RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Selasa, 26 Agustus 2025 - 15:43 WIB

Bitcoin Anjlok, Pasar Aset Kripto Bergejolak Pasca Pidato The Fed

Redaksi - Penulis Berita

Jakarta, 26 Agustus 2025 – Dalam beberapa hari terakhir, pasar aset kripto menunjukkan tren yang sangat kontras, di mana kegembiraan awal pasca-pidato Ketua The Fed, Jerome Powell dengan cepat memudar, terutama bagi Bitcoin. 

Penurunan tajam Bitcoin ini tidak terlepas dari beberapa faktor. Meskipun pidato Powell di Jackson Hole secara umum dianggap lebih dovish karena ia menekankan kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja, pasar tampaknya kembali mencermati detail yang lebih ketat. 

Meskipun pada awalnya pasar bereaksi positif dan Bitcoin sempat naik hingga 4%, sentimen bullish tersebut tidak bertahan lama. Sebaliknya, Bitcoin turun sebanyak 2,95% dalam 7 hari terakhir hingga saat ini mencapai $112.000. Penurunan ini menunjukkan bahwa di balik euforia yang singkat, masih ada keraguan yang mendalam di pasar, terutama terkait arah kebijakan moneter The Fed ke depan.

Para investor juga menyadari bahwa keputusan pemotongan suku bunga di bulan September belum sepenuhnya pasti. Pernyataan dari beberapa pejabat The Fed lainnya, seperti Presiden Fed Cleveland Beth Hammack, yang merasa inflasi masih terlalu tinggi, menambah keraguan ini. Faktor ini membuat para investor yang sebelumnya mendorong kenaikan harga, kembali berhati-hati.

Selain itu, data pasar juga menunjukkan adanya aksi jual yang signifikan. Menurut laporan, ETF spot Bitcoin mengalami arus keluar bersih yang besar, mencapai miliaran dolar. Hal ini berbeda dengan Ethereum yang menunjukkan arus keluar yang jauh lebih kecil, menandakan bahwa minat beli baru lebih condong ke Ethereum. Perbedaan ini juga bisa menjadi pemicu dari penurunan harga Bitcoin yang secara tiba-tiba.

Baca Juga :  PT Metropolitan Golden Management Rayakan 22 Tahun dan Luncurkan Svvasana d’Andara sebagai Destinasi Baru Berkonsep Nature Futuristic

Ke depan, fokus pasar akan tertuju pada data-data ekonomi penting yang akan dirilis pada Jumat, 29 Agustus 2025, yaitu Personal Consumption Expenditures (PCE), yang merupakan ukuran inflasi favorit The Fed, akan menjadi penentu krusial. Hasil dari data ini, bersama dengan survei ekspektasi inflasi dari Universitas Michigan, akan menjadi faktor krusial yang dipertimbangkan oleh Federal Open Market Committee (FOMC) sebelum pertemuan kebijakan mereka di bulan September 2025 mendatang.

Hingga saat itu, pasar kripto diperkirakan akan tetap berada dalam kondisi yang sangat volatil, dengan potensi penurunan lebih lanjut jika data-data ekonomi tidak sesuai dengan harapan pasar akan pemotongan suku bunga.

Selain itu, penurunan harga Bitcoin juga berdampak langsung pada investor kripto di Indonesia, karena aset-aset seperti Bitcoin dan Ethereum diperdagangkan secara global, sehingga fluktuasi harga di luar negeri akan langsung tercermin di bursa dalam negeri. Ketika terjadi penurunan harga Bitcoin secara global, harga di platform yang terdaftar dan diawasi oleh Bappebti ini akan secara instan mengikuti tren yang sama.

Baca Juga :  Babak Baru Swarga Suites Bali Berawa Memulai Tahun 2025 dengan Proyek Perluasan

Sejalan dengan hal ini, memilih platform jual-beli aset kripto yang aman dan terpercaya menjadi salah satu faktor penting bagi investor aset kripto, khususnya para investor pemula. Bittime, salah satu crypto exchange berlisensi dan resmi di Indonesia dapat menjadi platform pilihan masyarakat Indonesia.

Di mana, Bittime telah resmi berada dibawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan tercatat telah memiliki 31 aset-aset kripto yang dapat distaking. Hal ini, lebih menguntungkan dan dapat membantu para investor pemula dalam mengelola aset, sekaligus memaksimalkan portofolionya.

Namun, penting untuk dipahami bahwa seperti bentuk investasi lain, memilih aset kripto yang akan diinvestasikan, sebaiknya berdasarkan literasi dan pemahaman yang memadai, bukan euforia pasar.

Seperti diketahui, investasi aset kripto mengandung risiko tinggi. Hal tersebut termasuk fluktuasi harga, kehilangan modal, risiko likuiditas, teknologi, dan regulasi yang menjadi tanggung jawab pribadi pengguna. 

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 4 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Dari Gaji Pas-pasan dan Impian Punya Kosan : Ferry Reviandy Bangun Bisnis Working Space Tanpa Modal

Ekonomi

Dari Gaji Pas-pasan dan Impian Punya Kosan : Ferry Reviandy Bangun Bisnis Working Space Tanpa Modal
Krakatau IT Perkuat Transformasi Digital PT Inalum Lewat Integrasi Aplikasi Barcode & ERP SAP

Ekonomi

Krakatau IT Perkuat Transformasi Digital PT Inalum Lewat Integrasi Aplikasi Barcode & ERP SAP
Terkait Viral Penumpang KRL Lompat Pagar di Stasiun Cikini, KAI Imbau Tertib dan Hormati Fasilitas Publik

Ekonomi

Terkait Viral Penumpang KRL Lompat Pagar di Stasiun Cikini, KAI Imbau Tertib dan Hormati Fasilitas Publik
Telkom Indonesia Dorong Literasi AI di Ranah Sosial dan Kesehatan

Ekonomi

Telkom Indonesia Dorong Literasi AI di Ranah Sosial dan Kesehatan
Kadin Indonesia dan Kadin Indonesia Trading House Mengadakan Luncheon Meeting Bersama dengan The Singapore Malay Chamber of Commerce and Industry (SMCCI)

Ekonomi

Kadin Indonesia dan Kadin Indonesia Trading House Mengadakan Luncheon Meeting Bersama dengan The Singapore Malay Chamber of Commerce and Industry (SMCCI)
Mengapa Menginvestasikan dalam Sistem Penjadwalan Ruang Adalah Kunci untuk Efisiensi Kantor

Ekonomi

Mengapa Menginvestasikan dalam Sistem Penjadwalan Ruang Adalah Kunci untuk Efisiensi Kantor
Hisense Ungkap Visi Masa Depan AI di CES 2025

Ekonomi

Hisense Ungkap Visi Masa Depan AI di CES 2025
Visidata, Tableau Partner Indonesia, Gelar Seminar: Optimalisasi Pemungutan Pajak & Retribusi Daerah dengan Tableau Analytics

Ekonomi

Visidata, Tableau Partner Indonesia, Gelar Seminar: Optimalisasi Pemungutan Pajak & Retribusi Daerah dengan Tableau Analytics