RajaBackLink.com

Home / Headline / Opini / Politik / Sosial Budaya

Selasa, 1 Februari 2022 - 09:21 WIB

NATAL, TAHUN BARU, DAN IMLEK TEPAT WAKTU

Saiful Amri - Penulis Berita

by M Rizal Fadillah*

Bandung | Sriwijayatoday.com Hari ini Imlek dan kalender pun merah menandakan hari libur. Bukan persoalan turun hujan tetapi kebebasan merayakan imlek tanpa ada pengunduran hari libur sebagaimana dahulu terjadi pada Tahun Baru Hijriyah dan Maulid Nabi. Hari Natal dan Tahun Baru juga “tepat waktu” antara perayaan dengan liburnya padahal saat itu pandemi masih berlangsung bahkan ada ancaman varian baru Omicron.

Pada Iedhul Adha 2021 umat Islam mengalami pembatasan ketat. Satgas membuat Surat Edaran No 15 tahun 2021 yang berisi pembatasan mobilitas masyarakat, pembatasan peribadatan, kegiatan keagamaan ditiadakan, pembatasan silaturahmi yang diarahkan virtual, hingga pembatasan kunjungan tempat wisata.

Ketika Luhut Binsar Panjaitan meramalkan bahwa Covid 19 akan meningkat pada bulan Februari Maret maka komentar nyinyir muncul yang mengaitkan peningkatan itu dengan pelaksanaan puasa umat Islam. Berujung nantinya pembatasan ibadah Tarawih, Iedul Fitri, dan tentu saja mudik. Meski keterkaitan itu belum tentu benar namun telah terbentuk praduga negatif yang menjadi “common sense” umat Islam.

Baca Juga :  Selain Ibadah Minggu Dan Suasana Natal, Samapta Polres Gowa Intensif Betpatroli Ke Gereja- Gereja.

Keadilan adalah persoalan utama dan yang kurang dimiliki Pemerintah. Semestinya libur Natal, Tahu Baru, dan Imlek diundur juga untuk menghindari kerumunan sekaligus wujud dari sikap konsisten dalam membangun kewaspadaan menghadapi pandemi Covid 19. Dibuat juga aturan pembatasan yang cukup ketat. Budaya waspada harus tetap dipertahankan.

Dengan Natal, Tahun Baru, dan Imlek lolos-lolos saja wajar akhirnya publik, khususnya umat Islam, mencurigai adanya diskriminasi perlakuan dalam kontek keagamaan. Apalagi digembor-gemborkan Covid 19 akan terus semakin meningkat. Lalu bergerak menuju gerbang peribadahan umat IsIam, Ramadhan dan Iedul Fitri.

Baca Juga :  Warga Jalan Gunung Salahutu 1 Membangun Kebersamaan Dengan Cara Membentuk Petugas Ronda

Covid 19 yang awal muncul dari Wuhan Cina rupanya masih berlanjut episodenya. Hanya di Indonesia terus memakan korban hingga peribadahan agama-agama. Agama Islam tidak terkecuali. Bahkan kini terancam kembali. Kebijakan politik mengatasi pandemi tidak boleh bersifat diskriminatif.

Jika diskriminatif, maka umat wajar jika beranggapan bahwa Covid 19 memang ditunggangi dan sarat akan kepentingan pragmatik baik kepentingan bisnis maupun politik.

Natal, Tahun Baru, dan Imlek tepat waktu.

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 1 Februari 2022

Berita ini 302 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Headline

Personil Polres Gowa Lakukan Operasi Yustisi Ajak Pengendara Patuh Prokes

Opini

COLDPLAY “LGBT” KOK KAGUM TOKOH SYI’AH

Headline

Pangdam XIV/Hasanuddin Hadiri Rapat Paripurna dan Sertijab Gubernur Sulsel

Headline

Mengawali Tugas Pengamanan Unras Dengan Apel Pengecekan Serta Arahan Dari Ka Pam Obyek

Opini

KASUS 1 TRILYUN TIDAK BOLEH MENGENDAP

Opini

BAMBANG TERUS MEMACUL 

Headline

Polres Takalar Gelar Kerja Bakti Menyambut HUT RI ke-78

Headline

Tim Staf Ahli Pangdam XIV/Hsn Lakukan Puldata Kajian Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas*