RajaBackLink.com

Home / Opini

Minggu, 14 Mei 2023 - 19:26 WIB

HE HE MUSRA GAGAL

Saiful Amri - Penulis Berita

Jokowi Hadiri Musra di Senayan – Foto Detikcom

OPINI – Musyawarah Rakyat (Musra) yang diadakan di Istora Senayan 14 Mei 2023 yang diselenggarakan oleh relawan Jokowi dapat dibilang gagal. Puncak dari berbagai Musra yang diadakan di berbagai Propinsi tidak memenuhi harapan peserta maupun panitia dan tentu saja media. Gembar-gembor yang disampaikan Ketum Projo Budi Arie Setiadi bahwa ada arahan Jokowi tentang Capres yang didukung tidak terjadi.

Dari tiga nama yang diajukan yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto tidak satupun dipilih dan diumumkan. Jokowi hanya menyatakan akan membisikkan kepada partai-partai politik. Yang menunggu adalah massa “puluhan ribu” yang diumumkan adalah agenda bisikan. Lucu juga.

Jika ujungnya hanya bisik-bisik buat apa Jokowi mengumpulkan relawan di Istora Senayan ? Di samping buang tenaga, buang waktu, buang duit juga buang sampah. Dari sisi produk politik itu namanya buang angin. Momen yang ditunggu massa dijawab “Belanda masih jauh”. Memang Jokowi tidak memiliki nyali untuk mengumumkan.

Baca Juga :  SEGERA PANGGIL ARTERIA DAHLAN

Pilihan sulit bagai makan buah simalakama. Memilih Ganjar tentu Prabowo ngamuk, begitu juga pilih Prabowo, Megawati dan banteng yang ngamuk. Airlangga hanya penggembira. Muara ngamuknya adalah Jokowi tidak aman setelah lengser. Bakal babak belur karena bebas perlindungan. Jalan aman Jokowi ya itulah bisik-bisik ke partai politik.

Tiga gagal Musra sekaligus kegagalan Jokowi, yaitu :

Pertama, Musra Istora bukanlah puncak atau klimaks tetapi anti klimaks. Soal tiga nama yang disebutkan di atas semua khalayak sudah tahu. Maksud aspirasi relawan atau diadakan Musra atau juga kemauan Jokowi adalah “asal bukan Anies”. Akibatnya Musra menjadi tidak bernilai atau tidak ada apa-apa.

Kedua, Musra bukan bagian dari demokrasi atau perwujudan asas kedaulatan rakyat melainkan mobokrasi, kekuasaan “mob” massa yang dimobilisasi. Sebagian rakyat yang dikendalikan oleh kekuasaan. Mungkin bayaran atau balas jasa lain. Jokowi gagal membangun demokrasi tetapi sukses “menunggangi” sebagian kecil rakyat.

Ketiga, relawan Jokowi memang cuma sedikit artinya sebagai Presiden Republik Indonesia hanya memiliki rakyat sejumlah “puluhan ribu”. Lalu jutaan lainnya kemana ? Musra yang dihadiri Jokowi membuktikan legitimasi rakyat atas Jokowi sudah menipis untuk tidak dibilang habis.

Baca Juga :  MAINAN DOR DORAN LAGI

Soal bisik-bisik itupun sejak awal sudah dilakukan oleh Jokowi artinya tanpa musra-musraan. Meski pola bisik-bisik Jokowi ternyata gagal pula. Mendorong Ganjar tidak diterima Megawati, saat pindah ke lain hati Ganjar direbut Megawati. Mendorong Prabowo dalam “koalisi besar” justru koalisi semakin berpencar-pencar.

Berbisik untuk menyingkirkan Anies Baswedan hingga detik ini juga masih gagal. Anies justru semakin bersinar. Bukankah berlaku hukum politik bahwa semakin keras dianiaya semakin besar simpati ? Tanpa rekayasa Musra, rakyat telah menghasilkan Musra. Anies bakal menjadi penghuni Istana.

Jokowi teriak tidak bisa, berbisik juga tak bermakna. Kini siapa sebenarnya yang berkuasa ? Yang jelas kekuasaan Jokowi semakin sirna. Musra tidak memberi asa apa apa. Buang sampah saja.

 

By M Rizal Fadillah

(Pemerhati Politik dan Kebangsaan)

Bandung, 14 Mei 2023

Berita ini 118 kali dibaca

Share :

Baca Juga

KOK, MENAG YAQUT IEDUL ADHA 9 JULI ?

Opini

KOK, MENAG YAQUT IEDUL ADHA 9 JULI ?
MEMBUNUH CAPRES

Opini

MEMBUNUH CAPRES
Kinerja Polri Buruk, TNI Menggebuk!

Opini

Kinerja Polri Buruk, TNI Menggebuk!
Contempt Of Parliament

Opini

Contempt Of Parliament
Tangkap Gibran dan Jokowi 

Opini

Tangkap Gibran dan Jokowi 
Jika Terbukti Ijazah Jokowi Palsu, Apa Yang Akan Terjadi ?

Opini

Jika Terbukti Ijazah Jokowi Palsu, Apa Yang Akan Terjadi ?
JOKOWI AKAN KUDETA PDIP ? 

Opini

JOKOWI AKAN KUDETA PDIP ? 
TOLAK PATUNG SOEKARNO

Opini

TOLAK PATUNG SOEKARNO