Sriwijayatoday.com, Palembang, 19 April 2024 – Direktorat Intelkam Polda Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Aliansi Pemuda Lintas Agama Sumsel menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Menjaga Kerukunan Umat Beragama: Tantangan dan Solusi di Era Modern”. Acara ini berlangsung di Meeting Room Hotel Batiqa Palembang, Sabtu (19/04/2024), dengan suasana penuh kehangatan dan semangat persatuan.
FGD ini dihadiri oleh berbagai tokoh lintas agama, termasuk perwakilan dari agama Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Khonghucu, serta tamu undangan lainnya. Kapolda Sumsel diwakili oleh Kasubdit III Dit Intelkam AKBP H. Sukarminto, SH, MH, yang membuka diskusi dengan penuh optimisme.
“Persatuan dan kesatuan antar pemuda lintas agama di Sumsel sangat penting. Kita berharap mereka bisa menjadi pelopor penyejuk dan teladan bagi generasi muda lainnya, agar tidak mudah terprovokasi dan terjerumus ke dalam konflik sosial,” ujar AKBP Sukarminto.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun sebagai upaya mempererat tali silaturahmi dan membangun komunikasi antar pemuda lintas agama di Sumsel. “Alhamdulillah, saat ini Sumatera Selatan dalam kondisi Zero Konflik. Ini harus kita jaga bersama,” tambahnya. Ia juga mengimbau masyarakat dan mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh berita hoaks yang dapat memecah belah persatuan.
Dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Palembang, Kisworo, ST menyampaikan rasa terima kasih atas terselenggaranya acara ini.
“Ini langkah positif untuk mempererat ukhuwah dan menjalin silaturahmi antar umat beragama di Sumsel. Semoga acara seperti ini terus berlanjut demi terciptanya Sumsel yang sejahtera, aman, dan nyaman,” ujarnya.
Sementara itu, Johan dari Walubi Sumsel menyampaikan apresiasinya terhadap Polda Sumsel atas inisiasi kegiatan ini. “Kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama adalah perekat bangsa. Kegiatan semacam ini perlu dilakukan lebih sering agar semangat toleransi terus terjaga. NKRI adalah harga mati,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh I Putu Gede Aditya, Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Sumsel. Ia menilai kegiatan ini sangat positif, terutama bagi generasi muda. “Kita perlu ruang seperti ini untuk saling bertukar pendapat, menyatukan visi meski berbeda latar belakang.
Di Palembang, tempat ibadah seperti pura, klenteng, gereja, dan masjid bisa berdiri berdampingan, salah satu contoh nyata ada di kawasan Jakabaring. Ini menunjukkan bahwa toleransi di Sumsel berjalan dengan baik,” katanya.
Lebih lanjut, I Putu menegaskan pentingnya menerapkan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan beragama dan berbangsa. “Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI—semuanya menjadi fondasi kuat untuk merajut perbedaan menjadi kekuatan bersama,” pungkasnya.
Dengan semangat kebersamaan dan toleransi yang terus dijaga, Sumatera Selatan menjadi contoh harmonis bagi daerah lain dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di tengah arus modernisasi yang serba cepat.
(Snt/J)
Editor: Sriwijayatoday















