RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Senin, 16 Juni 2025 - 14:47 WIB

CSR Hijau Tak Hanya Soal Alam, Tapi Juga Kesejahteraan Sosial

Redaksi - Penulis Berita

Semarang, 16 Juni 2025 — Di tengah isu kerusakan lingkungan yang terus meluas, muncul kisah-kisah perubahan dari desa-desa hutan yang bertransformasi bukan hanya secara ekologis, tapi juga sosial dan ekonomi. LindungiHutan, sebuah startup konservasi berbasis komunitas, telah menjadi katalis perubahan di berbagai daerah pesisir dan hutan kritis di Indonesia, salah satunya di Desa Kartikajaya, Kendal, Jawa Tengah.

Adalah Pak Sururi, seorang petani sekaligus penjaga kawasan mangrove di Kartikajaya, yang menjadi representasi nyata dari dampak sosial program penanaman. Dulu, kawasan pesisir ini sering dilanda banjir rob dan abrasi parah. “Kami tidak tahu harus berbuat apa. Tapi setelah belajar tentang mangrove dan mulai menanam bersama LindungiHutan, semuanya berubah perlahan,” ujar Pak Sururi.

Baca Juga :  AOFOG Campus 2025 Resmi Dibuka di Jakarta: Sinergi Global dan Kebanggaan Indonesia dalam Kesehatan Perempuan

Kini, dengan lebih dari 50.000 bibit yang telah ditanam di kawasan tersebut, masyarakat mulai merasakan manfaat langsung, mulai dari tanah yang kembali subur, penghasilan tambahan sebagai penjaga hutan, hingga terbukanya ruang edukasi dan kunjungan untuk publik. Pak Sururi juga rutin memberikan edukasi kepada generasi muda agar peduli terhadap lingkungan, membuktikan bahwa konservasi bisa menjadi warisan lintas generasi.

Cerita serupa terjadi pula di daerah lain, seperti Tapak di Semarang dan Wonorejo di Surabaya, di mana proyek konservasi LindungiHutan turut menghidupkan ekonomi lokal. Warga terlibat tidak hanya sebagai penanam pohon, tapi juga dalam aktivitas seperti pelatihan green skill, pengembangan UMKM berbasis lingkungan, dan ekowisata edukatif.

Menurut CEO LindungiHutan, Miftachur “Ben” Robani, pendekatan yang dilakukan selalu berbasis kebutuhan lokal. “Kami percaya masyarakat adalah garda terdepan pelestarian lingkungan. Ketika mereka berdaya dan dilibatkan sejak awal, perubahan tidak hanya terjadi di alam, tapi juga dalam kehidupan mereka,” jelasnya.

Baca Juga :  Sahabatlegal: Pendaftaran Merek Terpercaya dengan Biaya Terjangkau

Hingga pertengahan 2025, LindungiHutan telah menanam lebih dari 1 juta pohon, melibatkan 120+ lebih relawan, serta berkolaborasi dengan ratusan mitra dari sektor swasta, komunitas, hingga lembaga pendidikan. Proyek ini bukan hanya menyasar restorasi ekosistem, tetapi juga memperkuat solidaritas, membuka lapangan kerja hijau, dan membangun budaya peduli lingkungan dari akar rumput.

“Yang kami tanam bukan hanya pohon, tapi harapan,” kata Pak Sururi. Dan harapan itu kini tumbuh kokoh bersama akar-akar mangrove di desa pesisir Indonesia.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 8 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Sambut Festive Season, Mall of Indonesia Hadirkan “Jolly Wonderland”

Ekonomi

Kenapa Trader Global Menjadikan SPX500 sebagai Arah Tren Pasar?

Ekonomi

Pertumbuhan Pasar Indonesia Jadi yang Tercepat di Asia Tenggara, Think With Hypefast Rilis Prediksi Tren Brand Lokal di 2025

Ekonomi

Bittime Resmi Listing Token Aster dan Avatis, Hadirkan Kesempatan Diversifikasi Aset Bagi Investor Indonesia

Ekonomi

Liburan Sekolah, 81 Ribu Lebih Pelanggan Hari Ini Dilayani KAI Daop 1 Jakarta

Ekonomi

Mahasiswa Information Systems BINUS UNIVERSITY Ciptakan Aplikasi Kesehatan Mental Berbasis AI di I/O Festival 2025

Ekonomi

KAI Logistik Bangun Gudang Modern Seluas 1.451 m² di Cirebon: Perkuat Rantai Pasok dan Logistik Hijau

Ekonomi

Kedua Kalinya, Inflow ETF Ethereum Spot Nol: Pertanda Apa?