RajaBackLink.com

Home / Opini

Selasa, 29 Agustus 2023 - 11:07 WIB

MURKA PDIP

Saiful Amri - Penulis Berita

by M Rizal Fadillah*

GONCANG kubu PDIP menjelang akhir tahun 2023 menuju 2024. Kegoncangan diawali bergabungnya PAN dan Golkar ke kubu Prabowo. Artinya kubu Partai Gerindra menjadi Koalisi terbesar bersama Partai Golkar, PAN dan PKB. Sementara Koalisi pendukung Anies Baswedan sudah memastikan 3 (tiga) partai yaitu Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat.

PDIP yang hanya berkoalisi dengan PPP terancam pula. PPP siap untuk hengkang.Terbayang jika PPP bergabung dengan Koalisi Perubahan maka komposisi menjadi Koalisi Indonesia Raya (KIR) empat partai dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) empat partai pula. PDIP praktis tinggal sendirian. Kondisi ini menggoyahkan dan dipastikan membuat panik.

Mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres ternyata tidak menjadi magnet. Koalisi besar yang diharapkan ternyata tidak terjadi. Jokowi sang petugas partai PDIP justru menjadi faktor pemecah dan menggumpal dukungan kepada Prabowo. Jokowi yang kecewa Ganjar direbut Megawati memang berkhianat dengan bermain-main mengguncang-guncang PDIP.

PDIP wajar murka setelah ternyata kader-kadernya mulai ada yang membelot ke Prabowo. Ada effendi Simbolon adapula Budiman Sudjatmiko. Budiman akhirnya dipecat dari keanggotaan PDIP. Dosa beratnya adalah mendeklarasikan Prabowo-Budiman (Prabu) di Semarang.

Baca Juga :  DUA PANSUS MENDESAK DAN DARURAT

PDIP tentu akan berjuang habis agar Jokowi dapat kembali ke pangkuan komando partai. Namun hal itu tidaklah mudah karena Jokowi sudah terlalu dalam untuk “membesarkan” Prabowo. Prabowo sendiri telah nyaman bersandar total kepada Jokowi. Apa yang terjadi jika kemudian ia ditinggalkan dan merasa dikhianati ?

Murka PDIP adalah pilihan partai yang sedang berada di persimpangan jalan. Seperti Jokowi yang di simpang jalan harus memilih antara Prabowo dan Ganjar. Prabowo masih menggantung dan dalam posisi harap-harap cemas. Jika ditinggal oleh Jokowi maka peluang menjabat sebagai Presiden menjadi lepas. Prabowo tanpa Jokowi bagaikan pohon tanpa akar.

Pemecatan Budiman Sudjatmiko adalah bentuk murka PDIP sebagai peringatan serius untuk siapapun kader yang berani membelot. Pertanyaan yang muncul adakah pemecatan ini akan berefek domino sampai pada pemecatan kader lain termasuk juga sang “petugas partai” Jokowi ? Jika hal itu terjadi maka betapa hebatnya PDIP. Memecat seorang Presiden.

Baca Juga :  DUKUNG PROSES HUKUM EKO KUNTADHI

Pilihan bagi PDIP dalam kaitan gejala Jokowi yang mendukung bahkan menggiring kepada Prabowo adalah memaksa Jokowi untuk kembali mendukung Ganjar Pranowo atau segera memecat Jokowi. Tidak ada pilihan lain.

Murka PDIP adalah langkah untuk menjaga wibawa sebagai partai pemenang Pemilu sekaligus upaya serius untuk tetap mempertahankan kedudukan sebagai pemenang Pemilu tahun 2024.

Tentu masih ada harapan seandainya PDIP memiliki nyali untuk memecat Jokowi. Nyali Banteng yang berhasil melawan ketakutannya sendiri. Pilihan dari hidup dan mati.

Ketika sang paman Claudius membunuh ayahnya lalu menikahi Gertrude ibunya, Hamlet berujar dalam kesedihan dan kepedihan : “To be or not to be, that is the question”. “Menjadi” atau “Tidak”–“Itulah pertanyaannya”.

Hamlet terlalu lama bertanya lalu terlambat membunuh Claudius. Dan Hamlet pun mati.

 

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 29 Agustus 2023

Berita ini 70 kali dibaca

Share :

Baca Juga

PREROGATIF KETUM

Headline

PREROGATIF KETUM
TUTUP DAN BUBARKAN AL ZAYTUN

Opini

TUTUP DAN BUBARKAN AL ZAYTUN
WAYANG ZULKIFLI

Opini

WAYANG ZULKIFLI
PARTAI POLITIK ITU MILIK SIAPA : Refleksi Dalam Menyambut Pilkada Aceh 2024

Opini

PARTAI POLITIK ITU MILIK SIAPA : Refleksi Dalam Menyambut Pilkada Aceh 2024
KEBIJAKAN BPJS SEMAU-MAUNYA

Headline

KEBIJAKAN BPJS SEMAU-MAUNYA
MEMBOBOL DINDING AROGANSI OLIGARKI

Opini

MEMBOBOL DINDING AROGANSI OLIGARKI
POROS CAP KAKI TIGA

Nasional

POROS CAP KAKI TIGA
Rempang dan Potensi Gerakan Anti China

Headline

Rempang dan Potensi Gerakan Anti China