SRIWIJAYATODAY.COM // MAKASSAR-SULSEL, Kebiasaan atau Tradisi Mappettuada yaitu melamar calon pengantin perempuan dengan membawa uang panaik atau uang belanja yang dilengkapi dengan seserahan atau erang erang yang berisi kue kue tradisional yang dibawa oleh keluaga dekat calon mempelai calon laki laki dengan berpakaian adat alat bugis makassar, yang mana tradisi tersebut sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat khususnya kalangan masyarakat Adat Bugis makassar sulawesi selatan, disaat akan melamar perempuan, tradisi ini juga dilakukan keluarga calon mempelai laki laki Muhammad Askar,S.kom kepada keluarga calon mempelai perempuan Nur Reski Puji Astuti,SE dikediamannya jalan gunung salahutu 1 No 11 A RT 02 /RW 01 kelurahan Maradekaya Utara kecamatan Makassar kota makassar, Minggu (31/7/22)
Prosesi mappetuada berlangsung cukup hikmad dan haru, mengingat moment tersebut awal dari memulai penyatuan dua insan berbeda dalam satu ikatan perkawinan serta dua rumpung keluarga yang berbeda suku yakni suku bugis Enrekang dengan suku Makassar.
Pada kesempatan mappetuada tersebut disepakati pula antara lain uang Panaik ( istilah suku bugis makassar) atau uang belanja, Mahar, waktu akad Nikah , serta waktu pesta masing masing kedua mempelai.
Dari pihak calon mempelai perempuan Nur Reski Puji Astuti,SE diwakili keluarga Ir.Tajuddin Nuhung,MSP, mengucap syukur Alhamdulillah atas kedatangan keluarga Calon mempelai laki laki Muhammad Askar,S.Kom, ” Alhamdulillah, hari ini kami menerima rombongan keluarga Muhammad Askar,S.kom dengan maksud untuk melamar Anakda kami Nur Reski Puji Astuti,SE, maka atas nama keluarga kami menerima lamaran ini,” ucap Ir Tajuddin Nuhung,MSp dengan mata terkaca kaca.
Acara dilanjutkan dengan pemasangan cincin pengikat kepada calon mempelai perempuan Nur Reski puji Astuti, SE oleh keluarga Calon mempelai laki laki yang dwakili oleh tantenya.dan swaafhoto bersama.(sym)