Sriwijayatoday.com, JAKARTA – Suasana haru menyelimuti studio salah satu stasiun televisi nasional saat Khairunnisa Auliya Kumay, remaja berbakat asal Desa Tempirai, Kecamatan Penukal Utara, Kabupaten PALI, tampil memukau di ajang Kontes Dangdut Dadakan (DMD). Gadis yang akrab disapa Icha ini tak hanya memikat hati juri dan penonton dengan suara emasnya, tetapi juga dengan kisah hidupnya yang sarat inspirasi.
Icha adalah anak pertama dari pasangan Kunci Alam dan Mar Yati. Sejak kecil, ia telah menunjukkan minat dan bakat dalam dunia tarik suara. Sejumlah lomba dan kontes dangdut tingkat lokal telah ia ikuti, hingga akhirnya namanya mulai dikenal publik setelah lolos ke babak grand final ajang dangdut yang diadakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten PALI pada 2022.
Langkah Icha tak terhenti di sana. Kini, ia berhasil menembus ajang bergengsi Kontes Dangdut DMD dan tampil di hadapan juri-juri ternama, salah satunya Iis Dahlia. Dengan penuh penghayatan, Icha membawakan lagu yang membuat juri dan penonton larut dalam emosi, bahkan banyak yang meneteskan air mata.
Dalam sesi wawancara yang dipandu Ruben Onsu, Icha mengungkap kisah hidupnya. Di balik senyum manis dan suaranya yang memikat, ada perjuangan keras membantu orang tuanya sebagai petani penyadap karet.
“Saya bangga bisa bantu orang tua. Meski kami hidup sederhana, saya ingin membuktikan bahwa mimpi bisa diraih,” ujar Icha dengan penuh semangat.
Sang ayah, Kunci Alam, yang hadir langsung di studio, juga tak kuasa menahan haru. Dengan suara bergetar, ia menceritakan bagaimana perjuangan mereka hingga bisa mengantarkan Icha ke panggung nasional.
“Kami hanya petani karet dengan penghasilan pas-pasan. Tapi saya tidak pernah berhenti menyemangati Icha. Saya percaya, suatu hari dia bisa sukses,” tuturnya.
Perjalanan mereka dari desa menuju ibu kota bukanlah hal mudah. Namun dukungan penuh dari keluarga, kerabat, dan masyarakat Sumatera Selatan, khususnya dari Desa Tempirai dan Air Itam, menjadi kekuatan besar yang mendorong Icha mewujudkan mimpinya.
Kini, Icha tak hanya dikenal sebagai penyanyi muda berbakat, tetapi juga sebagai simbol harapan dan ketekunan. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak anak muda di Kabupaten PALI dan sekitarnya—bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk bermimpi dan meraih cita-cita. (“Red”)