RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Senin, 26 Mei 2025 - 17:12 WIB

Terungkap! Ini Akar Masalah Kebocoran Dana Bank DKI

Redaksi - Penulis Berita


Apa yang Sebenarnya Terjadi di Bank DKI?

Dalam beberapa minggu terakhir, publik dikejutkan dengan berita tentang gangguan sistem besar-besaran di Bank DKI, salah satu bank milik pemerintah daerah DKI Jakarta.

Tak sekadar error teknis biasa, gangguan ini berdampak nyata dan serius: mulai dari tidak berfungsinya layanan ATM dan mobile banking, hingga penyaluran dana bantuan KJP yang tertunda.

Lebih mengejutkan lagi, kasus ini disinyalir disertai dengan kebocoran dana dalam jumlah besar yang menurut berbagai media bisa mencapai puluhan miliar rupiah, meskipun pihak bank belum mengonfirmasi angka pastinya secara resmi.

Menurut pemberitaan media dan keterangan resmi dari Bank DKI serta Pemprov DKI, insiden ini terjadi dalam tiga gelombang, menandakan adanya kegagalan sistemik pada infrastruktur IT internal Bank DKI.

Dari Gangguan Layanan hingga Pencopotan Direktur IT

Masalah dimulai saat nasabah tidak dapat mengakses aplikasi perbankan dan ATM selama masa libur Lebaran, periode krusial bagi transaksi keuangan masyarakat. Namun, itu baru permulaan.

Tak lama kemudian, diketahui bahwa dana dalam jumlah besar telah bocor tanpa otorisasi. Proses investigasi mengindikasikan bahwa kebocoran tersebut berasal dari celah dalam akses internal sistem IT.

Dampaknya tidak main-main. Selain kerugian material yang belum sepenuhnya diklarifikasi ke publik, manajemen Bank DKI akhirnya mencopot Direktur IT dan Operasional sebagai bentuk tanggung jawab atas lemahnya sistem keamanan.

Baca Juga :  Program Computer Science Raih Akreditasi Unggul

Lantas, Apa yang Salah?

Dari sisi teknis, ada beberapa titik lemah yang diduga menjadi penyebab kebocoran:

Kontrol akses internal yang longgar

Tidak adanya sistem peringatan dini saat terjadi anomali transaksi

Audit log yang terbatas sehingga menyulitkan pelacakan

Minimnya penerapan arsitektur keamanan berbasis Zero Trust, sebuah pendekatan modern yang mengasumsikan bahwa semua akses, baik internal maupun eksternal, harus diverifikasi

Artinya, meskipun sistem IT terlihat canggih, tanpa fondasi keamanan yang kuat dan pemantauan berlapis, kebocoran bisa terjadi kapan saja dan sering kali baru terdeteksi ketika semuanya sudah terlambat.

Kalau Ada Solusi Seperti SealSuite Sejak Awal?

Di tengah maraknya ancaman siber dan kompleksitas sistem IT modern, kini banyak perusahaan termasuk perbankan yang mulai beralih ke solusi keamanan berbasis Zero Trust.

Salah satu platform yang dikembangkan dengan pendekatan ini adalah SealSuite, sebuah solusi IT security & governance yang mampu mengelola:

Identitas dan hak akses pengguna (IAM)

Keamanan endpoint seperti laptop, server, dan perangkat mobile

Pengamanan aplikasi SaaS dan jaringan internal

Monitoring aktivitas & deteksi anomali secara real-time

Bayangkan jika sejak awal, sistem keamanan yang diadopsi sudah mengandalkan pendekatan seperti ini. Bukan tidak mungkin, kebocoran dana tersebut bisa dicegah lebih awal atau bahkan tidak terjadi sama sekali.

Pelajaran Berharga untuk Semua Industri

Insiden di Bank DKI ini bukan hanya masalah internal sebuah BUMD, tapi menjadi peringatan penting bagi seluruh pelaku industri terutama yang mengelola data sensitif dan aset digital dalam jumlah besar.

Baca Juga :  Tokocrypto Tingkatkan Pemahaman Kripto di Kalangan Generasi Muda Indonesia

Risiko keamanan tidak selalu datang dari luar; sering kali justru dari dalam, ketika kontrol internal tidak disiplin dan sistem tidak mampu mengawasi perilaku pengguna.

Untuk perusahaan yang belum memiliki sistem keamanan terintegrasi, sudah saatnya melihat keamanan IT bukan sebagai beban biaya, melainkan sebagai investasi jangka panjang.

Kepercayaan pelanggan bisa hancur dalam satu insiden, tapi perlu waktu bertahun-tahun untuk membangunnya kembali.

Pelajaran dari Insiden Bank DKI

Kisah Bank DKI ini menjadi pengingat nyata bahwa keamanan data adalah pondasi dari kepercayaan dan kelangsungan bisnis di era digital. 

Mengabaikannya bisa berujung pada kerugian miliaran rupiah, reputasi yang tercoreng, bahkan kehilangan pelanggan setia.

Dan bagi perusahaan yang ingin bertindak preventif, ada banyak cara untuk melakukannya, mulai dari meninjau ulang arsitektur sistem, mengadopsi pendekatan Zero Trust, hingga mempertimbangkan platform keamanan yang bisa memberikan visibilitas dan kontrol menyeluruh terhadap sistem IT perusahaan.

Jangan menunggu sampai krisis datang. Karena dalam dunia digital, yang cepat dan sigaplah yang akan selamat.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana bisnis Anda bisa lebih terlindungi, mari berdiskusi bersama. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut!

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 6 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

PP 28/2025 dan Dampaknya bagi Investor Asing serta Pelaku Usaha di Indonesia

Ekonomi

VRITIMES dan Pojokindonesia.com Jalin Kerja Sama untuk Menghadirkan Berita Berkualitas

Ekonomi

Masa Depan Teknologi AV: Insights dari MLV Teknologi dan Extron

Ekonomi

Apa itu Training Sertifikasi POU Energy Academy?

Ekonomi

Dukung Modernisasi Rel Kereta, KAI Logistik Distribusikan 5.656 Batang Rel KA ke Berbagai Daerah

Ekonomi

PT Affan Technology Indonesia Hadir sebagai Stakeholder Industri dalam Review Kurikulum Prodi Kewirausahaan Universitas Jambi

Ekonomi

Great Eastern Life Indonesia dan OCBC Luncurkan GREAT Prestige Optima Protector untuk Bantu Nasabah Wujudkan Aspirasi Finansial Lebih Cepat

Ekonomi

Pacaran Hemat Agar Bisa Menabung untuk Masa Depan Bersama