RajaBackLink.com

Home / Opini

Minggu, 25 September 2022 - 08:17 WIB

DEWAN JENDERAL DAN DEWAN KOPRAL

Saiful Amri - Penulis Berita

 

“DEWAN JENDERAL DAN DEWAN KOPRAL”

Dewan Jenderal adalah fitnah PKI kepada TNI untuk membenarkan percobaan kudeta yang diawali penculikan para Jenderal. Dilaporkan kepada Presiden Soekarno bahwa Dewan Jenderal akan melakukan kudeta kontra revolusioner pada hari Angkatan Bersenjata tangga 5 Oktober 1965.

Kini dalam konteks yang berbeda muncul istilah Dewan Kolonel yang dimaksudkan pada dukungan kader PDIP khususnya anggota DPR Fraksi PDIP untuk mengusung Puan Maharani sebagai Calon Presiden dari PDIP. Entah apakah terinspirasi dari Dewan Jenderal atau tidak, tetapi penamaan Dewan Kolonel menjadi menarik.

Polarisasi dukungan kader PDIP antara kandidat Puan Maharani dan Ganjar Pranowo telah membangun reaksi berupa Dewan Kopral untuk dukungan pada Ganjar Pranowo. Dewan Kolonel versus Dewan Kopral menjadi fenomena politik unik di internal PDIP. Hanya catatan pentingnya adalah bahwa Calon Presiden PDIP nantinya ditentukan oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sang “Jenderal”.

Baca Juga :  SATGASSUS BUBAAAAR..

Dewan Jenderal itu tentu PKI sentris, Dewan Kolonel adalah dukungan elit partai, kelas menengah dan atas. Fraksi di DPR. Dewan Kopral mengesankan pada dukungan arus bawah. Mungkin kelompok non mainstream di PDIP dan lingkungan sekitarnya.
Dewan Kolonel digagas Johan Budi dikomandani Bambang Wuryanto dan Utut Adianto. Ada juga nama Trimedya Panjaitan.

Sementara Dewan Kopral adalah pendukung Ganjar termasuk GP Mania. Menurut tokohnya Immanuel Ebenezer Dewan Kopral adalah “prajurit” masyarakat kebanyakan baik mahasiswa, buruh, tani, guru pendukung Ganjar Pranowo. Membangun citra komunitas yang tidak elitis.

Sekeras apapun konflik tetapi penamaan Dewan Kolonel dan Dewan Kopral menyinggung TNI dan hal itu dinilai tidak etis. Sebaiknya diubah penamaan pada yang lebih pada orientasi dukungan politik seperti Puan Mania atau Ganjarist atau lainnya. Lucu-lucuan juga boleh.

Baca Juga :  NEGOSIATOR DUNIA KALENG-KALENG

Ingatan publik dibawa ke arah peristiwa bulan September, bulan hitam di tahun 1965. Peristiwa menghalalkan segala cara, PKI memfitnah TNI dan memusuhi agama. Berlindung pada ideologi Pancasila untuk menggantikan ideologi Pancasila. Menjadikan Dewan Jenderal sebagai batu loncatan. Gotong royong kamuflase atas prinsip sama rata sama rasa. Indonesia sebagai proxi China.

Adakah Soekarno terpengaruh oleh bisikan PKI soal Dewan Jenderal ? Pengetahuan soal G 30 S PKI sebagaimana ucapan Ratna Sari Dewi di Wisma Yoso menjadi indikasi. Aneh Soekarno masih membela PKI setelah peristiwa pembunuhan para Jenderal 30 September 1965. Pada tanggal 6 September 1966 di depan delegasi Angkatan 1945, Soekarno menolak pemberantasan Komunis.

PKI memang licik dan gemar adu domba. Dulu PKI, kini PKI tanpa bentuk.

 

By M Rizal Fadillah*

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan, Bandung, 25 September 2022

Berita ini 104 kali dibaca

Share :

Baca Juga

TOLAK LOGO HALAL BARU

Headline

TOLAK LOGO HALAL BARU
DUA PANSUS MENDESAK DAN DARURAT

Opini

DUA PANSUS MENDESAK DAN DARURAT
SETELAH ANIES CAPRES PARTAI NASDEM

Opini

SETELAH ANIES CAPRES PARTAI NASDEM
JOKOWI’S IDOL ATAU JOKOWI’S DOLL  ?

Opini

JOKOWI’S IDOL ATAU JOKOWI’S DOLL ?
REVOLUSI SOSIAL

Headline

REVOLUSI SOSIAL
PERLUKAH FATWA MATI UNTUK PENDETA SAIFUDIN  ?

Nasional

PERLUKAH FATWA MATI UNTUK PENDETA SAIFUDIN ?
ARTERIA TETAP HARUS DIPECAT

Opini

ARTERIA TETAP HARUS DIPECAT
Gibran Tetap Berada Diujung Tanduk

Opini

Gibran Tetap Berada Diujung Tanduk