RajaBackLink.com

Home / Nasional / Opini / Politik

Sabtu, 16 April 2022 - 10:36 WIB

BIG DATA MENJADI BIG DUSTA ?

Saiful Amri - Penulis Berita

by M Rizal Fazillah*

SRIWIJAYATODAY.COM – Big Data Luhut terus dikejar. Diragukan kesahihan data soal 110 juta pengguna media sosial yang mendesak atau mendukung penundaan Pemilu 2024. Terakhir BEM UI mempertanyakan langsung pada Luhut dan dijawab ngeles oleh Menko Marinves tersebut. Data tidak mampu dibuka. Konon haknya untuk tidak membuka dan menjelaskan.

Ketua DPD LaNyalla Mattalitti mensinyalir ungkapan Luhut itu hoax dan menyinggung pelanggaran UU ITE di samping UU Keterbukaan Informasi. Ia minta masyarakat tidak terpengaruh oleh Big Data nya Luhut. Founder Evello, Dudi Rudianto menilai pernyataan Itu berlebihan sebab dari hasil penelusurannya maka pembahasan soal penundaan Pemilu 2024 hanya 693.289 akun saja.

Menteri segala urusan boleh berbuat apa saja termasuk urusan Big Data. Melegitimasi dan memperkuat banyak dugaan dusta lain seperti aspirasi dunia usaha Bahlil Lahadalia dan aspirasi petani Airlangga Hartarto. Aspirasi rakyat tidak bisa ditolak katanya. Mungkin menjeneralisasi atau bahkan memperbesar aspirasi termasuk dalam model Big Data nya Luhut.
Penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan 3 periode telah mendapat perlawanan khususnya dari mahasiswa di Jakarta dan berbagai daerah lainnya.

Baca Juga :  Ditengah Pandemi Covid 19 " Pemdes Sindang Sari Tetap Upayakan Pembangunan Rabat Beton Jalan Lingkungan.

Presiden menginstruksikan para Menteri untuk tidak berbicara soal penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan. Hanya saja karena Menteri Luhut mengklaim dasar aspirasinya itu adalah Big Data, maka rakyat akan terus menagih. Apakah benar Data atau dusta.

Nampaknya Big Dusta menjadi warna dari rezim ini. Jokowi sendiri sudah terlalu banyak tidak menepati janji. Dari tax amnesty, hutang lagi, hingga dana APBN untuk Kereta Cepat. Dulu lagu ingkar janji Iwan Fals menyinggung realisasi Nawacita. ICW menilai Jokowi ingkar janji kampanye pemberantasan korupsi.

Nepotisme, Kolusi, dan Korupsi semakin merajalela.

Big Dusta menular kepada para buzzer dan loyalis rezim. Setelah ngawur dan bohong Grace Natalie mengaitkan pengeroyokan Ade Armando dengan relawan Anies Baswedan, selanjutnya Denny Siregar membuat hoax dengan memposting mahasiswa berjaket biru berjajar siap makan nasi di siang hari. Ia berkomentar “Gara-gara ikut demo, mahasiswa ngaku khilaf lalu buka puasa usai adzan dzuhur”.

Baca Juga :  700 Masker Di bagikan Polsek Bekasi Kota Bersama 3 Pilar

Denny Siregar, yang pernah memframing anak santri Tasikmalaya sebagai calon teroris, dengan mengunggah foto mahasiswa di atas maka telah melakukan penyesatan. Ternyata foto itu bukan saat aksi 11 April 2022 tetapi diambil ketika mahasiswa beristirahat sewaktu melakukan aksi menolak RUU Omnibus Law tahun 2020. Tentu bukan bulan Ramadhan.

Setelah Big Dusta hendak disimpan dimana muka? Atau bertambah berapa meter hidung? Yang jelas soal penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan telah menelurkan predikat “Pengkhianat Demokrasi” oleh LSM KontraS. Luhut Binsar Panjaitan menempati urutan pertama. Selanjutnya ada Tito Karnavian, Dea Tunggaesti, Bahlil Lahadila, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, dan Zulkifli Hassan.
Big Data yang menggeser menjadi Big Dusta dapat menelurkan predikat pada seseorang untuk menjadi pembohong atau pendusta.

“Jauhilah berdusta, sebab dusta menggiring pada keburukan dan keburukan menggiring kepada neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang berdusta dan terbiasa dalam kedustaannya, maka di sisi Allah akan ditulis sebagai seorang pendusta” (HR Abu Dawud).

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 16 April 2022

Berita ini 89 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Opini

NADIEM MENTERI GAGAL, PECAT SAJA

Headline

Bulan Penuh Berkah, Koramil 01/Tebet Dan Persit KCK Ranting 2 Koramil Tebet Berbagi Takjil

Ekonomi

OJK SAMPAIKAN KABAR TERBARU KASUS “JIWASRAYA”, INI TANGGAPAN PRAKTISI ASURANSI

Headline

Ketua PPS Desa Sukamulya Masih Bersantai Usai Gondol Uang 62.400.000 dari 48 KPPS Diduga Kebal Hukum

Aceh Timur

Deklarasi Relawan SAHARA (Sahabat Fadhil Rahmi) Untuk Pemenangan Calon Gubernur Aceh Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi

Opini

JANGAN TERIAK POLITIK IDENTITAS

Headline

Babinsa Koramil 01/Jatinegara Bersama Empat Pilar, Giat PPKM Mikro

Opini

MK ALAT KEPENTINGAN POLITIK