RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Rabu, 14 Mei 2025 - 18:50 WIB

Gencatan Senjata India-Pakistan Masih Rentan, Tuduh-Menuduh dan Ancaman Nuklir Mewarnai Ketegangan

Redaksi - Penulis Berita

Jakarta, 13 Mei 2025 – Ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir, India dan Pakistan, kembali mencuat meski keduanya telah menyepakati gencatan senjata sejak 10 Mei lalu. Meski situasi perbatasan dilaporkan relatif tenang, sejumlah insiden, saling tuduh pelanggaran, dan retorika tajam menunjukkan perdamaian masih rapuh.

Gencatan senjata diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump setelah empat hari baku tembak intensif yang menewaskan puluhan warga sipil. Trump menyebut kesepakatan ini sebagai hasil diplomasi intensif, meskipun pemerintah India enggan mengakui peran Amerika secara terbuka, diduga demi menjaga kebanggaan nasional.

Namun, hanya beberapa jam setelah kesepakatan itu, ledakan terdengar di Srinagar, wilayah Kashmir yang dikuasai India. Pihak India menuding Pakistan melanggar perjanjian, sementara Islamabad membantah dan menyebut pasukannya tetap menahan diri.

Komunikasi Terbatas, Ketegangan Masih Terasa

Pihak militer India dan Pakistan telah melakukan komunikasi via telepon untuk memperkuat komitmen gencatan senjata. Namun, pertemuan langsung antar militer disebut tertunda karena keputusan sepihak dari pihak India.

Di tengah suasana yang membaik, aktivitas penerbangan mulai kembali normal. India membuka kembali 32 bandara yang sempat ditutup, sementara Pakistan juga telah membuka wilayah udaranya. Kendati demikian, beberapa sekolah dan akses ke bandara Amritsar masih ditutup sebagai langkah antisipatif.

Baca Juga :  Harga Emas Turun Tipis Pasca Natal, Pasar Nantikan Kebijakan The Fed Tahun Depan

Masyarakat masih diliputi trauma. Seorang penumpang kereta dari Jammu ke Delhi mengaku akan menetap di ibu kota hingga yakin kondisi benar-benar aman. “Saya masih takut setelah ledakan kemarin,” ujarnya.

Ancaman Nuklir dan Retorika Tajam

Ketegangan meningkat setelah pernyataan keras Perdana Menteri India, Narendra Modi, yang memperingatkan akan menyerang “sarang teroris” di Pakistan bila terjadi serangan ulang. Ia juga menegaskan India tidak gentar dengan ancaman nuklir dari Islamabad.

“Setiap serangan teroris di India akan dibalas dengan tindakan tegas sesuai syarat kita sendiri,” kata Modi dalam pidato nasional. Ia menegaskan bahwa “teror dan dialog tidak bisa berjalan beriringan.”

Sementara itu, Pakistan mengisyaratkan kesiapan penggunaan senjata nuklir dalam konflik bila merasa eksistensinya terancam, meski kemudian Menteri Pertahanan Pakistan membantah adanya rapat terkait hal tersebut.

Operasi Militer dan Saling Klaim Kemenangan

India meluncurkan Operasi Sindur pada 7 Mei sebagai respons atas serangan teroris di Pahalgam yang menewaskan 26 wisatawan, termasuk satu warga Nepal. India menyatakan hanya menargetkan infrastruktur teroris, namun Pakistan menuduh India menyerang lima pemukiman sipil, menewaskan sedikitnya 31 orang dan melukai puluhan lainnya.

Baca Juga :  Hasan Coffee Arabica Selalu Di kunjungi Penggemar Kopi dari Berbagai Kalangan

Kedua negara saling mengklaim kemenangan dalam konfrontasi ini. India mengunggah citra satelit yang menunjukkan kerusakan besar di pangkalan militer Pakistan, sedangkan Pakistan menyatakan berhasil menembak jatuh lima jet tempur India, termasuk tiga pesawat Rafale.

Meski India tidak secara resmi mengakui kehilangan pesawat, pernyataan dari pejabat tinggi Angkatan Udara India yang enggan memberikan rincian semakin memicu spekulasi.

Upaya Diplomasi dan Harapan Perdamaian

Masyarakat internasional, termasuk China dan AS, terus menyerukan agar kedua negara menahan diri. Amerika Serikat menyatakan akan memainkan peran konstruktif demi perdamaian jangka panjang. IMF juga menyetujui pinjaman tambahan sebesar USD 1,4 miliar untuk Pakistan guna mendukung program ketahanan iklim, yang ikut mendorong pemulihan pasar finansial negara tersebut.

Walau situasi telah mereda di banyak wilayah, baik India maupun Pakistan masih menunjukkan sikap waspada tinggi. Dengan belum adanya jaminan perdamaian abadi, kawasan Asia Selatan masih berada di bawah bayang-bayang konflik bersenjata yang bisa meletus kapan saja.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 5 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Relawan Bakti BUMN di Tanjung Enim Pastikan Manfaat Alam Dirasakan Langsung oleh Masyarakat

Ekonomi

Relawan Bakti BUMN di Tanjung Enim Pastikan Manfaat Alam Dirasakan Langsung oleh Masyarakat
1 Tahun Studio Gim Noobzilla di Steam: Pelajaran Berharga untuk Pengembang Gim Lokal

Ekonomi

1 Tahun Studio Gim Noobzilla di Steam: Pelajaran Berharga untuk Pengembang Gim Lokal
Layanan Pengiriman Berpendingin KAI Logistik Tumbuh 16%, Dorong Ketahanan Pangan dan Distribusi Nasional

Ekonomi

Layanan Pengiriman Berpendingin KAI Logistik Tumbuh 16%, Dorong Ketahanan Pangan dan Distribusi Nasional
KAI Group Dorong Transportasi Berkelanjutan, Layani 78,5 Juta Penumpang dalam Dua Bulan Pertama 2025

Ekonomi

KAI Group Dorong Transportasi Berkelanjutan, Layani 78,5 Juta Penumpang dalam Dua Bulan Pertama 2025
CSR Hijau Tak Hanya Soal Alam, Tapi Juga Kesejahteraan Sosial

Ekonomi

CSR Hijau Tak Hanya Soal Alam, Tapi Juga Kesejahteraan Sosial
OJK Rencanakan Wajib Asuransi TPL Motor-Mobil, Ini Tanggapan Praktisi Asuransi

Ekonomi

OJK Rencanakan Wajib Asuransi TPL Motor-Mobil, Ini Tanggapan Praktisi Asuransi
Bersama Mitra Strategis Port Academy Cetak Tenaga Kerja Profesional di Sektor Bongkar Muat

Ekonomi

Bersama Mitra Strategis Port Academy Cetak Tenaga Kerja Profesional di Sektor Bongkar Muat
DWP (DPMPTSP) Muara Enim Programkan Bahan Pangan Bersubsidi

Berita Sumatera

DWP (DPMPTSP) Muara Enim Programkan Bahan Pangan Bersubsidi