RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Jumat, 4 Oktober 2024 - 15:00 WIB

Kritik Pedas Founder Solana Terhadap Regulasi Kripto di Era Biden

Redaksi - Penulis Berita

Anatoly Yakovenko, pendiri sekaligus CEO Solana, kembali melontarkan kritik tajam terhadap pemerintahan Joe Biden terkait kebijakan tenaga kerja di Amerika Serikat.

Yakovenko menyoroti kegagalan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja di sektor teknologi, terutama blockchain, yang seharusnya bisa membuka peluang besar di dalam negeri. Namun, karena kebijakan yang dinilainya tidak efektif, banyak pekerjaan di ekosistem Solana yang justru dialihkan ke luar negeri.

Pasar Tenaga Kerja yang Melambat

Kritik Yakovenko muncul di tengah kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja AS sedang melambat. 

Data terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan adanya penurunan jumlah lowongan kerja, hanya mencapai 7,7 juta, jauh di bawah perkiraan. Penurunan ini menjadi tanda bahwa pertumbuhan lapangan kerja sedang melambat, yang bisa mendorong kebijakan yang lebih hati-hati dari Federal Reserve.

Menurut Austin Federa, Kepala Strategi Solana Foundation, sebenarnya masih ada banyak peluang di ekosistem Solana. Saat ini, terdapat lebih dari 237 lowongan pekerjaan di jaringan blockchain Solana, yang menunjukkan tingginya kebutuhan tenaga kerja di sektor ini. Namun, Federa menyesalkan bahwa peluang ini tidak bisa dinikmati oleh pekerja AS karena kebijakan pemerintah yang kurang mendukung.

Baca Juga :  Pavilion Indonesia di World Expo 2025 Osaka Jadi Gerbang Bagi Pelaku Bisnis ke Pasar Dunia

Kritik Terhadap Regulasi dan Dampaknya pada Pertumbuhan Teknologi

Ini bukan pertama kalinya Yakovenko mengkritik pemerintahan Biden. Sebelumnya, dia pernah menyatakan kekecewaannya terhadap sistem politik di AS yang dianggapnya terlalu berfokus pada keuntungan politis. 

Menurut Yakovenko, politisi sering kali membuat keputusan jangka pendek untuk mempertahankan kekuasaan, tanpa memperhitungkan dampak jangka panjang, terutama di sektor teknologi seperti blockchain.

Yakovenko juga mengkritik pendekatan SEC terhadap regulasi kripto. Dia menyamakan pendekatan SEC dengan kekacauan dalam regulasi layanan kesehatan. Salah satu contohnya adalah ketika SEC menganggap tokenisasi kartu Pokémon sebagai sekuritas, yang menurut Yakovenko merupakan kebijakan yang tidak masuk akal.

Baca Juga :  OJK Sebut Aset JIWASRAYA Rp 6,7 Triliun Belum Cukup, Praktisi Asuransi: OJK Tertibkan Direksi BUMN Nakal, Lindungi Konsumen, dan Aset Properti Negara !!

Harapan Masa Depan Pekerjaan Blockchain di AS

Yakovenko percaya bahwa jika kebijakan tenaga kerja dan regulasi diperbaiki, Amerika Serikat bisa menjadi pemimpin global dalam teknologi blockchain. Namun, jika kebijakan saat ini tidak diubah, AS berisiko kehilangan peluang besar untuk menciptakan pekerjaan yang stabil di sektor ini.

Laporan pekerjaan mendatang mungkin akan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi pasar tenaga kerja di AS. Namun, dengan adanya kemungkinan gangguan seperti pemogokan pelabuhan dan bencana alam, Yakovenko semakin yakin bahwa kebijakan pemerintah saat ini justru menghambat terciptanya lapangan kerja yang stabil di bidang teknologi.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 23 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Libur Panjang Tahun Baru Islam, KAI Daop 4 Semarang Catat Peningkatan Hingga Hampir 109 Ribu Penumpang

Ekonomi

Sewa Mobil Listrik Murah di Evista, Mulai dari Rp400 Ribuan!

Ekonomi

Trading Tak “Hanya” Tentang Cuan: Misi Steven G. Tunas Mengangkat Literasi Keuangan Indonesia

Ekonomi

KAI Resmi Luncurkan E-Sport Center di Stasiun Gambir: Hadiah HUT ke-80 untuk Generasi Digital, Wujud Semangat Semakin Melayani

Ekonomi

Bersama Petani Lokal Memulihkan Lahan Rusak Jadi Sumber Kehidupan

Ekonomi

Kunjungan Jenderal Anil Chauhan Perkuat Kemitraan Pertahanan India–Indonesia

Ekonomi

Pebisnis Wajib Tahu! Ini Cara Dongkrak Omzet di Bulan Ramadan 2025

Ekonomi

5 Manfaat Utama RPA bagi Perusahaan: Lebih Cepat, Efisien, dan Aman