RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Senin, 19 Mei 2025 - 10:38 WIB

Harga Emas Mulai Bangkit di Awal Pekan Usai Tertekan

Redaksi - Penulis Berita

Harga emas (XAU/USD) sempat mengalami tekanan signifikan sepanjang minggu lalu dan mencatat koreksi mingguan lebih dari 4% pada Jumat (16/5). Menurut analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, pelemahan ini disebabkan oleh meningkatnya minat investor terhadap aset berisiko, seiring membaiknya sentimen pasar global. Hal ini membuat logam mulia seperti emas, yang dikenal sebagai aset safe haven, kurang diminati. Menjelang akhir pekan, harga emas sempat turun ke $3.187 setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi harian di $3.252.

Namun, pada pembukaan awal pekan ini, harga emas menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Di sesi perdagangan Asia, Senin pagi (19/5), harga emas bergerak mendekati $3.230 per ons troy, menandakan mulai kembalinya minat terhadap aset aman. Salah satu pemicu utama penguatan ini adalah meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi dan fiskal Amerika Serikat, terlebih setelah lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan peringkat kredit AS dari Aaa ke Aa1. Penurunan ini memperkuat kekhawatiran akan membengkaknya utang AS, yang diperkirakan mencapai rasio utang terhadap PDB sebesar 134% pada 2035.

Baca Juga :  WhatsApp Business API untuk Bantu Pertumbuhan Bisnis

Secara teknikal, Andy Nugraha mencatat bahwa formasi candlestick dan indikator Moving Average mengisyaratkan kembalinya tren naik (bullish) pada harga emas. Meski demikian, tantangan tetap ada. Bila momentum positif saat ini terus berlanjut, emas diperkirakan mampu menembus level $3.261. Namun, bila gagal bertahan di atas level kunci, maka ada potensi pembalikan arah (reversal) menuju support di sekitar $3.161.

Beberapa faktor eksternal turut memengaruhi harga emas, termasuk perkembangan geopolitik dan rilis data ekonomi terbaru. Optimisme pasar sempat meningkat akibat kesepakatan awal antara AS dan China untuk memangkas tarif perdagangan. Hal ini sempat meredakan ketegangan global dan mendorong investor menjauh dari aset safe haven. Di sisi lain, potensi kesepakatan nuklir antara AS dan Iran, serta rencana pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Putin, ikut memperkuat selera risiko di pasar.

Baca Juga :  7 Kelebihan IoT (Internet of Things) Smart Door Lock dan Manfaatnya

Meski demikian, prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed menjadi faktor utama yang menopang harga emas dalam jangka menengah. Data ekonomi AS yang melemah seperti turunnya indeks sentimen konsumen University of Michigan ke level terendah sejak Juni 2022—menambah ekspektasi akan pelonggaran kebijakan moneter. Pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga lebih dari 55 basis poin dalam waktu dekat.

Dengan kondisi yang cukup dinamis ini, harga emas berada pada titik kritis. Sinyal teknikal mendukung potensi rebound, namun tekanan masih bisa kembali jika sentimen pasar terhadap safe haven menguat. Area kunci yang menjadi perhatian pelaku pasar adalah support di $3.161 dan resistance di $3.261 sebagai penentu arah pergerakan berikutnya.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 13 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Tas Bodypack untuk Olahraga dan Gym: Pilihan Tepat untuk Aktivitas Fisik Anda

Ekonomi

Kenapa Beauty World Pilihan Tepat untuk Belanja Produk Kecantikan?

Ekonomi

KAI Perkuat Keberlanjutan dan Mobilitas Publik demi Transportasi Nasional yang Rendah Emisi, Terjangkau, dan Inklusif

Ekonomi

Bukan Cuma Identitas! Inilah Beragam Fungsi Sertifikat Elektronik yang Perlu Anda Ketahui

Ekonomi

Naik Kereta Lebih Hemat, KAI Daop 8 Surabaya Tawarkan Diskon 20% di Jatim Fest 2025

Ekonomi

Definisi Simpanan Berjangka, Keuntungan, dan Alternatifnya

Ekonomi

Generasi Muda Jadi Penggerak Utama Ekosistem Kripto Indonesia

Ekonomi

Omnichannel Marketing: Trend Strategi Bisnis Efektif di 2025