RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Minggu, 2 November 2025 - 09:25 WIB

Green Skilling 28 Bahas Peluang Kolaborasi Startup dan Korporasi di Pasar Karbon dan Circular Economy 2026

Redaksi - Penulis Berita

Jakarta, 2 November 2025 — LindungiHutan kembali menggelar Green Skilling Vol. 28 bertajuk “Carbon Innovation Landscape 2026: Peluang Startup & Corporate di Circular Economy & Carbon Market” pada 30 Oktober 2025. Diskusi ini menyoroti arah baru inovasi karbon di Indonesia menjelang 2026, dengan fokus pada kolaborasi strategis antara startup hijau dan korporasi besar dalam membangun ekonomi sirkular dan pasar karbon yang kredibel.

Webinar ini menghadirkan pembicara dari berbagai sektor, di antaranya LindungiHutan, PT Biro Karbon Nusantara, dan AFS Lawyer Partnership, serta Asosiasi Ahli Karbon Indonesia (Aceksi). Diskusi menyoroti potensi, tantangan, dan strategi dalam memperkuat ekosistem inovasi karbon di Indonesia, mulai dari penerapan teknologi hijau, regulasi baru, hingga model kolaborasi yang dapat mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Sejak berdiri pada 2016, LindungiHutan telah menanam lebih dari 1 juta pohon di berbagai daerah di Indonesia. Platform digital ini memungkinkan donatur untuk memantau pertumbuhan pohon secara real-time dan turut berpartisipasi dalam upaya penyerapan karbon melalui fitur seperti Imbangi (kalkulator karbon) dan Kolaboratory (platform kolaborasi hijau bagi brand dan korporasi). Model berbasis transparansi ini menjadi contoh nyata bagaimana startup lingkungan dapat membangun kepercayaan publik dan memperluas dampak sosial-ekologis melalui teknologi.

Baca Juga :  Memahami Lisensi PSE untuk Bisnis Online di Indonesia

Sementara itu, PT Biro Karbon Nusantara memaparkan praktik bisnis sirkular melalui proyek biogas bersertifikat Gold Standard yang mengubah limbah organik menjadi energi dan pupuk organik. Model ini tidak hanya menghasilkan manfaat lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar melalui energi terbarukan dan kredit karbon.

Dalam sesi diskusi, para panelis menyoroti pentingnya regulasi baru Perpres 110 Tahun 2025 yang menggantikan Perpres 98/2021, memperkuat pasar karbon sukarela, dan memperkenalkan registri baru untuk kredit karbon. Regulasi ini diharapkan meningkatkan transparansi dan integrasi standar internasional seperti Article 6 dari Paris Agreement.

Diskusi juga membahas peluang besar bagi startup dalam mengembangkan teknologi pengukuran dan verifikasi digital (digital MRV), teknologi penghilangan karbon seperti Biochar dan Carbon Capture and Storage (CCS), serta model bisnis inovatif seperti carbon collaboration as a service yang memungkinkan startup dan korporasi berbagi peran dalam mitigasi emisi.

Baca Juga :  Emas Masih dalam Tekanan Efek Sentimen Ekonomi dan Politik AS

Kolaborasi antara startup dan korporasi dinilai menjadi kunci akselerasi transisi hijau. Model co-development project dan green investment memungkinkan startup melakukan uji coba teknologi dengan dukungan dana dan jaringan korporasi, sementara korporasi memperoleh manfaat reputasi, pengurangan risiko, serta kontribusi nyata terhadap target Net Zero Emission.

Para narasumber menegaskan bahwa kredit karbon seharusnya menjadi pelengkap, bukan pengganti, upaya pengurangan emisi langsung. Transparansi data, verifikasi independen, dan pelaporan terbuka menjadi syarat utama agar pasar karbon Indonesia tetap kredibel dan terhindar dari praktik greenwashing.

Melalui Green Skilling edisi ke-28 ini, LindungiHutan menegaskan komitmennya dalam memperkuat literasi dan kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem karbon yang adil, transparan, dan berdampak nyata bagi iklim serta ekonomi nasional.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 7 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Kenali Keunggulan Gear Motor Elektrik untuk Aplikasi Industri Modern

Ekonomi

UNDP, BAPPENAS, dan DEN Gelar Dialog Tingkat Tinggi tentang AI dan Pembangunan Manusia dalam Peluncuran Laporan Pembangunan Manusia UNDP 2025

Ekonomi

KAI Daop 8 Surabaya Raih Penghargaan Booth Terfavorit di Surabaya Great Expo 2025

Ekonomi

Pasca SEC Tarik Banding, XRP Naik Tajam Lalu Terkoreksi: Bitcoin Juga Ikut Tertekan

Ekonomi

Fokus pada Tata Kelola dan Compliance, Corporate Secretary WSBP Raih SWA Corporate Secretary Champion 2025

Ekonomi

Daya Beli Turun, Gimana Nasib Pengusaha di 2025?

Ekonomi

Ciptakan Momen Tak Terlupakan: Romantic Dinner Spesial di Escape Rooftop Bar

Ekonomi

Memahami Perbedaan Cashback dan Loyalty Points, Mana yang Lebih Disukai oleh Pelanggan?