RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 18:29 WIB

Mulai Hidup Mandiri di Kota Baru: Biaya Tak Terduga dan Cara Mengelolanya

Redaksi - Penulis Berita

Pindah ke kota baru untuk memulai hidup mandiri selalu terasa seperti lembaran baru yang penuh semangat. Ada kebebasan, kesempatan baru, dan rasa percaya diri karena akhirnya bisa mengatur hidup sendiri. Namun, di balik semangat itu, ada satu hal yang sering luput dari perhatian yaitu biaya awal hidup mandiri ternyata tidak sedikit.

Bagi banyak orang yang baru pindah ke kota lain. Entah karena kuliah, pekerjaan baru, atau alasan pribadi, tantangan finansial justru muncul di minggu pertama. Karena bukan hanya soal membayar uang kos, tetapi juga tentang menyiapkan berbagai kebutuhan dasar yang jumlahnya bisa bikin kaget. Mari kita bahas satu per satu, agar kamu bisa lebih siap menyambut hidup baru tanpa stres finansial.

1. Uang muka dan perlengkapan 

Begitu tiba di kota baru, hal pertama yang harus kamu pikirkan tentu tempat tinggal. Jika kamu memilih kos, biasanya pemilik kos meminta pembayaran uang muka minimal satu bulan di muka, bahkan bisa dua atau tiga bulan tergantung lokasinya.

Belum lagi, kamu perlu membeli perlengkapan dasar yang sering tidak disediakan pemilik kos:

– Kasur, bantal, dan sprei

– Peralatan mandi

– Peralatan makan sederhana

– Ember, hanger, dan perabot kecil lain

Jika dijumlah, pengeluaran awal untuk kebutuhan ini bisa dengan mudah mencapai Rp1 juta hingga Rp3 juta, tergantung seberapa lengkap perlengkapan yang kamu beli. Banyak yang tidak sadar betapa cepat biaya kecil-kecil seperti ini menumpuk di awal pindahan.

2. Transportasi

Pindah ke kota baru juga berarti kamu harus beradaptasi dengan sistem transportasi yang berbeda. Ada yang memilih transportasi umum seperti bus atau KRL, ada juga yang langsung berinvestasi pada kendaraan pribadi seperti motor.

Biaya transportasi menjadi pengeluaran rutin yang perlu diatur sejak awal. Jika tempat tinggal dan kantor atau kampus berjauhan, biaya harian bisa menguras cukup banyak uang dalam sebulan. Belum termasuk biaya bensin, parkir, atau bahkan servis kendaraan jika kamu punya motor sendiri.

Baca Juga :  BRI-MI Gelar Strategic Partner Gathering 2025, Perkuat Sinergi dengan Mitra Kunci

Kunci utamanya adalah kenali pola mobilitasmu sejak awal. Hitung biaya rata-rata per minggu agar kamu bisa mengalokasikan dana dengan realistis. Jangan lupa juga siapkan dana darurat kecil untuk transportasi tak terduga seperti hujan deras yang membuatmu harus naik ojek online.

3. Biaya hidup sehari-hari

Kehidupan mandiri berarti kamu akan mengatur semua kebutuhan sendiri. Termasuk makan tiga kali sehari, bayar kuota internet, beli sabun, dan kebutuhan pribadi lainnya.

Meski terlihat sederhana, total pengeluaran harian ini bisa cukup besar. Misalnya:

– Makan tiga kali sehari di warung: Rp30.000 x 30 hari = Rp900.000

– Kuota internet: Rp100.000–Rp150.000

– Laundry: Rp100.000–Rp200.000

– Kebutuhan pribadi lain: Rp300.000

Totalnya bisa mencapai Rp1,5 juta–Rp2 juta hanya untuk kebutuhan rutin bulanan. Itu belum termasuk pengeluaran sosial seperti nongkrong, nonton, atau jalan-jalan akhir pekan.

4. Kebutuhan tak terduga

Mungkin kamu sudah membuat perencanaan rapi. Namun, realitanya, biaya tak terduga selalu muncul. Contohnya: kipas angin rusak, teman ulang tahun tiba-tiba, atau ada keperluan mendesak seperti membeli pakaian kerja baru.

Inilah mengapa penting memiliki dana cadangan, bahkan di masa awal hidup mandiri. Namun sayangnya, tidak semua orang memiliki tabungan yang cukup untuk menghadapi situasi tak terduga seperti ini.

