Idi Rayeuk, Aceh Timur | Sriwijayatoday.com – Aktivis HAM, Ronny Hariyanto, mendesak Komnas HAM Indonesia mengunjungi Kabupaten Aceh Timur, agar dapat memberi edukasi seputar HAM dan menjaring serta menginventarisir potensi – potensi pelanggaran Hak Asasi Manusia di kabupaten penghasil minyak dan gas tersebut.
‘ Kita berharap Komnas HAM Indonesia bisa berkunjung ke sini, selain menyoroti potensi pelanggaran HAM, juga memberi pendidikan HAM kepada pihak terkait serta masyarakat luas di Aceh Timur,” kata Kordinator Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh,Ronny , Senin 14 Februari 2022.
Menurut Ronny, hal itu diperlukan untuk menegaskan kepada pihak pemerintah terkait, agar sepenuhnya dapat menjamin upaya pemenuhan HAM kepada setiap warganya.
” Negara dalam hal ini pemerintah sebagai pemangku kewajiban perlu memperhatikan pemenuhan HAM bagi setiap warganya selaku pemangku hak, kunjungan Komnas HAM mungkin dapat menegaskan implementasinya di lapangan,” tandas pengritik yang fokus pada isu kemiskinan, pengangguran, demokrasi dan hak asasi manusia itu.
Pihaknya juga berharap pelestarian demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Aceh Timur mendapat dukungan penuh dari semua pihak demi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan sebagaimana yang diamanatkan konstitusi.
” Negara dan warganya perlu punya pemahaman yang konsisten soal demokrasi dan pentingnya penghormatan terhadap hak asasi manusia, apalagi kami menduga di Aceh Timur kondisi demokrasi dan pemenuhan HAM nya cendrung pasang surut, buktinya masih banyak rakyat miskin dan orang – orang yang menjerit mencari keadilan serta problem lainnya yang berpotensi melanggar HAM,” ungkap Ketua Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Provinsi Aceh tersebut.
Ronny mendesak pemerintah Aceh Timur, mengagendakan kegiatan pendidikan HAM di sekolah dan menetapkan agenda tahunan kegiatan sosialisasi dan edukasi HAM di masyarakat luas.
” Kita akan terus mendorong Pemkab. Aceh Timur untuk menekankan isu HAM di sekolah – sekolah dan kegiatan sosialisasi HAM di tengah masyarakat luas, agar setiap orang memahami hak – haknya dan menghormati hak – hak orang lain, khususnya mencegah potensi pelanggaran HAM berat di sini,” pungkas alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya.***
(Yahdien)
