RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Jumat, 7 November 2025 - 14:02 WIB

Emas Bergerak Hati-Hati di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga The Fed

Redaksi - Penulis Berita

Harga emas (XAU/USD) diperdagangkan dalam rentang sempit pada sesi Kamis (6/11) dengan kecenderungan menguat tipis seiring sentimen pasar yang kembali berhati-hati menjelang rilis sejumlah data ekonomi penting dari Amerika Serikat.

Ketidakpastian global dan naiknya permintaan aset safe-haven masih menawarkan dukungan bagi emas, tetapi tekanan dari sisi kebijakan moneter tetap menjadi hambatan utama bagi kenaikan harga yang lebih agresif.

Secara teknikal, menurut analisis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha,  harga emas masih berada dalam fase konsolidasi dengan kecenderungan pelemahan yang belum sepenuhnya berakhir. Jika tekanan jual berlanjut, emas diperkirakan berpeluang melemah menuju area $3.812 dalam beberapa sesi perdagangan ke depan.

Level ini dipandang sebagai support penting yang akan menentukan arah pergerakan selanjutnya. Namun, apabila harga berhasil melakukan rebound dan menembus zona resistance $4.167, maka momentum bullish berpotensi menguat dan membuka ruang kenaikan menuju $4.381.

Pergerakan emas saat ini banyak dipengaruhi oleh dinamika dolar AS dan ekspektasi terkait arah suku bunga Federal Reserve. Setelah sempat melemah, dolar kembali menunjukkan pemulihan terbatas akibat komentar hawkish dari beberapa pejabat The Fed yang menekankan bahwa masih terlalu dini bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga.

Baca Juga :  Terra Drone Terdaftar di Pasar Pertumbuhan Bursa Efek Tokyo

Hal ini menahan optimisme pasar terhadap peluang pelonggaran kebijakan, sehingga membatasi potensi kenaikan emas. Karena emas tidak memberikan imbal hasil, tingginya suku bunga membuat investor lebih memilih aset berbasis yield seperti obligasi.

Namun demikian, kekhawatiran mengenai ketegangan geopolitik di beberapa kawasan serta perlambatan ekonomi global membantu menjaga permintaan safe-haven.

Investor tetap menempatkan emas sebagai aset lindung nilai ketika risiko eksternal meningkat, terutama di tengah sinyal perlambatan konsumsi dan aktivitas industri di beberapa ekonomi besar dunia. Situasi ini menempatkan emas dalam posisi netral, dengan potensi kenaikan yang bersifat bertahap dan masih sangat bergantung pada perkembangan fundamental jangka pendek.

Rilis data ekonomi Amerika Serikat menjadi fokus utama pasar dalam beberapa hari ke depan. Jika data tenaga kerja swasta seperti ADP Non-Farm Employment Change, inflasi, atau survei manufaktur menunjukkan hasil lebih lemah dari perkiraan, maka pasar dapat kembali meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan mempertimbangkan pelonggaran suku bunga lebih cepat.

Baca Juga :  "Too Big to Ignore": Bitcoin (BTC) Mendominasi di tahun 2024, Akankah Berlanjut di 2025?

Skenario ini dapat menjadi katalis positif bagi emas, membuka peluang pergerakan naik yang lebih kuat. Dalam kondisi tersebut, emas berpotensi memperpanjang penguatan menuju area resistance kunci selanjutnya.

Namun, apabila data justru menunjukkan ketahanan ekonomi AS yang solid, maka dolar AS kemungkinan kembali menguat. Kondisi ini dapat memicu tekanan jual pada emas, terutama jika imbal hasil obligasi AS meningkat. Sentimen tersebut berpotensi memperkuat arah bearish jangka pendek.

Dengan kondisi pasar yang sensitif terhadap perubahan data dan arah kebijakan moneter, pelaku pasar disarankan untuk tetap berhati-hati, menjaga manajemen risiko, dan mengikuti perkembangan fundamental global secara lebih dekat dalam jangka waktu dekat.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 4 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

PECD Uniportal: Pulihkan Saraf Kejepit di Leher dengan Satu Sayatan Kecil

Ekonomi

Ungkap Strategi Anti Penipuan untuk Startup Fintech, Maxy Academy Mengundang Pakar Fintech

Ekonomi

Tantangan Manajemen Teknologi di Kantor Multi-Cabang dan Solusi dari MLV Teknologi dan Crestron untuk Optimalisasi Operasional

Ekonomi

Tak Selalu Wangi: Jalan Terjal Gilang Margi di Balik Omzet 40 Juta Gudang Parfum Import

Ekonomi

CRM + AI = Masa Depan Customer Service yang Dimulai dari Barantum

Ekonomi

Event Teknologi dan Pameran di Jakarta Japan Tech Indonesia 2025 Menjadi Pintu Gerbang Peluang Baru Bersama Startup dan Industri Jepang di Indonesia

Ekonomi

KAI Daop 1 Jakarta Ajak Masyarakat Tidak Beraktivitas di Jalur Rel dan Tidak Membangun Perlintasan Ilegal

Ekonomi

Susu Mede Pertama di Indonesia, Inovasi Bangsa yang Penuh Manfaat dan Kebaikan Alami: PLANTIQ Cashew Milk