RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Selasa, 18 Maret 2025 - 09:13 WIB

Kolaborasi Lintas Sektor di Yogyakarta: Telkom Indonesia Yakin AI Mampu Selamatkan Budaya Lokal

Redaksi - Penulis Berita

Telkom melalui IndigoHub Jogja Gelar Forum Kolaborasi Lintas Sektor di Yogyakarta Ajak Pelaku Industri dan Budayawan Kembangkan AI untuk Pelestarian Warisan Budaya.

Dalam menghadapi tantangan pelestarian budaya di era digital, Telkom Indonesia, melalui program Indigo menyelenggarakan Ecosystem Dialogue di Yogyakarta pada 27 Februari lalu. Kegiatan ini berfungsi sebagai ajang kolaborasi bagi para pelaku industri, budayawan, akademisi, dan pemerintah guna mendorong inovasi akal imitasi (AI) yang inklusif dan berkelanjutan dalam rangka melestarikan warisan budaya.

Pelestarian budaya kerap terhambat oleh perkembangan zaman dan minimnya akses generasi muda akan nilai-nilai tradisional. Dalam Ecosystem Dialogue, Marcel Shevchenko (AI Expert dan Founder & CEO Arutala), Agus Noor (Cultural Expert serta Sastrawan dan Budayawan), dan Dr. R. Stevanus Christian Handoko S.Kom., MM (Government & Investment Expert serta anggota DPRD DIY) sepakat bahwa integrasi AI dapat merekam dan merekonstruksi budaya secara digital agar tetap relevan. Mereka menegaskan bahwa teknologi bukanlah pengganti budaya, melainkan sarana untuk menjembatani masa lalu dan masa depan.

Lebih dari 40 peserta dari latar belakang beragam, termasuk pelaku industri teknologi, komunitas budaya, media, dan pemangku kebijakan, berkumpul dalam Ecosystem Dialogue yang diselenggarakan oleh Indigo Telkom di Yogyakarta. Acara ini menjadi ruang kolaborasi untuk merumuskan solusi pemanfaatan teknologi sebagai alat penguat budaya secara berkelanjutan, menghindari pendekatan sekadar mengikuti tren. Melalui diskusi panel, presentasi ahli, dan sesi interaktif, peserta mengeksplorasi cara mengintegrasikan AI dalam merekam, menganalisis, dan merekonstruksi warisan budaya secara digital, sekaligus menjadikannya relevan bagi masyarakat modern tanpa menghilangkan esensi nilai budaya.

Baca Juga :  Topi Olahraga Wajib Punya di Tahun 2024

<img style="width: 100%;" src="https://imagedelivery.net/H6_s_Eb_ylTWnSEV3HlmYQ/6ca13dfb-6f19-4c9c-a643-032dbe25b000/public" alt="Foto bersama expert dan para peserta.
” />

Dalam sesi diskusi Ecosystem Dialogue, Jadid Purwaka Aji, Business Community Lead Indigo di Yogyakarta, menegaskan pentingnya sinergi antara teknologi dan budaya. “Kami percaya bahwa sinergi antara kebudayaan dan teknologi dapat menciptakan solusi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga berkelanjutan dalam pelestarian budaya,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. R. Stevanus Christian Handoko, Anggota DPRD DIY, menyoroti peran regulasi dalam mendukung inovasi berbasis budaya. “Pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendukung perkembangan teknologi berbasis kebudayaan agar inovasi yang dihasilkan dapat berjalan secara berkelanjutan” jelasnya. Kedua pandangan ini menegaskan bahwa teknologi seharusnya dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkuat pelestarian budaya secara berkelanjutan, bukan hanya sekadar mengikuti tren sesaat.

ā€œTeknologi telah membuka peluang baru untuk melestarikan budaya. Melalui kolaborasi lintas sektor, kami melihat bagaimana generasi muda dapat belajar nilai-nilai tradisional secara interaktif, sementara pelaku seni mendapatkan akses pasar global untuk produk budaya mereka. Ke depannya, Indigo akan terus memperluas sinergi ini dan menjadikan Ecosystem Dialogue sebagai agenda tahunan untuk menciptakan dampak jangka panjang bagi masyarakat,” tegas Patricia Eugene Gasperz, Senior Manager Indigo.

Baca Juga :  Lindungi Warga di Ruang Digital, Kominfo Terapkan Tiga Langkah

Ecosystem Dialogue membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk melestarikan budaya sambil memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Melalui integrasi AI dan kearifan lokal, acara ini tidak hanya membantu masyarakat mengakses warisan budaya secara digital. Seperti tradisi lisan, seni pertunjukan, dan bahasa daerah, tetapi juga menciptakan peluang baru dalam pendidikan dan ekonomi kreatif. Teknologi interaktif dapat digunakan untuk mengajarkan generasi muda tentang nilai-nilai budaya secara menarik, sementara digitalisasi produk budaya seperti kriya dan musik tradisional membuka peluang pasar global bagi pelaku seni. Dengan demikian, acara ini memberdayakan masyarakat untuk tetap terhubung dengan identitas budaya mereka, sekaligus meningkatkan kesejahteraan melalui inovasi teknologi.

Indigo berharap Ecosystem Dialogue menjadi langkah awal menuju komitmen jangka panjang dalam membangun ekosistem digital yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. Ke depannya, Indigo ingin memperluas kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat inovasi teknologi berbasis budaya, serta mendorong regulasi yang mendukung pengembangan ekosistem kreatif berbasis kearifan lokal. Indigo juga bertekad menjadikan Ecosystem Dialogue sebagai agenda tahunan yang konsisten menghasilkan solusi konkret, baik dalam bentuk prototipe teknologi budaya maupun rekomendasi kebijakan yang berdampak luas. Dengan upaya ini, Indigo bertekad untuk terus mendukung pelestarian budaya, penguatan ekonomi lokal, dan kemajuan bangsa melalui teknologi yang berkelanjutan.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 19 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Memahami RPTKA dalam Proses Perekrutan Ekspatriat di Indonesia

Ekonomi

Analisis Prediksi dan Level Kritis XRP yang Wajib Diperhatikan

Ekonomi

Bantu ‘Jobseeker’ Ciptakan Personal Branding, MAXY Academy Undang HR Profesional dalam Webinar Gratis

Ekonomi

Commuter Line Basoetta Terus Tumbuh, Andalan Mobilitas Menuju Bandara Soekarno-Hatta

Ekonomi

10 Perangkat Smart Home Terbaik yang Wajib Anda Miliki di Tahun 2025

Ekonomi

Unifam Dorong Kata Oma Telur Gabus Ekspansi Global, Perkuat UKM Lokal Lewat Kompetisi Jurnalistik

Ekonomi

Petualangan Memikat di Danau Toba: Panduan Wisata Anti-Mainstream

Ekonomi

Mudah Tergoda Kesenangan Sesaat? Simak Cara Menabung di Bank untuk Jangka Panjang