Kiper Maroko, Yassine Bounou, merayakan kemenangan atas Portugal bersama anaknya pada laga perempat final di Stadion Al-Thumama, Sabtu (10/12/2022). (AFP/Karim Jaafar)
World Cup 2022 Qatar telah jelas menampilkan empat negara Semifinalis yaitu Kroasia, Argentina, Maroko, dan Perancis. Munculnya Maroko mewakili negara Afrika menjadi kejutan. Maroko mengalahkan Portugal 1-O dan Spanyol lewat adu penalti 3-0. Di Semifinal Maroko berhadapan dengan Perancis yang akan berlangsung di Al Bayt Stadium.
Gol tunggal sundulan Youssef An Nesyri bernomor punggung 19 memulangkan Portugal. Gol itu tergolong spektakuler. Lompatannya sangat tinggi, hanya Cristiano Ronaldo yang mampu mengimbangi lompatan tinggi Youssef. Ronaldo sendiri duduk di kursi cadangan saat gol itu terjadi. Ia hanya bisa geleng-geleng kepala.
Mengingatkan sejarah Kerajaan Maroko saat mengalahkan Portugis pada tahun 1578 M dalam Battle of Three Kings. Kekalahan ini sekaligus menghancurkan imperium Portugal. Pasukan “Cristiano Ronaldo” porak poranda. Negara-negara koloninya kemudian melepaskan diri. Terakhir Timor Leste yang diambil oleh Indonesia.
Lalu Maroko menjadi protektorat Spanyol berdasar Traktat Fez 1912. Sebelumnya suku Moor dan Arab berhasil menguasai Spanyol. GubernurThariq bin Ziyad memimpin pasukan Islam menaklukan Kerajaan Kristen Visigoth. Frederikus menyerah. Namun bersama Perancis kelak Spanyol menjadikan Maroko sebagai protektoratnya yaitu sejak tahun 1912 hingga 1956. Tahun 1956 Maroko merdeka.
Spanyol kalah di World Cup 2022 melalui sejarah adu penalti 0-3. Tendangan Maroko dari kaki Abdelhamid Sabiri, Hakim Ziyech dan Achraf Hakimi menghasilkan gol sedangkan Spanyol seluruhnya gagal. Kiper Yassine Bounou berjibaku menahan tendangan penalti para pemain Spanyol.
Di Semifinal Maroko dipastikan berhadapan dengan negara bekas penjajahnya, Perancis. Mampukah Maroko mengalahkan Perancis sebagaimana Maroko mengalahkan Spanyol dan Portugal ? Tentu tidak mudah. Akan tetapi bukan hal yang tidak mungkin jika kejutan kembali terjadi. Maroko ke Final.
Prestasi Maroko hingga kini sudah sangat luar biasa. Bravo Maroko.
Perancis menguasai Maroko diawali dengan serangan Ouyda dan bombardemen Casablanca tahun 1907. 8000-an tentara Perancis tewas sementara Maroko 100 ribu. Tahun 1912 Kerajaan Maroko menjadi negara Protektorat Perancis. Tahun 1956 Maroko merdeka dan Indonesia menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Maroko. Soekarno mengutus GPH Djati Koesoemo sebagai Duta Besar RI di Maroko.
Di World Cup 2022 Qatar Maroko berjuang untuk memerdekakan diri dari kekalahan dan dominasi Perancis. Semoga hattrick Maroko terjadi dan “Perang Salib” melawan Portugal, Spanyol dan Perancis dapat dimenangkannya. Semangat juangnya tinggi sebagaimana bagian lirik lagu kebangsaannya.
Fie fami wa fie dami//hawaaka tsaroo nuur wa nar//ikhwati hayya//lil’ula sa’ya
Nusyhidi dunya//anaa huna nahya//bis syiar : Allah, Al Wathon, Al Malik !
Dalam mulutku dan dalam darahku//semangat bangkitkan cahaya dan api//mari kita pergi saudara-saudaraku//menuju keagungan
Beritakan pada dunia//kita disini terus hidup//dengan motto :
Allah, Negeri, Raja !
By M Rizal Fadillah
(Pemerhati Politik dan Kebangsaan) Bandung 12 Desember 2022