“Karya Sastra.”
Dinginnnya hari menyejuk tubuh.
Namun jiwa tetap panas.
Keadaan ini memang pelik.
Kupastikan tiada seorangpun mampu.
Allah Maha baik, serunya…
Maha penyayang, dengungnya…
Jika begini…?
Tetaplah aku berseru dan berdengung.
Allah Maha baik dan penyayang.
Ibarat tumpukan sekam, akulah beras menyelinap satu.
Luas pandang di depan mata.
Potret diri sebenarnya, yang menginginkan sempurna.
Kulalui banyak jalan, berkelok, membukit, terjal.
Karpet jalan penuh kerikil, jarum, pedang, sembilu.
Sakit dan membingungkan, lalu penat dan memusingkan.
Nasib pilihan Tuhan, Kehendak Allah semata.
Belumlah reda, namun sudah basah.
Menarik selimut, namun sakit sudah dirasa
Memejam mata, namun sudah bermimpi buruk.
Kupasrahkan…, hanya yakin janji Allah pasti.
Ini skenario Tuhan.
Tulisan tinta Tuhan.
Bisa dirasa.
Dunia telah menua.
By: Desi Pebriani, M.P.d.