RajaBackLink.com

Home / Ekonomi

Kamis, 7 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Kenapa Sambungan Rel Kereta Api Harus Ada Celah? Ini Penjelasannya

Redaksi - Penulis Berita

Jakarta – Pernahkah Anda mendengar suara “duk-duk” berulang saat kereta api melaju di atas rel? Suara tersebut berasal dari sambungan rel yang memang sengaja dirancang memiliki jarak atau celah antar batang rel. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta menjelaskan bahwa keberadaan celah tersebut memiliki fungsi teknis yang sangat penting untuk keselamatan dan keandalan perjalanan kereta api.

Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, mengatakan bahwa sambungan rel dengan celah bukanlah kesalahan konstruksi, melainkan bagian dari rekayasa teknik rel yang telah diperhitungkan secara cermat.

“Celah atau jarak pada sambungan rel bertujuan untuk mengantisipasi perubahan panjang rel akibat suhu. Besi atau baja sebagai bahan rel akan memuai saat panas dan menyusut saat dingin. Jika tidak ada celah, maka rel bisa melengkung atau bahkan retak akibat tekanan termal,” ujar Ixfan.

Baca Juga :  Pemerintah Finalisasi Aturan Pajak Kripto, Industri Sambut Positif

Fenomena pemuaian dan penyusutan ini dikenal sebagai thermal expansion. Pada siang hari, suhu rel dapat meningkat tajam karena paparan sinar matahari langsung. Tanpa ruang pemuaian yang cukup, sambungan antar rel akan mengalami tekanan besar yang bisa menyebabkan track buckling atau pelengkungan rel, yang berisiko terhadap keselamatan perjalanan kereta api.

“Dengan adanya celah, rel diberikan ruang untuk memuai sehingga tekanan tidak terkonsentrasi di satu titik. Inilah kenapa desain sambungan rel dibuat tidak rapat sempurna,” tambah Ixfan.

Selain celah sambungan, KAI juga menggunakan rail joint bars (plat sambungan) dan fish bolts (baut khusus) untuk menyambungkan antar batang rel. Sistem ini tidak hanya memberikan fleksibilitas terhadap perubahan suhu, tetapi juga mempermudah proses perawatan, inspeksi, dan penggantian rel jika diperlukan.

Baca Juga :  High School Fest bersama Annisya Andrianti Bagikan Tips Bangun Self-branding di BINUS @Bekasi

KAI Daop 1 Jakarta juga menjelaskan bahwa untuk jalur-jalur strategis dan padat, kini banyak digunakan rel jenis continuous welded rail (CWR), yang menggunakan teknik penyambungan rel tanpa celah. Namun, pada jalur dengan rel jenis ini, diperlukan sistem penanganan ekspansi termal yang lebih kompleks, seperti rail anchor dan ballast retention.

“Kami ingin masyarakat memahami bahwa suara sambungan rel dan keberadaan celah adalah bagian dari sistem yang aman dan sudah sesuai standar internasional,” ujar Ixfan. “Ini adalah bagian dari komitmen KAI untuk menjaga keselamatan perjalanan kereta api.”

Melalui edukasi seperti ini, KAI berharap masyarakat semakin mengapresiasi aspek teknis dari operasional perkeretaapian yang selama ini mungkin luput dari perhatian.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita ini 10 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Keuntungan Digitalisasi Dokumen untuk Bisnis Modern

Ekonomi

Hyaluronic Acid: Tak Cuma Dioles, Kini Bisa Disuntikkan Untuk Kulit Lebih Terhidrasi!

Ekonomi

Outfit Musim Panas Agar Tetap Nyaman dan Stylish

Ekonomi

VRITIMES Jalin Kerja Sama Strategis dengan Porosgarut.id dan Garut24.com untuk Perkuat Distribusi Berita Lokal

Ekonomi

Fazz Agen Luncurkan Fitur QRIS Pertama di Indonesia dengan Pencairan Dana Instan

Ekonomi

Obligasi Pemerintah AS (US Treasury) dan Dampaknya di Pasar Global

Ekonomi

Apa itu Barantum? Fitur dan Manfaatnya Untuk Bisnis Anda

Ekonomi

Divre IV Tanjungkarang Tegaskan Komitmen Keselamatan di Perlintasan Sebidang