Sriwijayatoday.com Prabumulih Sumatera Selatan – Kebocoran pipa milik Pertamina EP Prabumulih Field yang berada di jalan Nigata simpang Empat PDAM Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih pada Jumat, 04 November 2022 lalu menuai kecaman keras dari Ormas WRC PAN-RI Sumsel.
Dilansir dari beberapa sumber informasi berita yang dalam narasinya menjelaskan kinerja tim Linechecker (Pemeriksa jalur pipa) operation maintenance Elnusa dan keamanan sigap dalam menangani permasalahan kebocoran pipa Pertamina EP Prabumulih.
Hal ini, memunculakn banyak perspektif di tengah publik. Bagaimana tidak, dari hasil pengawasan yang dilakukan Divisi WRC PAN-RI Sumsel, Deni Wijaya mengatakan bahwa. ” Pernyataan pihak Pertamina EP Prabumulih Field beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa pihaknya sigap dalam menangani kerusakan tersebut sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) berbanding terbalik dengan fakta rill di lapangan.” Ungkap Deni.
Pihak perusahaan mengklaim bahwa pihaknya sudah menerjunkan tim penanganan dan melakukan perbaikan pipa secara bertahap serta melakukan pemulihan lingkungan pada area sekitar yang terdampak. Padahal semua itu hanyalah pencitraan belaka, tidak sesuai dengan fakta.
Hal ini diperjelas dengan pernyataan Tutik Dwi Patmawati selaku Head of Comrel & CID Zona 4 yang menjelaskan bahwa tim PEP Prabumulih dan Elnusa sudah melakukan perbaikan pada pipa yang rusak.
” Tim terkait di internal sedang menganalisis penyebab terjadinya kerusakan. Pengaman dan lokalisir di sekitar area pipa yang rusak agar tidak mengganggu aktivitas warga sekitar.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya memenuhi target produksi migas nasional. PEP Prabumulih berkomitmen melaksanakan aktivitas operasinya berwawasan lingkungan dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan operasi migas yang aman serta ramah lingkungan dengan mematuhi semua peraturan yang berlaku.
PEP Prabumulih terus menghimbau masyarakat untuk melaporkan jika terjadi kerusakan dan atau adanya kegiatan mencurigakan di sekitar lokasi area jaringan migas. Meminta kepada semua pihak untuk dapat berkerja sama mematuhi jarak aman minimum berupa ruang terbuka antara pipa penyalur migas dengan tanaman sekitar yang dihitung dari sisi tertukar pipa ke kiri dan kanan.” Jelasnya.
Padahal dalam pengawasan Divisi WRC PAN – RI tidak demikian. Pipa yang digunakan oleh pihak PEP Prabumulih, pipa yang sudah tidak layak pakai. Pihak PEP Prabumulih tidak benar-benar memperhatikan kondisi pipa minyak yang digunakan. Dalam hal ini, kami selaku kontrol pengawasan masyarakat menduga bahwa kebocoran minyak ini disebabkan oleh pipa yang sudah korosi.
Terlihat dari kondisi pipa yang sudah berkarat karena termakan usia. Semestinya pihak Pertamina EP Prabumulih sudah harus menggantinya dengan pipa yang baru layak untuk digunakan. Bukan denga menambal pipa tersebut dengan cara disambung bukan diganti. Ujar Deni Wijaya kepada wartawan Rabu, 16 November 2022.
Kebocoran ini akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Apalagi kalau hujan turun sisa minyak akibat dari kebocoran itu akan mengalir mengikuti aliran air hujan sehingga akan menyebar kemana-mana menyebabkan kerusakan secara meluas terutama ekosistem alam dan habitatnya. Imbuhnya.
” Kami berharap kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk segera melakukan peninjauan terhadap permasalahan ini, dari hasil investigasi yang kami lakukan menduga sisa dari semburan minyak ini mengandung Bahan Beracun Berbahaya (B3). Pungkasnya.
Tim Peliputan; Pebrianto Sumsel
Penulis: Dadang Hariansyah.
Editor: KAPERWIL - SUMSELSumber: https://SRIWIJAYATODAY.COM