RajaBackLink.com

Home / Aceh / Daerah / Ekonomi

Kamis, 2 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Kritik Pedas Hendrika Saputra: Bank Syariah di Aceh Hanya Berkedok Syariah

Saiful Amri - Penulis Berita

Ilustrasi

“Rakyat Aceh Menjerit: Bank Syariah di Aceh Diduga Hanya Akal-akalan, Rakyat Sulit Dapat Modal”

Aceh, Sriwijayatoday.com 2 Oktober 2025 – Kebijakan perbankan di Aceh yang hanya mengizinkan bank syariah semakin menuai kritik keras. Alih-alih menyejahterakan rakyat, aturan ini justru dianggap menjerat masyarakat kecil yang butuh modal.

Hendrika Saputra, Ketua Jajaran Wartawan Indonesia (JWI) Aceh Timur, menegaskan bahwa praktik perbankan syariah di Aceh terkesan hanya “berkedok syariah” tanpa benar-benar memberikan keadilan dan akses bagi rakyat.

“Kalau benar-benar syariah, rakyat jangan dipersulit. Faktanya, masyarakat susah mendapatkan pinjaman, sulit modal usaha, dan hanya segelintir pihak yang menikmati keuntungan. Jangan-jangan ini hanya permainan pejabat dan bank tertentu saja,” tegas Hendrika.

Ia menuding, kebijakan ini telah mematikan peluang rakyat kecil. Dengan minimnya bank di Aceh, seolah terjadi monopoli terselubung oleh bank-bank syariah. Sementara pejabat yang punya banyak uang tidak peduli dengan penderitaan rakyat yang terjepit.

Baca Juga :  Ini Kota Tua di Serambi Mekkah, Warga Bandar Khalifah Gelar Deklarasi Hari Ini

“Pejabat itu sudah kenyang uang, mereka tidak peduli. Yang menderita adalah rakyat kecil, pedagang kecil, petani, nelayan yang butuh modal. Mereka hanya diberi satu pilihan bank, itupun penuh syarat, sulit, dan mencekik,” ujarnya lantang.

Hendrika menuntut agar seluruh bank nasional—baik konvensional maupun syariah—diizinkan hadir kembali di Aceh. Menurutnya, kehadiran banyak bank akan membuka warna baru dalam perputaran ekonomi dan memberi rakyat keleluasaan memilih layanan perbankan sesuai kebutuhan.

“Kenapa Aceh harus dibatasi? Ini bukan syariah, ini monopoli! Kalau Aceh memang masih bagian dari Indonesia, rakyat berhak dilayani oleh semua bank, bukan hanya bank tertentu saja. Jangan biarkan rakyat Aceh jadi korban atas nama syariah,” serunya.

Baca Juga :  Holding Perkebunan Nusantara Melalui PTPN IV PalmCo Asistensi 300 Petani Riau Raih Sertifikasi RSPO Internasional

Ia bahkan menyatakan, jika memang Aceh ingin memakai satu sistem perbankan saja, itu baru bisa dilakukan ketika Aceh sudah merdeka dan berdiri sendiri.

“Selama Aceh masih dalam bingkai NKRI, jangan paksa rakyat dengan bank syariah saja. Kami rakyat Aceh butuh banyak pilihan, butuh warna, butuh bank-bank nasional hadir kembali agar modal mudah diakses, perekonomian bergerak, dan rakyat tidak terus diperas atas nama syariah,” pungkas Hendrika dengan nada keras.(*)

 

Penulis: Hendrika Saputra, Ketua Jajaran Wartawan Indonesia (JWI) Aceh Timur

Editor: Ayahdidien

Berita ini 18 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Aceh

Petugas Gabungan Polres Lhokseumawe Amankan Pelaku Tawuran

Daerah

Proyek Jitut di Kp Gombang Papan Nama Informasi Tidak Tertulis Nomor Kontrak dan Para Pekerja Tidak Pakai (K3)

Ekonomi

MAXY Academy Jalin Kemitraan Strategis dengan IMAGINE AI Malaysia untuk Percepatan Talenta AI Indonesia

Daerah

Prajurit Yonzipur 10 Kostrad Ikuti Tradisi Lintas Gunung Bromo

Ekonomi

Viksit Bharat Run 2025: Menyatukan Langkah India dan Indonesia Menuju Masa Depan Emas

Ekonomi

Underground Blok M: Hidden Gem Billiard dan Tempat Nongkrong Jakarta Selatan

Ekonomi

PT Astra Agro Lestari Gelar Training Port Operator Bersama Port Academy

Ekonomi

Komitmen Edukasi Blockchain dan Web3, Bittime Hadir Sebagai Mentor Indonesia On-Chain