Sriwijayatoday.com | Aceh Timur – Sebuah rumah milik Salmiah (62), seorang janda warga Teupin Nyareng, Kuala Peudawa Puntong, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, roboh akibat abrasi yang terus mengikis garis pantai.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (17/9/2024) pukul 10.00 WIB, saat air pasang mulai naik dan menghantam rumah yang terletak di tepi pantai tersebut. Saat Salmiah pulang dari pasar usai berbelanja, ia mendapati rumahnya sudah roboh.
“Sisi kanan rumah sudah roboh, jadi saya keluarkan semua barang-barang karena sudah basah terkena ombak,” ungkapnya.
Rumah bantuan untuk kaum dhuafa yang dibangun pada 2005 itu sudah sering diterpa ombak. Namun, kali ini abrasi merobohkan rumah yang telah berusia 19 tahun tersebut.
Kini, rumah yang berada tepat di pinggir pantai itu tak lagi bisa ditempati. Salmiah berencana mendirikan tempat berteduh sementara di halaman depan rumahnya.
“Di rumah ini, kami tinggal bertiga, anak saya yang berusia 23 tahun dan ibu saya yang berusia 90 tahun. Keempat anak saya yang lain sudah berkeluarga. Saya tidak ingin pindah dari sini, jadi saya akan buat tempat berteduh sementara,” jelasnya.
Mengetahui kejadian tersebut, Pj Bupati Aceh Timur, Amrullah M. Ridha, langsung turun ke lokasi untuk meninjau kondisi Salmiah dan memberikan bantuan tanggap darurat. Ia juga menyerahkan pakaian serta perlengkapan sholat untuk Salmiah.
Amrullah menginstruksikan pendirian tenda darurat bagi Salmiah dan keluarganya agar bisa berlindung dari hujan dan terik matahari.
“Saat ini, kami sudah menyerahkan bantuan dan akan mendirikan tenda darurat untuk Salmiah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Amrullah menyatakan akan mengusulkan pemasangan pemecah ombak guna menghentikan abrasi yang terus menggerus pantai di Gampong tersebut.
“Beberapa batu pemecah ombak sudah dipasang, namun masih diperlukan sekitar 500 meter lagi. Kami akan mengusulkannya kepada Gubernur agar abrasi ini bisa diatasi,” pungkasnya.
Abrasi Pesisir Timur Aceh sudah menjadi agenda tahunan bila pasang purnama tiba, yang menjadi korban adalah masyarakat yang bermukim di pinggir pantai pesisir pantai timur Aceh.
(Mukti Alfiansyah)
Editor: Ayahdidien