RajaBackLink.com

Home / Headline / Nasional / Nusantara

Selasa, 18 November 2025 - 12:16 WIB

Asta Cita Kerakyatan Merah Putih Secara Resmi Melaporkan Ke Bareskrim Tentang Penghinaan Kepala Negara

Redaksi - Penulis Berita

Sriwijayatoday.com Jakarta — Ruang digital Indonesia kembali memanas. Sebuah unggahan video TikTok berteknologi kecerdasan buatan (AI)—yang menggambarkan Presiden Prabowo Subianto seolah dikendalikan oleh Presiden sebelumnya, Joko Widodo memicu gelombang kemarahan publik. Video tersebut beredar sekitar 14 November 2025 dan langsung membangkitkan reaksi keras dari masyarakat.

Di berbagai platform, warga yang mengetahui konten itu menyatakan meradang dan marah besar, menganggapnya sebagai bentuk penghinaan serta pelecehan terhadap kepala negara. Suara kemarahan publik itu kemudian mengerucut melalui sikap tegas Asta Cita Kerakyatan Merah Putih, kelompok relawan yang mendukung kebijakan Presiden Prabowo.

Unggahan akun TikTok @dongengklasik, yang menampilkan visual manipulatif berbasis AI, menjadi pemicu utama eskalasi isu. Video tersebut memanfaatkan teknologi deepfake untuk membuat citra digital Presiden Prabowo tampak dikendalikan sosok lain.

Bagi publik, konten itu dianggap tidak pantas. Bagi relawan Asta Cita Kerakyatan Merah Putih, konten itu sudah masuk kategori serangan digital terhadap martabat Presiden RI.

Di kalangan pendukung Presiden Prabowo, khususnya para pedagang pasar di seluruh Indonesia, insiden ini dianggap mencederai rasa hormat kepada pemimpin yang mereka dukung.

Sikap keras muncul dari Direktur Asta Cita Kerakyatan Merah Putih, Drs. H. Hasan Basri, SH, MH.Di dampingi dewan pakar Asta Cita Kerakyatan Merah Putih Doktor Basroni, SH, MH
Menanggapi beredarnya video tersebut, ia menyampaikan rasa berangnya secara terbuka.

Baca Juga :  Kejaksaan Geranyangi PUPR Aceh Timur, Sejumlah Dokumen Dibawa

“Rakyat meradang dan marah besar atas penghinaan dan pelecehan terhadap Presiden Prabowo Subianto. Kami juga berang! Presiden Prabowo adalah pemimpin yang didukung rakyat, khususnya para pedagang pasar di seluruh Indonesia,” tegas Hasan Basri.

Baginya, unggahan tersebut bukan sekadar konten digital, melainkan tindakan terencana yang harus diusut hingga tuntas.

Asta Cita Kerakyatan Merah Putih secara resmi meminta Bareskrim Polri dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk segera mengusut pelaku di balik akun @dongengklasik.

Hasan Basri juga menegaskan bahwa mereka tidak akan berhenti menagih perkembangan kasus ini.

“Kami berjanji untuk terus menagih kepada Bareskrim dan Komdigi agar mengungkap siapa otak intelektual di balik ini semua,” ujar Hasan Basri.

Langkah itu sejalan dengan pernyataan tim sebelumnya yang menyebut bahwa mereka akan datang setiap hari untuk meminta pembaruan perkembangan penyelidikan.

Kasus ini kembali menyoroti cepatnya perkembangan teknologi generatif AI yang kian mampu memanipulasi wajah, suara, hingga gestur seseorang dalam video digital. Perangkatnya mudah diakses, sehingga penyalahgunaannya semakin meluas.

Baca Juga :  KAL Bireuen I-1-70 Milik Pangkalan TNI AL Lhokseumawe Tangkap Dua Kapal Trawl di Perairan Peureulak Aceh Timur

Di Indonesia, penyebaran video deepfake seperti ini berpotensi dijerat dengan UU ITE, pasal-pasal pencemaran nama baik, hingga ketentuan hukum pidana terkait penghinaan terhadap simbol negara.

Meski begitu, penegakan hukum terhadap kejahatan berbasis AI masih menjadi tantangan besar. Dibutuhkan keahlian forensik digital, pelacakan jejak IP, analisis metadata, dan perangkat investigatif siber untuk mengungkap identitas pemilik akun secara menyeluruh.

Hingga laporan ini dipublikasikan, Bareskrim Polri dan Komdigi belum merilis pernyataan resmi mengenai perkembangan penyelidikan.

Namun kasus ini kini menjadi perhatian nasional bukan hanya karena unsur penghinaan politik, tetapi juga karena menyangkut penyalahgunaan AI, keamanan digital negara, dan reaksi keras masyarakat.

Pertanyaannya kini lebih besar dari sekadar siapa pemilik akun.

Apakah Indonesia sudah siap menghadapi gelombang kejahatan digital berbasis AI yang semakin canggih dan destruktif

Kasus @dongengklasik mungkin akan menjadi salah satu ujian terpenting pada era baru keamanan siber pemerintahan.

Bagas

Rilis dari Asta Cita Kerakyatan Merah Putih

Berita ini 11 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Headline

Polres Sergai Terkesan Lamban Dalam Menangani Kasus Dugaan OTT Ketua MKKS SMP Negeri

Headline

Serangan Fajar Memprihatinkan, PERAK Kritiki Rekrutmen Penyelenggara Pemilu 

Headline

Pantau dan Terapkan Prokes, Babinsa Koramil 04/Jatiasih Turun Ke Pasar Laksanakan PPKM Skala Mikro Dan Bagikan Masker

Nusantara

Danrem 052/WKR bersama Pangdam Jaya menyambut Kunjungan kerja Dan Kodiklat TNI AD di Batalyon Infanteri Mekanis 203/AK

Headline

Apresiasi Mahasiswa, Polri Pastikan Demo 11 April Berjalan Kondusif dan Jaga Momentum Ramadan*

Nusantara

TNI AL, Lanal Lhokseumawe Bersama Alumni AKABRI 1999 selenggarakan Serbuan Vaksinasi COVID-19 untuk Masyarakat Maritim dan Pelajar di Pos TNI AL Seruway

Headline

Telah Terjadi Tindak Pidana Pasal 368 KUHPidana Di Wilayah Hukum Polres Tangerang Selatan

Nusantara

Silaturahmi Tiga Pilar Petamburan Jelang Hari Lahir Pancasila