RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Kamis, 29 Mei 2025 - 08:16 WIB

Indonesia Catat Pertumbuhan Pengguna Aplikasi Kripto Tertinggi Kedua di Dunia

Redaksi - Penulis Berita

Jakarta, 29 Mei 2025 – Minat masyarakat Indonesia terhadap aset kripto terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan laporan terbaru State of Mobile 2025 dari Sensor Tower, Indonesia menempati posisi kedua dalam daftar negara dengan pertumbuhan sesi aplikasi kripto tertinggi secara global pada 2024, yakni sebesar 54% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Peringkat pertama ditempati oleh Jerman dengan lonjakan 91%, disusul Brasil dan Prancis yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan 47%.

Sensor Tower menjelaskan bahwa sesi aplikasi kripto mengacu pada frekuensi pengguna membuka dan menggunakan aplikasi kripto di perangkat mereka, baik untuk mengecek harga Bitcoin, bertransaksi, hingga memantau portofolio aset digital.

“Seiring meredanya inflasi dan membaiknya kondisi ekonomi global, kepercayaan investor pun kembali meningkat, yang mendorong keterlibatan lebih besar dalam ekosistem kripto,” tulis laporan tersebut yang dirilis pada Rabu (21/5).

Secara global, jumlah total sesi aplikasi kripto meningkat 37% sepanjang 2024. Pertumbuhan ini menunjukkan tren yang konsisten dan berkorelasi erat dengan pergerakan harga Bitcoin. Data menunjukkan bahwa rebound signifikan terjadi pada kuartal keempat 2024, saat sesi pengguna tumbuh 45%, mengikuti kenaikan harga Bitcoin.

Indonesia dinilai sebagai pasar yang sangat potensial, dengan populasi digital yang terus berkembang pesat dan minat generasi muda terhadap aset kriptol yang tinggi. CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, melihat peluang besar untuk memperluas edukasi dan adopsi kripto.

Baca Juga :  Pemerintah Desa Keude Blang Idi Rayeuk Aceh Timur Salurkan BLT-EKSTREM Kepada 53 Penerima Manfaat

“Pertumbuhan 54% sesi aplikasi kripto di Indonesia adalah sinyal positif bahwa masyarakat semakin nyaman dan antusias berinteraksi dengan aset kripto,” ujar Calvin. “Peningkatan ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia makin terbuka terhadap aset kripto sebagai bagian dari strategi keuangan mereka. Ini adalah peluang besar bagi pelaku industri untuk terus mendorong edukasi, inovasi produk, dan memperluas adopsi.”

Data Sensor Tower juga menyoroti korelasi menarik antara harga Bitcoin dan tingkat keterlibatan pengguna. Meskipun sempat mencapai puncaknya pada kuartal kedua 2021 dengan lonjakan 81%, aktivitas pengguna menurun drastis seiring penurunan harga Bitcoin sepanjang 2022 dan 2023. Namun, tren positif kembali terlihat pada 2024, khususnya pada kuartal keempat, menandakan bahwa stabilitas pasar dan prospek positif harga Bitcoin secara langsung memengaruhi minat dan aktivitas pengguna aplikasi kripto.

Tren Kembali Pulih

Calvin menambahkan bahwa peningkatan ini tidak hanya mencerminkan tren jangka pendek, tetapi juga peluang jangka panjang bagi perkembangan industri aset digital secara menyeluruh. Menurutnya, perubahan perilaku pengguna yang kini lebih berhati-hati dan teredukasi menunjukkan tanda-tanda kedewasaan pasar, terutama di Indonesia.

“Banyak pengguna yang mulai melihat kripto bukan hanya sebagai instrumen spekulatif, tetapi sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang. Mereka lebih sadar terhadap risiko, lebih selektif dalam memilih platform, dan menunjukkan minat yang besar terhadap edukasi dan keamanan,” katanya.

Baca Juga :  Benjolan di Ketiak Kanan Sakit Bila Ditekan

Tren ini juga sejalan dengan meningkatnya akses terhadap informasi serta upaya edukasi yang dilakukan oleh berbagai pihak, baik dari pelaku industri, komunitas, hingga lembaga pendidikan. Selain itu, faktor eksternal seperti regulasi yang lebih jelas dan kestabilan harga aset utama seperti Bitcoin turut memperkuat kepercayaan publik.

Di sisi lain, pertumbuhan jumlah unduhan aplikasi kripto selama 2024 juga mencerminkan minat yang terus berkembang, meskipun tidak secepat masa puncak sebelumnya. Hal ini menandakan adanya fondasi yang lebih kuat dalam adopsi teknologi blockchain dan aset digital di kalangan masyarakat umum.

“Ke depan, pelaku industri diharapkan tidak hanya berfokus pada pertumbuhan pengguna, tetapi juga pada pembangunan ekosistem yang berkelanjutan—mulai dari peningkatan keamanan, transparansi layanan, hingga integrasi dengan berbagai layanan keuangan lainnya. Dengan dukungan berbagai pihak, ekosistem aset digital di Indonesia berpotensi tumbuh lebih inklusif dan bertanggung jawab, serta mampu memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi digital yang lebih luas,” pungkas Calvin.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 13 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Telkom Indonesia Berikan Pelatihan Digital Berbasis AI di Makassar untuk Siapkan Talenta Digital

Ekonomi

Menara Jakarta: Urban Oasis di Jantung Kemayoran, Siap Buka pada 2025

Ekonomi

Lebih dari Sekadar Mitra, Ini Tentang Kepercayaan EVOS dan CBN yang Tumbuh Bersama

Ekonomi

RevComm dan HP Poly Kolaborasi Gelar Workshop Strategi Bisnis di Era AI

Aceh

Tiga Tahun Terlantar, Dinsos Fasilitasi Anak Putus Sekolah

Ekonomi

PROMAG DAN MIKAEL JASIN HADIRKAN SOLUSI AMAN LAMBUNG UNTUK PENIKMAT KOPI

Ekonomi

KAI Daop 1 Jakarta kembali lakukan Rekayasa Pola Operasi perjalanan KA, untuk Antisipasi Kemacetan dan Rekayasa Lalu Lintas Jalan Menuju Stasiun Gambir dan Pasar Senen

Ekonomi

Infinix Resmikan Kampung Gaming Pertama di Indonesia di Manado