Kalau sudah begitu, yang bisa kamu lakukan adalah mencari solusi finansial jangka pendek yang bijak, agar kebutuhan bisa terpenuhi tanpa mengganggu keuangan bulanan.

5. Strategi mengatur keuangan di kota baru

Hidup mandiri bukan hanya soal bertahan, tetapi juga membangun kebiasaan finansial yang sehat. Berikut beberapa tips praktis yang bisa kamu terapkan:

a. Pisahkan rekening untuk kebutuhan bulanan dan tabungan. Jangan campur uang makan dengan uang darurat.

b. Gunakan aplikasi catatan keuangan. Catat setiap pengeluaran kecil, karena dari hal kecil kamu bisa tahu ke mana uangmu “bocor.”

Baca Juga :  Kesempatan berkarir di BRI : BRI Region 6/Jakarta 1 Berpartisipasi dalam Job Fair Jakarta "Goes to Campus” di Universitas Negeri Jakarta

c. Beli perlengkapan secara bertahap. Tidak semua harus lengkap di minggu pertama. Prioritaskan yang esensial dulu.

Manfaatkan promo atau cashback. Banyak platform digital, termasuk bank dengan layanan digital, yang menawarkan promo untuk transaksi awal.

Dengan kebiasaan seperti ini, kamu bisa menjaga kondisi keuangan tetap stabil walau masih dalam masa adaptasi.

6. Ketika butuh tambahan dana, gunakan opsi yang aman

Meski sudah mengatur sebaik mungkin, situasi mendesak kadang tetap terjadi. Misalnya, kamu harus bayar uang muka kos lebih besar dari rencana, atau gajian pertama belum cair padahal kebutuhan menumpuk.

Dalam kondisi seperti ini, ada baiknya mempertimbangkan opsi pinjaman fleksibel seperti Neo Pinjam di neobank dari Bank Neo Commerce. Prosesnya serba digital, pencairannya cepat, dan bunganya transparan tanpa biaya tersembunyi. Kamu bisa mengajukan sesuai kebutuhan tanpa harus repot datang ke kantor cabang.

Jika sewaktu-waktu kamu membutuhkan dukungan tambahan untuk menutup kebutuhan mendesak, Neo Pinjam bisa menjadi opsi. 

Neo Pinjam punya kelebihan, yaitu: 

– Tenor minimal 3 bulan – maksimal 24 bulan

– Limit pinjaman hingga Rp100.000.000

– Bunga mulai dari 0,06% flat per hari (setara dengan maksimum APR 21,9% per tahun)

– Tidak ada biaya tersembunyi atau penalti pelunasan lebih awal

Ditambah, pinjaman tenor panjang hingga 24 bulan ini juga bebas biaya admin saat pencairan. Meskipun mudah dan cepat, pengajuan kamu tetap melalui evaluasi kelayakan untuk menjaga keamanan pengguna dan mencegah risiko kredit bermasalah.

Download neobank di PlayStore atau App Store dan ajukan Neo Pinjam sekarang. Kunjungi link Neo Pinjam untuk tahu info lengkap serta syarat & ketentuan mengenai Neo Pinjam.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 6 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

KAI Catat Pertumbuhan Positif: 10,67 Juta Ton Barang Terangkut pada Januari-Februari 2025, Didominasi Batu Bara

Ekonomi

Luncurkan Laskar AI, Lintasarta Siap Cetak Talenta AI untuk Indonesia Emas 2045

Ekonomi

Top Trader Dupoin: Trading di Broker Lokal, Aman Tak Kalah dari Broker Luar

Ekonomi

KAI Logistik Yogyakarta : Penghubung Dinamis Antara Wisata, Pendidikan, dan Ekonomi Kreatif

Ekonomi

KAI Logistik Wujudkan Komitmen Green Logistics Melalui Transparansi Jejak Karbon di Invoice Pelanggan

Ekonomi

Ekspedisi Cargo Murah ke Seluruh Indonesia di Lionel Cargo

Ekonomi

PalmCo, Subholding Holding Perkebunan Nusantara, Cetak Capaian Tertinggi dalam Program Peremajaan Sawit Rakyat

Ekonomi

Pengguna LRT Jabodebek Naik 12% Selama Penerapan Kebijakan ASN Wajib Naik Transum, KAI Sambut Baik Wacana Perluasan Penerapan untuk Pegawai Swasta