RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 09:00 WIB

Narasi Perpetual DEX Menguat, Token Derivatif Mulai Jadi Incaran Trader Global

Redaksi - Penulis Berita

Dunia kripto kembali diramaikan oleh narasi baru yang kian menguat: Perpetual DEX. Setelah tren meme coin dan proyek AI sempat mendominasi, kini giliran sektor derivatif terdesentralisasi yang menjadi perhatian.

Lonjakan volume, inovasi teknologi, hingga arus modal baru dari investor institusional memperlihatkan bahwa ekosistem Perpetual DEX bukan lagi sekadar eksperimen DeFi, melainkan fondasi baru dalam perdagangan aset digital.

Menurut data yang dihimpun dari berbagai agregator DeFi, volume perdagangan perpetual DEX telah menembus US$1 triliun di September, meningkat hampir 50 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan ini dipicu oleh semakin tingginya minat trader global terhadap platform non-kustodial yang transparan dan efisien.

Apa Itu Perpetual DEX dan Mengapa Mulai Ramai Dibicarakan?

Perpetual DEX adalah bursa derivatif terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna memperdagangkan kontrak berjangka tanpa tanggal kedaluwarsa. Berbeda dari bursa terpusat (CEX), seluruh proses berlangsung di blockchain melalui smart contract, sehingga pengguna tetap memiliki kontrol penuh atas aset mereka.

Model ini dinilai sebagai alternatif yang lebih aman dan terbuka dibandingkan bursa tradisional. Dengan sistem funding rate dan mekanisme leverage yang transparan, trader bisa membuka posisi long maupun short tanpa risiko penutupan otomatis akibat tanggal jatuh tempo.

Baca Juga :  Petani Milenial OKI Ubah Sabut Kelapa Jadi Pupuk Organik Hasilkan Pundi Rupiah

Tren ini pun didorong oleh berbagai inovasi. Mulai dari integrasi order book on-chain hingga penerapan zk-rollup yang membuat transaksi lebih cepat dan hemat gas fee.

Token Perpetual DEX yang Sedang Jadi Sorotan

Seiring meningkatnya adopsi, sejumlah token platform perpetual DEX kini menunjukkan performa mengesankan dan menjadi sorotan di komunitas kripto. 

Pemimpin pasar seperti Hyperliquid (HYPE) terus mempertahankan dominasinya dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$13 miliar, sementara MYX Finance (MYX) mencatat lonjakan hingga 66 persen dalam tujuh hari terakhir berkat peningkatan fitur dan pertumbuhan TVL yang pesat.

Di sisi lain, Aster DEX (ASTER) menarik perhatian karena fokus pada interoperabilitas lintas-chain dengan valuasi mendekati US$3 miliar.

Proyek lain seperti Jupiter Exchange (JUP) di ekosistem Solana dan dYdX Protocol (DYDX) yang terus berinovasi dalam mekanisme governance juga memperkuat posisi sektor ini sebagai pilar utama DeFi.

Menariknya, proyek Lighter semakin mendapat sorotan meski token resminya belum diluncurkan. TVL yang meningkat hingga 2.000 kali lipat dalam enam bulan terakhir, serta potensi airdrop token perpetual DEX baru, menjadikannya proyek yang patut dipantau oleh para investor.

Perubahan Arah dari CEX ke DEX

Lonjakan minat terhadap Perpetual DEX tidak lepas dari perubahan preferensi trader global.

Baca Juga :  Kerjasama Strategis VRITIMES dan Portallensa.com dalam Penyebaran Informasi yang Terpercaya

Sejak munculnya berbagai kasus keamanan di bursa terpusat, komunitas kripto semakin menekankan pentingnya transparansi, kontrol mandiri, dan desentralisasi.

Perpetual DEX hadir menjawab kebutuhan itu dengan memungkinkan transaksi langsung antar pengguna tanpa perantara, sekaligus menjaga privasi data on-chain.

Langkah Aman untuk Trader Pemula

Meski peluangnya besar, sektor derivatif terdesentralisasi juga menyimpan risiko tinggi. Trader pemula disarankan untuk memahami cara kerja margin, leverage, dan funding rate sebelum terjun ke dalamnya.

Platform seperti Bittime menyediakan ekosistem yang lebih ramah bagi pengguna baru mulai dari panduan edukasi, fitur spot trading, hingga pembelajaran bertahap sebelum mencoba produk derivatif yang lebih kompleks. 

Dengan regulasi resmi dari Bappebti, Bittime menjadi salah satu pintu masuk aman untuk memahami dinamika pasar kripto Indonesia dan global.

Perlu diingat bahwa investasi kripto memiliki risiko yang perlu dipahami, seperti fluktuasi harga, potensi kerugian modal, serta perubahan regulasi dan teknologi. Maka dari itu, penting bagi setiap investor untuk mengenali batas toleransi risiko dan menentukan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan finansialnya.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 5 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Emas dalam Tren Bullish Menuju $ 3.364, Setelah Sentimen Dovish The Fed

Ekonomi

Strategi WhatsApp Marketing dengan Aplikasi Barantum

Ekonomi

Portable EV Charger untuk Kemudahan Pengisian Daya Kendaraan Listrik

Ekonomi

Mainan Desainer Tiongkok Bersinar di IBTE, Heyone Memikat Pasar Asia Tenggara dalam Penampilan Perdananya

Ekonomi

Pertama, Dr. Lucky Bayu Purnomo Perkenalkan GENCAR sebagai laboratorium pasar modal dan Pusat Literasi, Riset Pasar Modal di Bulan Kemerdekaan RI ke-80

Ekonomi

Hashrate Bitcoin Pecahkan Rekor, Keamanan Jaringan Dipastikan Lebih Kuat

Ekonomi

Kementerian PU Genjot Pelaksanaan Inpres Jalan Daerah 2025 Dukung Swasembada Pangan dan Energi

Ekonomi

Mewujudkan Visibilitas dan Kontrol Total di Kantor dengan Crestron untuk Efisiensi dan Keamanan Optimal