Sriwijayatoday.com, PALI – Kondisi jalan lintas di Desa Raja Induk, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), kian memprihatinkan. Jalan utama yang setiap hari dilalui ribuan pengguna dari arah Pengabuan, Prabumulih, hingga menuju pusat Kabupaten PALI, kini rusak parah dan berlumpur. Warga menyebut, jalan tersebut lebih mirip kolam ikan lele daripada jalur transportasi.

Kondisi jalan Rusak Dikeluhkan warga
Keluhan ini disampaikan oleh Suadi Yusuf, mantan anggota DPRD Kabupaten PALI, yang juga akrab disapa Cecep oleh masyarakat sekitar. Ia menegaskan bahwa kerusakan jalan sudah berlangsung lebih dari satu tahun tanpa adanya perhatian serius dari pihak terkait.
“Sudah setahun lebih jalan ini rusak, tidak ada perbaikan dari Dinas PUTR maupun Pemerintah Kabupaten PALI. Padahal jalan ini sangat vital bagi masyarakat,” keluhnya, Kamis (11/9/2025)).
Menurut Suadi, jalan lintas di Desa Raja Induk bukan hanya akses bagi warga lokal, tetapi juga jalur ekonomi penting yang menghubungkan berbagai daerah. Kondisi yang buruk ini jelas merugikan masyarakat, terutama pengguna jalan yang setiap hari terpaksa melewati lumpur dan genangan air.
Ia juga menyinggung peran Pertamina Adera yang beroperasi di wilayah tersebut. Desa Raja merupakan Ring 1 dari operasi perusahaan tersebut, namun hingga kini belum ada kontribusi nyata yang dirasakan masyarakat.
“Seandainya Pertamina Adera masih punya hati dan kepedulian, mestinya mereka bisa ikut serta membenahi jalan ini. Namun para petinggi Adera seolah buta terhadap lingkungan kerja dan masyarakat sekitar,
Mereka hanya mengambil keuntungan tanpa memikirkan dampak bagi warga,” tegasnya.
Suadi menambahkan, masyarakat Desa Raja Induk selama ini cukup sabar menghadapi kondisi jalan. Namun, jika ketidakpedulian terus berlanjut, warga bisa saja mengambil langkah lebih tegas sebagai bentuk penekanan terhadap pemerintah maupun pihak perusahaan.
“Kami berharap pihak pemerintah segera memikirkan solusi nyata, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Jangan tunggu masyarakat bertindak keras baru ada perhatian,” tutupnya.
Masyarakat Desa Raja Induk kini menanti aksi nyata, bukan sekadar janji. Harapannya, pemerintah daerah bersama perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut segera duduk bersama dan mencari solusi konkret, agar jalan lintas yang menjadi urat nadi masyarakat kembali layak digunakan. (Nde)















