannya, perjalanan Bekasi-Jakarta sejauh 30 km dengan kereta api menghasilkan emisi karbon hanya 2.4 kg CO₂ per hari, jauh lebih rendah dibandingkan mobil pribadi yang mencapai 12 kg CO₂ per hari. Namun, ia juga menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi pengguna Commuter Line seperti berdesakan, gangguan perjalanan, dan keterbatasan fasilitas integrasi stasiun.

Pada kesempatan terpisah, Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyampaikan bahwa sebagai operator kereta api di Indonesia KAI telah mengimplementasikan berbagai langkah strategis untuk mengurangi emisi karbon dalam operasionalnya. Salah satu inisiatif utama adalah penerapan bahan bakar biodiesel B40 pada lokomotif sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Selain itu, KAI juga mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan melalui implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Transformasi digital juga dilakukan dengan penerapan sistem paperless office menggunakan Rail Document System (RDS) dan teknologi pengenalan wajah (face recognition), yang mendukung efisiensi operasional sekaligus mengurangi penggunaan kertas.

“Untuk memastikan operasionalnya semakin ramah lingkungan, KAI telah mengadopsi konsep bangunan hijau (green building) yang mendapatkan sertifikasi EDGE serta secara aktif melakukan pengukuran jejak karbon dalam layanan angkutan penumpang dan barang. Selain itu, program penghijauan melalui penanaman pohon dan pengelolaan limbah juga terus dilakukan guna mendukung ekosistem yang lebih sehat,” ungkap Anne.

Komitmen KAI dalam mewujudkan transportasi berkelanjutan telah diakui secara nasional dan internasional. Pada tahun 2024, perusahaan ini berhasil memperoleh skor ESG sebesar 41 dari S&P Global menempatkannya di jajaran 20% teratas sektor transportasi dan infrastruktur global. Di tingkat nasional, KAI meraih penghargaan bintang empat dalam ajang Indonesia Sustainability Award 2025 untuk kategori implementasi ESG yang komprehensif dan program pemberdayaan masyarakat terbaik.

Baca Juga :  Gratis Promosi Acara Kampus: CLAV Digital Dukung Mahasiswa Tingkatkan Eksposur

“Sebagai moda transportasi dengan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan kendaraan pribadi, kereta api menjadi solusi efektif dalam mengurangi polusi udara. Satu rangkaian kereta penumpang memiliki kapasitas yang setara dengan 160 mobil pribadi atau 560 sepeda motor, dengan emisi karbon hanya 41 gram CO2 per orang per kilometer, jauh lebih rendah dibandingkan kendaraan pribadi yang mencapai 192 gram CO2 per orang per kilometer. Dalam sektor angkutan barang, efisiensi emisi juga sangat signifikan, di mana satu rangkaian KA barang dengan muatan 3.050 ton hanya menghasilkan 4.563 kg CO2e per ton per kilometer, jauh lebih rendah dibandingkan 144 truk trailer yang mencapai 49.462 kg CO2e per ton per kilometer,” jelas Anne.

Meskipun telah menjalankan berbagai strategi dekarbonisasi, Anne mengatakan KAI masih menghadapi beberapa tantangan dalam upaya mencapai target emisi nol bersih. Salah satu tantangan terbesar adalah tingginya biaya investasi dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan, termasuk elektrifikasi jalur kereta api yang masih membutuhkan pendanaan besar. Penggunaan biodiesel B40 juga masih dalam tahap uji coba dan memerlukan penyesuaian teknis sebelum dapat diterapkan secara luas di seluruh sarana lokomotif.

“Sebagai bagian dari roadmap menuju Net Zero Emission (NZE) 2060, KAI terus mengembangkan teknologi Green Train, yang mencakup lokomotif hibrida dan listrik serta penerapan berbagai inovasi efisiensi energi. Dengan adanya acara Ngariung & Sustainability Tour ini, KAI berharap dapat menjalin kolaborasi lebih erat dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mempercepat transisi menuju sistem transportasi yang lebih berkelanjutan di Indonesia,” tutup Anne.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 5 kali dibaca

Share :

Baca Juga

VRITIMES Menjalin Kemitraan Media dengan Poros-Rakyat.com

Ekonomi

VRITIMES Menjalin Kemitraan Media dengan Poros-Rakyat.com
Connecting Maxians: Membangun Kebersamaan Antar dan Berbagi Kehangatan Bersama

Ekonomi

Connecting Maxians: Membangun Kebersamaan Antar dan Berbagi Kehangatan Bersama
Kolaborasi Kreatif Telkom dan Marica Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Yogyakarta

Ekonomi

Kolaborasi Kreatif Telkom dan Marica Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Yogyakarta
Kolaborasi Budaya Jepang-Indonesia Dalam Persiapan Menuju World Expo 2025 Osaka

Ekonomi

Kolaborasi Budaya Jepang-Indonesia Dalam Persiapan Menuju World Expo 2025 Osaka
Kapitalisasi Ethereum TVL Melonjak dan Pengaruhnya Pada Harga ETH

Ekonomi

Kapitalisasi Ethereum TVL Melonjak dan Pengaruhnya Pada Harga ETH
Topi Keren untuk Mahasiswa Aktif dan Stylish: Pilihan Terbaik dari Bodypack

Ekonomi

Topi Keren untuk Mahasiswa Aktif dan Stylish: Pilihan Terbaik dari Bodypack
High School Fest bersama Annisya Andrianti Bagikan Tips Bangun Self-branding di BINUS @Bekasi

Ekonomi

High School Fest bersama Annisya Andrianti Bagikan Tips Bangun Self-branding di BINUS @Bekasi
Bagaimana Hasil FOMC Mempengaruhi Harga Bitcoin? Ini Faktanya!

Ekonomi

Bagaimana Hasil FOMC Mempengaruhi Harga Bitcoin? Ini Faktanya!