Sriwijayatoday.com, PALI – Puskesmas Abab di Kabupaten PALI kembali menjadi sorotan setelah unggahan kritik terhadap pelayanan ambulans viral di media sosial. Akun Instagram @Bisma mengungkapkan kekecewaan atas lambannya penanganan terhadap seorang pasien berinisial Jn (32), warga Desa Betung, Kecamatan Abab. Unggahan ini memicu diskusi hangat di kalangan masyarakat, terutama terkait prosedur penggunaan ambulans dan transparansi pengelolaannya.
Warganet ramai-ramai mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Abab. Beberapa komentar menyoroti pengalaman buruk yang serupa:
@Yesi Kartika: “Semoga kejadian ini menjadi pelajaran. Jangan mempersulit masyarakat yang butuh bantuan, apalagi untuk hal yang menyangkut nyawa manusia.”
@Anis Anis: “Keluarga saya pernah mengalami hal serupa di UGD Puskesmas Betung Abab. Ambulans di sini seperti mobil pribadi, bukan untuk pelayanan umum.”
@Rizal Pali: “Puskesmas ini sering bermasalah. Sudah saatnya ada tindakan tegas agar pelayanan menjadi lebih baik.”
Sejumlah komentar juga menyoroti dugaan penggunaan ambulans yang tidak sesuai peruntukannya dan prosedur administrasi yang dianggap terlalu rumit, bahkan dalam situasi darurat.
Kepala Puskesmas Beri Penjelasan
Merespons viralnya kritik tersebut, Kepala Puskesmas Abab, Dewi Susilawati, SKM, memberikan klarifikasi. Menurutnya, penggunaan ambulans untuk rujukan ke rumah sakit lain, seperti RS Prabumulih, harus melalui sistem rute online yang memerlukan persetujuan dari pihak rumah sakit tujuan.
“Jika belum ada persetujuan dari sistem, kami khawatir pasien akan ditolak di rumah sakit tujuan karena belum terdata. Oleh karena itu, petugas menyarankan agar keluarga menggunakan kendaraan pribadi,” jelas Dewi.
Namun, penjelasan ini justru memunculkan pertanyaan baru dari masyarakat, yang menilai bahwa prosedur tersebut seharusnya tidak menghambat penanganan pasien dalam kondisi darurat.
Firdaus Hasbullah Serukan Evaluasi
Menanggapi isu yang memanas ini, Wakil Ketua II DPRD PALI, Firdaus Hasbullah, SH., MH., angkat bicara. Ia menyampaikan telah berkoordinasi langsung dengan Kepala Dinas Kesehatan PALI untuk segera menangani keluhan warga.
“Saya sudah sampaikan kepada Dinas Kesehatan agar laporan masyarakat ini tidak diabaikan. Ini menyangkut nyawa manusia. Jangan sampai ada korban karena kelalaian prosedur,” ujar Firdaus dengan tegas.
Politisi tersebut juga mengingatkan pentingnya pelayanan ambulans yang cepat dan tepat sasaran, terutama dalam situasi darurat. Firdaus menekankan bahwa administrasi tidak boleh menjadi penghalang utama, mengingat nyawa manusia adalah prioritas.
“Ambulans adalah fasilitas untuk pasien, bukan untuk keperluan pribadi. Jika ada prosedur yang bisa ditunda, lakukanlah tanpa mengorbankan nyawa pasien,” tambahnya.
Ia juga mendesak Dinas Kesehatan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Puskesmas Abab dan memastikan pelayanan kesehatan di Kabupaten PALI berjalan sesuai standar. Firdaus khawatir jika masalah ini terus dibiarkan, akan muncul kesan bahwa pemerintah dan DPRD tidak peduli terhadap hak-hak masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Jangan sampai isu seperti ini terus viral, hingga masyarakat kehilangan kepercayaan pada pemerintah. Kita harus memastikan setiap warga mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak,” tutup Firdaus.
Isu ini menjadi pengingat pentingnya transparansi, kecepatan, dan kepedulian dalam pelayanan publik, terutama di sektor kesehatan. Semoga langkah evaluasi yang diminta segera membuahkan hasil positif. (Red)
