Sriwijayatoday.com Muara Enim (SEMENDO) SUMSEL – Dugaan Mark Up penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tahun 2021 yang di lakukan oleh oknum ber inisial (RH), kini menuai Kontroversi dikalangan masyarakat. Penyaluran Bansos BPNT tahun 2021 lalu menjadi perbincangan hangat para pengamat bantuan pemerintah. Bantuan Pangan Non Tunai adalah bagian dari upaya pemerintah untuk meminimalisir dampak krisis ekonomi global yang disebabkan pandemi Covid-19. BPNT adalah bantuan sosial pangan dalam bentuk non tunai dari pemerintah yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan dipedagang bahan pangan/e-warong yang bekerjasama dengan Bank.
Dipercaya sebagai koordinator bidang pendampingan penyaluran bantuan pemerintah, (RH) diduga memanfaatkan kepercayaan situasi mengambil peruntungan terhadap masyarakat, dengan me Mark Up harga, sehingga bantuan yang disalurkan oleh KEMENSOS untuk masyarakat yang ekonominya kurang mampu tersebut, tidak tersampaikan sepenuhnya dengan jumlah nominal bantuan Rp.200.000,- perbulannya alias sudah di Mark Up.
Adanya kejanggalan yang ditemukan oleh para pengamat kebijakan dan pengamat bantuan pemerintah, kontrol sosial menemukan bahwa KPM hanya mendapatkan BPNT tersebut berupa beras satu karung 10 kilogram, kacang hijau 1 kilogram, telur satu karpet, dan sesekali ditambah buah-buahan sebagai tambahan dari bahan pokok yang diberikan oleh pihak penyalur.
(RH), koordinator bidang pendampingan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai kecamatan Semendo Darat Laut mengatakan kepada wartawan melalui pesan media WhatsApp pribadinya Senin, 31 Januari 2022. “Sembako dibagikan bermacam-macam, harga disesuaikan dengan harga pasaran pada saat pembagian, untuk kepastian harga tidak bisa di pastikan. “ujar RH kepada wartawan.
“Masalah suplier, kami selaku pendamping membebaskan agen Brilink untuk memilih, kami hanya bisa memastikan kalau harga barang tidak di atas harga pasaran, untuk jenis sembako yang kami bagikan seperti bulan kemarin, beras 10 kilogram, telur satu karpet, kacang hijau satu kilogram, buah apel setengah kilogram. “Papar (RH) kepada wartawan melalui pesan media WhatsApp pribadinya.
Endang Saputra Salah satu aktivis pengamat kebijakan pemerintah mengatakan kepada Sriwijayatoday.com., Jumat, 4 Februari 2022. “Menurut analisa dari kami selaku kontrol sosial, dalam hal ini diduga adanya Mark Up harga yang dilakukan dari pihak penyalur, sehingga KPM tidak sepenuhnya mendapatkan hak mereka. “Ujar Endang.
“Bagaimana tidak, dari hasil investigasi kami dilapangan bahwa KPM hanya mendapatkan beras Bulog 10 kilogram, telur satu karpet, kacang hijau satu kilogram, tambahan buah jeruk/apel itupun terkadang atau sesekalinya saja. Masyarakat bisa menghitung dan menelaah sendiri nilai yang disalurkan ke KPM jumlahnya berapa?. “Terang Endang.
“Kami berharap kepada pemerintah kabupaten Muara Enim khususnya dinas terkait dalam hal ini, untuk dapat memantau dan memastikan bahwa bantuan sosial yang di salurkan kepada masyarakat bisa tersalurkan dengan baik. “Pungkasnya.
(Dadang Hariansyah)
“Hingga berita ini di terbitkan team Sriwijayatoday.com masih menggali informasi kebenaran terkait dugaan Mark Up harga yang dilakukan oleh Oknum Pendamping Bansos BPNT”.