RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Rabu, 28 Mei 2025 - 17:43 WIB

Generasi Muda dan Dunia Usaha Bertemu untuk Masa Depan yang Lebih Hijau

Redaksi - Penulis Berita

Jakarta, 22 Mei 2025 — Diskusi lintas sektor mengenai keberlanjutan lingkungan menjadi sorotan utama dalam gelaran Open House Vol.3 yang diselenggarakan oleh komunitas lingkungan pada Kamis (22/5). Acara ini dihadiri oleh 27 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk LSM, pelaku industri, komunitas, hingga akademisi, dengan tujuan membahas tantangan dan peluang dalam menerapkan prinsip keberlanjutan di berbagai lini. 

Kegiatan dimulai dengan pemaparan dari dua organisasi masyarakat sipil yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan pesisir. Ocean Guard, sebuah inisiatif yang digagas oleh mahasiswa, menyampaikan pentingnya edukasi publik terhadap kondisi ekosistem laut yang kian memburuk. Sementara itu, Komunitas LEVA memaparkan pendekatan rehabilitasi mangrove berbasis pemberdayaan masyarakat pesisir, termasuk pelaku wisata dan UMKM.

Talkshow menghadirkan para narasumber inspiratif:

1. Regina Inderadi (ISSP Indonesia)

2. Adryan Hafizh / Bang Yahe (Kolaborasi.co & LindungiHutan)

Baca Juga :  VRITIMES dan Suaranet.com Resmi Jalin Kerja Sama Strategis

3. dr. Andri Theja (PT Salam Pacific Indonesia Lines)

Dalam sesi ini, Bang Yahe menyoroti pergeseran tren industri terhadap isu gas karbon, yang tidak lagi menjadi tanggung jawab tunggal industri, melainkan juga individu. Ia menekankan pentingnya aksi konkret seperti pengurangan plastik dan penanaman pohon untuk mengatasi isu lingkungan yang kompleks dan jangka panjang.

Regina menambahkan bahwa perubahan regulasi, seperti dari OJK dan meningkatnya kesadaran pelanggan menuntut korporasi untuk lebih terbuka dan proaktif dalam praktik keberlanjutan. Perusahaan yang mampu berinovasi hijau kini lebih kompetitif dan dipercaya konsumen.

Dari sisi korporasi, dr. Andri menjelaskan bagaimana SPIL menerapkan prinsip keberlanjutan dalam proses bisnisnya. Edukasi internal menjadi kunci, termasuk perubahan budaya kerja melalui kebiasaan sederhana seperti penggunaan tumbler hingga daur ulang seragam.

Kolaborasi antar sektor menjadi titik terang dalam diskusi ini. Banyak pihak menilai bahwa kerja sama antara komunitas, industri, dan pemerintah dapat mempercepat proses inovasi ramah lingkungan, terutama dalam menjawab kebutuhan spesifik tiap sektor. Pendekatan kolaboratif juga memungkinkan adopsi solusi yang lebih inklusif, dari perusahaan besar hingga pelaku UMKM.

Baca Juga :  VRITIMES dan Netizenviralnews.com Jalin Kemitraan Strategis untuk Sajikan Konten Berita Inovatif

Isu edukasi keberlanjutan bagi generasi muda juga mencuat dalam sesi tanya jawab. Para peserta sepakat bahwa pemahaman tentang lingkungan perlu ditanamkan sejak dini melalui praktik sederhana dalam kehidupan sehari-hari, disesuaikan dengan konteks usia dan pemahaman anak.

Ketiga narasumber mengajak semua pihak, baik individu maupun institusi, untuk bergerak bersama dalam menjaga keberlangsungan bumi. Andri menutup dengan analogi sederhana: “Bumi ibarat tubuh manusia yang menua, perlu kita rawat bersama.” Bang Yahe menambahkan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil: “Mulai aja dulu.”

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 14 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Rahasia Sukses: Mengapa Software Akuntansi Jadi Kunci Utama Keuntungan Anda!

Ekonomi

Serunya Kuliah Double Degree BINUS University International: Flavia Priscilla Rasakan Global Experience di Macquarie University

Ekonomi

Belanja, Hangout, hingga Kulineran di Grand Galaxy Park Mall Bekasi

Ekonomi

Dari Jakarta ke Dieng: Pendaki BRIPALA DKI Jelajahi Keindahan Gunung Prau

Ekonomi

KAI Bersama UMKM Binaan Turut Serta dalam Program Pelatihan “UMKM Naik Kelas” untuk Wujudkan Ekonomi Mandiri dan Berkelanjutan

Ekonomi

Banyak Peminat, KAI Daop 6 Tambah KA dengan Tarif Khusus per 1 Juni 2025

Ekonomi

Harga Emas Melemah, Dolar AS dan Geopolitik Jadi Faktor Penekan

Ekonomi

Harga Emas Masih Stabil Setelah Cetak Rekor, Tren Kenaikan Berlanjut