RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Kamis, 11 September 2025 - 13:59 WIB

Weaving Culture: Merajut Budaya dengan Inovasi Kontemporer

Redaksi - Penulis Berita

Jakarta, 10 September 2025 – Museum Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), menjadi saksi peluncuran koleksi terbaru hasil kolaborasi antara Torajamelo, Bell Living Lab, dan Pendopo dalam acara bertajuk “Weaving Culture: Into Contemporary with Local Innovation.” Acara ini tidak hanya memperkenalkan produk baru yang memadukan warisan budaya dengan inovasi ramah lingkungan, tetapi juga menghadirkan diskusi inspiratif mengenai masa depan tenun Indonesia di tengah perkembangan zaman.

Kolaborasi “Nava”: Tradisi Bertemu Inovasi

Kolaborasi ini dinamai “Nava”, dari bahasa Sanskerta yang berarti baru. Nava menghadirkan semangat segar dalam memadukan warisan tenun tradisional dengan material inovatif berbasis limbah kopi yang dikembangkan oleh Bell Living Lab. Material vegan berbahan biji kopi ini menjadi alternatif kulit yang ramah lingkungan, sekaligus mendukung komitmen Torajamelo terhadap praktik slow fashion dan keberlanjutan.

“Kami selalu ingin bergerak menuju material yang lebih etis dan bebas dari bahan berbasis hewan. Saat mengetahui Bell Living Lab mengembangkan alternatif kulit dari biji kopi, kami langsung tertarik. Kolaborasi ini, yang kami namai Nava, adalah langkah awal untuk terus menghadirkan produk yang menggabungkan warisan budaya dengan inovasi lokal,” jelas Aparna Saxena, CEO Torajamelo.

Baca Juga :  Bitcoin hingga Token RWA Jadi Peluang Besar di Pasar Kripto 2025

Pembukaan oleh Tokoh-Tokoh Penting

Acara dibuka dengan sambutan dari Putu Laura, Head of Pendopo, yang menegaskan komitmen Pendopo dalam menjembatani tradisi dan gaya hidup modern.

“Peluncuran koleksi ini mencerminkan visi Pendopo untuk menjembatani tradisi dan gaya hidup modern. Karya-karya ini tidak hanya bernilai estetika, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perajin lokal, komunitas, dan lingkungan,” ujar Putu Laura.

Sementara itu, Bijay Selvaraj, Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar India, mengapresiasi kekayaan tradisi tekstil Indonesia dengan membandingkan pengalamannya di berbagai negara.

“Pengalaman saya di berbagai negara menunjukkan bahwa setiap kain tradisional menyimpan cerita sejarah dan identitas. Di Indonesia, saya terpesona oleh keberagaman warna dan keindahan busana tradisional. Perpaduan antara tradisi dan modernitas seperti yang kita saksikan hari ini sangat penting agar warisan budaya tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang,” ungkap Bijay Selvaraj.

Diskusi Panel: Menjaga Relevansi Tenun

Sesi diskusi dipandu oleh Joshua Matulessy (JFlow) dan menghadirkan Putu Laura, Aparna Saxena, serta Arka Irfani (Founder Bell Living Lab). Panelis menekankan pentingnya menghadirkan tenun dalam bentuk produk turunan yang fungsional bagi generasi muda tanpa kehilangan nilai budaya.

Baca Juga :  Emas Naik ke $2.750 Efek Kebijakan Baru Tarif Trump

Menurut Aparna, menjaga relevansi berarti memahami audiens yang terus berkembang:

“Tidak semua orang akan membeli selembar kain tenun mahal, tetapi mereka bisa membawa sepotong budaya melalui produk sehari-hari yang fungsional, estetik, dan penuh cerita,” ujar Aparna.

Sementara itu, Arka Irfani menambahkan visi Bell Living Lab untuk menghadirkan material berkelanjutan dari limbah pertanian, khususnya kopi, yang dapat menjadi solusi nyata bagi industri kreatif sekaligus mendukung konservasi dan keberagaman hayati.

Workshop: Dompet Kulit Vegan dari Kopi

Sebagai bagian dari rangkaian acara, Bell Living Lab juga menggelar workshop membuat dompet kulit vegan dari biji kopi. Peserta diajak merasakan langsung bagaimana limbah kopi dapat diolah menjadi material baru yang bernilai tinggi sekaligus ramah lingkungan.

Dengan akses gratis untuk publik, kegiatan ini berhasil menarik minat pecinta budaya, pegiat mode berkelanjutan, hingga mahasiswa kreatif yang ingin belajar langsung dari para praktisi.

Weaving Culture menjadi bukti nyata bahwa ketika tradisi, inovasi, dan keberlanjutan bertemu, lahirlah karya yang tidak hanya indah tetapi juga bermakna bagi masyarakat dan generasi mendatang.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 7 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Pelindo Solusi Logistik dan PHI Group Jalin Sinergi Kelola Aset Properti Strategis di Surabaya

Ekonomi

Pelindo Solusi Logistik dan PHI Group Jalin Sinergi Kelola Aset Properti Strategis di Surabaya
Pengaruh Suku Bunga ECB dan The Fed terhadap EUR/USD

Ekonomi

Pengaruh Suku Bunga ECB dan The Fed terhadap EUR/USD
Volume Penumpang KA PSO di Daop 4 Semarang Capai 700 Ribuan Orang pada Semester 1 2025, KAI Daop 4 Dorong Akses Transportasi Merata dan Berkelanjutan

Ekonomi

Volume Penumpang KA PSO di Daop 4 Semarang Capai 700 Ribuan Orang pada Semester 1 2025, KAI Daop 4 Dorong Akses Transportasi Merata dan Berkelanjutan
Evista Revolusioner Transportasi Bandara dengan Taksi Listrik

Ekonomi

Evista Revolusioner Transportasi Bandara dengan Taksi Listrik
Lonjakan Penumpang Kereta Api Jelang Libur Idul Adha 1446 H, KAI Daop 1 Jakarta Catat Lebih dari 129 Ribu Tiket Terjual untuk Periode 4-9 Juni 2025

Ekonomi

Lonjakan Penumpang Kereta Api Jelang Libur Idul Adha 1446 H, KAI Daop 1 Jakarta Catat Lebih dari 129 Ribu Tiket Terjual untuk Periode 4-9 Juni 2025
Hisense Menghadirkan Mesin Cuci Front Load Bergaya Retro: Roman Holiday Series

Ekonomi

Hisense Menghadirkan Mesin Cuci Front Load Bergaya Retro: Roman Holiday Series
Holding Perkebunan Nusantara Melalui PTPN I Regional 8 Gelar Gerakan Pangan Murah, Hadirkan Beras SPHP untuk Stabilkan Harga Pangan

Ekonomi

Holding Perkebunan Nusantara Melalui PTPN I Regional 8 Gelar Gerakan Pangan Murah, Hadirkan Beras SPHP untuk Stabilkan Harga Pangan
Harga ETH Turun di Titik Terendah, Waktunya Buy the Dip?

Ekonomi

Harga ETH Turun di Titik Terendah, Waktunya Buy the Dip?