RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 14:56 WIB

Momentum Bullish Terbentuk, Pasar Fokus pada Arah Kebijakan The Fed

Redaksi - Penulis Berita

Harga emas (XAU/USD) kembali menunjukkan potensi penguatan di tengah meningkatnya optimisme pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). Pernyataan dovish dari pejabat The Fed memperkuat ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter dalam waktu dekat. Kondisi ini berpotensi menekan Dolar AS dan menjadi katalis positif bagi harga emas yang sensitif terhadap perubahan suku bunga.

Emas pada dasarnya tidak memberikan imbal hasil (yield), sehingga ketika suku bunga riil turun, daya tarik logam mulia ini otomatis meningkat. Ekspektasi pemangkasan suku bunga menciptakan peluang besar bagi investor untuk kembali menempatkan posisi di aset safe haven seperti emas. Selain itu, meningkatnya tensi geopolitik global serta potensi gangguan pasokan komoditas juga turut memperkuat permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai.

Dari sisi teknikal, menurut analisis dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, struktur harga emas masih memperlihatkan kecenderungan bullish yang solid. Andy menegaskan bahwa selama harga tidak menembus level kunci $3.802, tren kenaikan masih terjaga dan peluang untuk menguji area $4.500 per troy ounce tetap terbuka pada minggu depan. “Level $3.802 menjadi titik psikologis penting. Jika level ini ditembus, skenario reversal bisa membawa harga turun lebih dalam menuju $3.628, tetapi selama bertahan di atasnya, prospek jangka menengah masih positif,” jelasnya.

Baca Juga :  Utang Produktif, Saat Cicilan Bukan Beban Tapi Jalan Menuju Cuan

Dukungan fundamental terhadap kenaikan emas juga datang dari aktivitas pembelian oleh bank sentral global dan meningkatnya minat diversifikasi aset dari investor institusional. Banyak lembaga keuangan besar kini menilai bahwa dolar AS mulai kehilangan dominasinya, terutama di tengah ketegangan geopolitik dan perlambatan ekonomi global. Pembelian emas dalam jumlah besar menjadi strategi umum bagi bank sentral untuk menjaga kestabilan cadangan devisa serta melindungi nilai kekayaan dari fluktuasi mata uang.

Baca Juga :  BRI-MI Rajai Segmen Reksa Dana Terproteksi dengan Dana Kelolaan Rp 20,98 Triliun

Selain itu, faktor pelemahan indeks dolar (DXY) juga memainkan peran besar dalam menjaga momentum positif emas. Setiap kali dolar menunjukkan tanda-tanda pelemahan, harga emas cenderung naik karena menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lain. Saat ini, investor global juga memperhatikan potensi lonjakan permintaan safe haven apabila muncul ketegangan politik baru atau ketidakstabilan di pasar keuangan internasional.

Namun, Andy mengingatkan bahwa menjelang rilis data inflasi dan keputusan The Fed pekan depan, volatilitas masih mungkin meningkat. Jika The Fed menunda langkah pemangkasan suku bunga, tekanan korektif bisa muncul. Sebaliknya, jika sinyal pelonggaran kebijakan semakin kuat, emas berpeluang menembus level resistance psikologis baru.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 10 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

KAI Daop 1 Jakarta Lakukan Penertiban Bangunan Liar di Bawah Jembatan BH 304 Rangkasbitung – Jambu Baru

Ekonomi

KAI Properti Gelar Lomba Semarakkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI

Ekonomi

Benarkah Bitcoin Sudah Terlalu Mahal? Indikator Ini Mengungkap Faktanya!

Ekonomi

Dibuka Presiden Joko Widodo, TEI ke-39 Momentum Dorong Ekspor dan Tingkatkan Daya Saing Produk

Ekonomi

Aethir Resmi Hadirkan Token ATH di Tokocrypto: Revolusi Cloud Gaming dan AI Dimulai

Ekonomi

Voices of Tomorrow: Program Pelatihan Jurnalistik Internasional untuk Jurnalis Muda Indonesia

Ekonomi

Hotel Horison Arcadia Wahid Hasyim Jakarta Hadir dengan tema “Legacy of Batavia, Spirit of Modern Business”

Ekonomi

Experience the Magic of “The Nutcracker” Ballet in Jakarta – Last Chance to Secure Your Seats!