Sriwijayatoday.com | Aceh Timur – Untuk kesekian kalinya setelah kilang gas BLOK -A beroperasi, warga sekitar tambang kembali mencium bau menyengat dalam 3 hari terakhir, sehingga menyebabkan sebagian warga Desa Alue Ie Mirah, Desa suka makmur, dan desa desa lainnya merasakan kepala pusing dan perut terasa mual, sehingga nyaris mengganggu kegiatan warga, terutama aktivitas shalat jum’at, sebagaimana terpantau baik postingan via facebook dan beberapa penduduk sekitar yg berkomentar bernada protes terhadap polusi bau tersebut, Rabu, (03/08/2022)
Menurut pengakuan warga, bau menyengat tersebut mulai tercium dari kamis s/d sabtu 28-30 Juli 2022, Adapun sumbernya diduga berasal drari aktivitas perawatan jalur pipa dari sumur AS 11 ke kilang CPP Blang Nisam, Indra Makmu, Aceh Timur.
Sementara Ustad Irwandi salah satu tokoh masyarakat mengaku sedikit kesal, karena sebelumnya telah menerima keterangan daru salah satu officer medco bahwa ketika proses pelepasan (venting) tidak akan berdampak kepada masyarakat, karena hanya akan menimbulkan bau dengan radius 500 meter, kemudian akan lebur di udara, namun fakta bercerita sebaliknya, dampaknya dirasakan oleh warga yg berdomisili sampai jarak radius ribuan meter dari lokasi pigging pipe.
Ustad Irwandi juga mengeluhkan masih minimnya sosialisasi dan mitigasi,sehingga nyaris setiap tahun warga terpaksa hirup bau busuk, sepertinya Medco belum dapat belajar dari insiden yang lalu sebelumnya,dan warga mau tidak mau harus mengingatkan kembali kontraktor BLOK A untuk lebih peduli terhadap masyarakat sekitar terhadap dampak yang di timbulkan.
“Terpaan polusi bau juga beberapa bulan lalu tercium oleh penduduk setempat,namun belum ada keterangan resmi dari pemerintah daerah maupun dari kontraktor BLOK A, tentang tingkat resiko kebauannya,” ucap Ustazd Wandi.
Sementara Direktur Eksekutif LSM Reuncong Aceh : Zainal Abidin Badar.S.H.,M.H. mengawatirkan terhadap dampak yang di timbulkan akan polusi Gas yang di hasilkan dari Kilang Gas Blok A Tersebut.
Lanjut Zainal, berdasarkan pengalaman yang mengakibatkan beberapa waktu yang lalu hingga beberapa orang harus di rawat di RSUD setempat, karena kurangnya sosialisasi di awal terhadap perbaikan atau pembersihan sumur.
“Harapannya kepada para pihak baik kontraktor Medco sendiri lebih berhati-hati dan harus mengupayakan keselamatan warga, baik dari segi kesehatannya maupun keselamatan jiwa.Tidak ada gunanya investasi besar numun masyarakat lingkar tambang jadi korban,” ujarnya.
Namun beranjak dari hal tersebut, kedatangan PT Medco di Blok A telah membawa pengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat Aceh, baik dari CSR nya maupun dari pemberdayaan ekonomi masyarakatnya.
“Semoga segala permasalahan yang di timbulkan segera teratasi dengan cepat tanpa berefek pada korban jiwa,” Tutup Zainal.[]