Sriwijayatoday.com, PALI – Dalam waktu dekat, organisasi masyarakat Harimau Sumatera Bersatu (HSB) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) akan menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk desakan kepada perusahaan tambang agar segera membangun flyover di jalur operasional penting mereka, tepatnya di KM 48 jalur milik perusahaan Servo Lintas Raya (SLR).
Lokasi ini terletak di antara Desa Bumi Ayu–Tanah Abang Selatan dan Desa Suka Manis, Kecamatan Tanah Abang, PALI, dan dikenal sebagai titik vital lalu lintas kendaraan berat perusahaan yang bergerak di sektor sumber daya alam, khususnya pertambangan batubara.
Ketua DPC HSB PALI, Epriadi, dalam keterangannya kepada media pada Selasa (8/7/2025), menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar desakan spontan, melainkan berdasarkan kajian lingkungan dan kebutuhan mendesak masyarakat.
“Kami mendesak agar flyover segera dibangun demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat serta pengguna jalan. KM 48 adalah titik rawan yang padat dilalui kendaraan berat,” tegas Epriadi, Rabu (9/7/2025).
Menurut Epriadi, pihaknya merujuk pada dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang telah diterbitkan untuk proyek jalan khusus batubara sepanjang 228 km yang membentang melintasi Kabupaten Lahat, Muara Enim, Banyuasin, hingga PALI.
Dokumen tersebut disahkan melalui Keputusan Gubernur Sumsel No. 566/KPTS/BAN.LH/2009, dengan dasar hukum yang kuat dari UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta PP No. 27 Tahun 1999 dan Permen LH No. 11 Tahun 2006. Salah satu poin penting dalam AMDAL tersebut adalah pembangunan fasilitas penunjang seperti jembatan layang guna mengurangi dampak lingkungan dan sosial dari proyek.
“Kami tidak asal menuntut. Tuntutan ini berdasar pada dokumen resmi yang menegaskan pentingnya infrastruktur penunjang seperti flyover,” tambah Epriadi.
Salah seorang sopir truk pengangkut batubara yang bekerja di perusahaan tersebut, enggan disebutkan namanya, mengaku bahwa KM 48 menjadi titik rawan yang sering membuat pengemudi harus ekstra hati-hati.
“Kami pelan-pelan kalau lewat sana. Takut kendaraan terpundur, takut juga ada warga yang melintas. Titik itu memang rawan sekali,” ujarnya, Jumat (11/7/2025).
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Humas perusahaan belum memberikan keterangan resmi terkait rencana aksi tersebut. Saat dimintai tanggapan oleh media, salah satu staf humas mengatakan:
“Maaf, bukan kapasitas kami untuk menyampaikan pernyataan.”
Namun begitu, Epriadi mengungkapkan bahwa komunikasi awal antara pihak perusahaan dan DPC HSB PALI telah terjalin.
“Sudah ada yang menghubungi kami untuk duduk bersama mencari solusi terbaik. Kami terbuka untuk berdialog demi terciptanya hubungan harmonis antara investor dan masyarakat,” tutupnya melalui pesan WhatsApp. (Red)















