RajaBackLink.com

Home / Opini

Rabu, 8 Februari 2023 - 08:48 WIB

HUTANG DAN DEMOKRASI ECEK ECEK

Saiful Amri - Penulis Berita

by M Rizal Fadillah*

OPINI – Negara ini sedang bergerak menuju “pesta” demokrasi tahun 2024 baik Pileg maupun Pilpres. Pileg berjalan normal walau dalam prosesnya rakyat merasakan wasit yang terindikasi “masuk angin”. Untuk Pilpres wajahnya lebih buruk. Ada nuansa banyak pihak yang tidak siap untuk berkompetisi secara sehat dan fair.

Adalah Anies Baswedan yang sudah bergerak jauh dan relatif telah memiliki kendaraan koalisi lebih 20 % PT. Meski awal dijegal dengan senjata ini justru saat ini para penjegal yang kebingungan untuk memiliki figur seimbang dengan dukungan 20 % tersebut. Rupanya senjata makan nyonya. Nyonya dan tuan yang marah-marah tidak keruan.

Marah tidak keruannya ditampilkan dengan terus mencoba memperalat KPK agar mencari dan menemukan kesalahan keuangan Anies. Kesalahan yang dicari-cari. Mendorong buzzer untuk gencar menyerang dengan isu rasialis dan politik identitas. Buzzer bayaran yang teriak jika ada minyak. Mengadu domba antar partai politik agar terjadi pembusukan atau pembunuhan karakter.

Erwin Aksa Waketum Partai Golkar mencoba mengangkat masalah tak jelas soal hutang Anies kepada Sandiaga Uno. Itu persoalan Pilkada yang Wakil Gubernur nya juga Sandiaga Uno. Masalah yang berada di ruang Partai Gerindra. Sebelumnya diributkan perjanjian Anies-Prabowo. Isu kekanak-kanakan untuk sebuah Pilpres.

Baca Juga :  TEGAK LURUS ITU PADA NEGARA BUKAN PEMERINTAH

Pendukung Anies dan penyokong kesehatan berpolitik menantang untuk membuktikan semua tuduhan. Bahkan ada yang menyatakan jika itu benar siap untuk membayar dengan patungan bersama. Sementara Uno sendiri ingin menyudahi semua polemik dan “mengikhlaskan” biaya 50 Milyar pemenangan Pilkada 2017 tersebut.

Semua ini adalah cermin dari kepanikan dan ketidaksiapan menghadapi persaingan dalam Pilpres 2024. Prabowo ketakutan menghadapi Anies, Puan belum juga terdongkrak, Ganjar pusing tidak satupun partai mengusungnya, sedangkan Erick cuma jalan-jalan dan jualan Baliho.

Jokowi tidak punya pilihan selain 3 periode atau penundaan Pemilu. Frustrasi dan gemetaran menjelang 2024.

Di tengah kekalutan Istana dan “inner circle” maka beredar pula video lama adik Prabowo Hashim Djoyohadikusumo yang “mencak-mencak” mengaku telah membiayai pemenangan Jokowi-Ahok di Pilkada DKI.

Baca Juga :  POLITIK SURVEY, SURVEY POLITIK

Kata Hashim, Jokowi itu sering datang ke kantornya untuk minta dukungan keuangan “1 Milyar, 6 Milyar, 19 Milyar dan seterusnya sampai menang”. Hashim juga yang membuka rekening di berbagai Bank untuk pemenangan Pilkada tersebut.

Kepanikan Istana telah membawa demokrasi bangsa menjadi berwarna buram. Semestinya kompetisi di 2024 dilakukan dengan sehat. Siap kalah dan siap menang. Tidak membuat kecurangan ulang yang membuat rakyat menjadi berang. Indonesia tidak boleh mengalami gempa politik dahsyat hanya karena Pilpres.

Jokowi harus bertekad untuk mengakhiri masa jabatan dengan baik dan bermartabat. Bukan dengan melempar-lempar kaos masalah di jalan yang membuat rakyat terengah-engah dan terjatuh berebut masalah. Seperti penjajah yang memperbudak anak negeri.

Ayo akhiri 2024 dengan baik. Demokrasi Pancasila bukan demokrasi ecek-ecek. Atau yang lebih baik adalah mengakhiri pada 2023 ?

Tentu rakyat lebih berbahagia dan bersuka cita.

 

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 8 Februari 2023

Berita ini 99 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Pakar : Advokat Yang Berstatus DPO, Tidak Bisa Jadi Lawyer

Hukum & Kriminal

Pakar : Advokat Yang Berstatus DPO, Tidak Bisa Jadi Lawyer
Soal Ijazah : Jokowi Punya Nyali ? 

Opini

Soal Ijazah : Jokowi Punya Nyali ? 
Jokowi Mabuk Kekuasaan

Opini

Jokowi Mabuk Kekuasaan
12 TOKOH JAWA BARAT SILATURAHMI DENGAN PANGDAM III SILIWANGI

Headline

12 TOKOH JAWA BARAT SILATURAHMI DENGAN PANGDAM III SILIWANGI
KASUS 1 TRILYUN TIDAK BOLEH MENGENDAP

Opini

KASUS 1 TRILYUN TIDAK BOLEH MENGENDAP
KAWAT BERDURI MELANGGAR HAK ASASI

Opini

KAWAT BERDURI MELANGGAR HAK ASASI
Yogyakarta Melawan Partainya Kaesang bin Jokowi 

Opini

Yogyakarta Melawan Partainya Kaesang bin Jokowi 
Muhammadiyah Hindari Fitnah Tambang

Opini

Muhammadiyah Hindari Fitnah Tambang