RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Kamis, 15 Mei 2025 - 15:36 WIB

Menjelajahi Potensi Bitcoin: Perspektif Investasi Danantara

Redaksi - Penulis Berita

Jakarta, 15 Mei 2025 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini merespons usulan dari pelaku industri aset kripto yang mendorong Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari cadangan strategis negara. Usulan ini, yang muncul dari pelaku pasar kripto domestik, disambut dengan terbuka namun penuh kehati-hatian oleh otoritas.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menyebut gagasan tersebut sebagai bentuk inovasi dan antusiasme dari industri kripto untuk memperkuat ekosistem keuangan digital nasional. Namun, ia mengingatkan pentingnya prinsip kehati-hatian dan tata kelola dalam pengelolaan aset negara.

“Kami dalam posisi sangat menghargai adanya usulan yang tampaknya cukup inovatif dan dimunculkan dari pelaku usaha salah satu pedagang aset keuangan digital domestik terkait dengan keinginan atau usulan Danantara untuk mempertimbangkan kepemilikan cadangan Bitcoin sebagai langkah selain diversifikasi aset juga upaya untuk penguatan nilai tukar rupiah,” terangnya saat Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) April 2025, Jumat (9/5).

Menanggapi hal ini, Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, menyatakan bahwa usulan tersebut mencerminkan kemajuan pola pikir strategis dari pelaku industri terhadap peran aset kripto dalam pembangunan ekonomi nasional.

“Kami melihat usulan ini sebagai refleksi dari upaya menciptakan diversifikasi portofolio negara yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Negara seperti Amerika Serikat bahkan telah mengumumkan strategi cadangan aset digital termasuk Bitcoin, sebagai langkah strategis jangka panjang,” ujar Iqbal.

Baca Juga :  VRITIMES dan Posbaru.com Jalin Kerja Sama Strategis untuk Meningkatkan Distribusi Konten Berita

Menurutnya, jika dikelola dengan prinsip governance dan mitigasi risiko yang kuat, aset kripto seperti Bitcoin bisa menjadi bagian dari strategi diversifikasi cadangan negara, khususnya dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar.

Belajar dari Strategi Cadangan Digital Amerika Serikat

Amerika Serikat kini tengah menyusun strategi untuk menjadikan Bitcoin dan beberapa aset kripto lainnya sebagai bagian dari cadangan digital nasional. Langkah ini bukan hanya bertujuan untuk diversifikasi aset, tetapi juga mengurangi tekanan penjualan dari institusi pemerintah dalam menghadapi kebutuhan likuiditas.

Rencana ini mencakup tidak hanya Bitcoin, tetapi juga empat aset digital lainnya: Ethereum (ETH), Ripple (XRP), Solana (SOL), dan Cardano (ADA). Strategi ini diproyeksikan akan memperkuat posisi AS dalam peta ekonomi digital global, sekaligus menciptakan mekanisme stabilitas baru terhadap volatilitas aset digital di pasar terbuka.

“Langkah AS ini memberikan preseden penting bahwa keterlibatan pemerintah dalam kepemilikan kripto tidak selalu berarti bentuk adopsi ekstrem, tetapi lebih pada strategi kebijakan moneter baru yang adaptif terhadap era digital,” kata Iqbal.

RWA sebagai Jalan Tengah

OJK dalam pernyataannya juga menyarankan agar Danantara mengeksplorasi instrumen investasi digital yang memiliki legalitas dan underlying yang lebih kuat, seperti Real World Asset (RWA) yang ditokenisasi. Dalam hal ini, tokenisasi aset riil seperti properti, proyek infrastruktur, atau komoditas berbasis blockchain dinilai memiliki potensi konkret dan lebih mudah diterima dalam kerangka hukum yang berlaku.

Baca Juga :  Regulasi Belum Jelas, SEC Menunda ETF Kripto Lagi: Apakah Ini Sinyal Bearish?

Iqbal juga melihat RWA sebagai jembatan penting menuju adopsi teknologi blockchain. Menurutnya, pendekatan ini memungkinkan integrasi dunia nyata dengan infrastruktur digital secara bertahap dan terukur. RWA membuka peluang bagi negara untuk mengakses likuiditas global dan meningkatkan efisiensi investasi, tanpa harus langsung terpapar risiko volatilitas tinggi dari aset kripto murni seperti Bitcoin.

“RWA menawarkan kombinasi terbaik antara inovasi dan mitigasi risiko. Ini bisa menjadi langkah awal sebelum pemerintah mempertimbangkan eksposur langsung terhadap Bitcoin dalam cadangan strategisnya,” tambahnya.

Dengan tokenisasi aset nyata seperti properti, proyek infrastruktur, atau komoditas, pemerintah dapat menjaga kontrol terhadap kualitas aset sekaligus memanfaatkan transparansi dan efisiensi dari teknologi blockchain. Iqbal menekankan bahwa pendekatan seperti ini lebih mudah diterima secara regulasi dan bisa membentuk fondasi kepercayaan publik terhadap inisiatif transformasi digital yang dilakukan negara.

“Usulan agar Bitcoin menjadi bagian dari cadangan strategis negara memang membuka diskusi penting mengenai arah kebijakan investasi nasional di era digital. OJK memberikan respons bijak dengan tetap membuka ruang eksplorasi sambil menekankan kehati-hatian. Langkah berikutnya perlu difokuskan pada pembentukan kerangka kerja regulasi yang adaptif dan kolaboratif, agar inovasi tidak hanya menjadi wacana, tapi benar-benar berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 8 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Integrasi Moda Transportasi di Stasiun Semarang Tawang Cukup Lengkap, KAI Daop 4 Permudah Mobilitas Pelanggan KA

Ekonomi

AnyMind Group Merilis Laporan “Indonesia Digital Landscape 2025”, Mengungkap Pergeseran Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran di Indonesia

Ekonomi

Travel Expense Kantor: Ribet Gak, Sih? Ternyata Gampang!

Ekonomi

“The Blueprint” Karya Noir Sur Blanc dan Popomangun Hadir di ASHTA District 8

Ekonomi

Maple Finance (SYRUP) Terus Meroket, Mengapa Token RWA Ini Jadi Incaran Investor?

Ekonomi

Kerjasama Strategis VRITIMES dan Nusantara.co Tingkatkan Distribusi Siaran Pers di Indonesia

Ekonomi

KAI Sumut Gandeng Komunitas Divre 1 Railfans Gelar Sosialisasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang dan Anti Pelecehan Seksual

Ekonomi

Batch Ke-5 Sertifikasi POP Telah Digelar Energy Academy untuk Pengawas Awal Tambang