RajaBackLink.com

Home / Headline / Opini / Politik

Kamis, 23 Desember 2021 - 07:34 WIB

PARTAI POLITIK PERUSAK DEMOKRASI

Saiful Amri - Penulis Berita

by M Rizal Fadillah*

Adanya Presidential Threshold dalam pengajuan Calon Presiden adalah gambaran tidak demokratisnya sistem berpolitik bangsa. Apalagi dengan angka 20 % maka sangat kentara disain “political discrimination” yang tajam untuk menggerus kedaulatan rakyat.

Partai politik adalah pilar utama negara demokrasi yang memiliki fungsi strategis dalam rekrutmen, sosialisasi kebijakan, artikulasi, maupun agregasi politik. Sebagai institusi dalam infrastruktur politik, keberadaan dan peran partai politik tidak mungkin dapat dinafikan. Keragaman faham dan ideologi menyebabkan kemajemukan dalam pengelompokan politik.

Sayangnya dalam praktek politik, partai politik sebagai elemen demokrasi sering menampilkan diri sebagai institusi yang paling tidak demokratis. Kekuasaan tidak pada anggota partai. Pimpinan atau lebih spesifiknya Ketua Umum Partai justru memiliki kekuasaan yang sangat besar. Menjadi penentu, pengendali dan pengetuk palu hak veto.

Baca Juga :  PDIP PASCA MEGAWATI

Partai politik ketika mengkampanyekan isu demokrasi sebenarnya sedang menipu dirinya sendiri karena ia berada di antara dua tiang penyangga yaitu quasi dan ambivalensi. Antara otokrasi dan oligarkhi. Sulit membedakan antara menegakkan kebenaran dengan kebetulan saja bervisi benar. Sisanya adalah memperbesar kekuasaan sendiri dengan cara yang tidak benar.

Dalam memperbesar kekuasaannya sendiri kelicikan dilakukan. Contohnya adalah Presidential Threshold 20 %. Partai pemilik 20 % melenggang, koalisi dibuat untuk hegemoni, hak rakyat habis dikebiri. Digiring ke sana kemari seperti biri-biri agar mau memilih yang sudah terpasang jadi. Kompetisi pun hanya menjadi permainan di antara elit mereka sendiri.

Baca Juga :  Bawa Busur, Tiga Anak Remaja Diamankan Polsek Somba Opu Untuk Dilakukan Pembinaan 

Memang di negara Indonesia pada rezim model begini, jika jujur ditanyakan siapa elemen demokrasi yang paling tidak demokratis ? Maka jawabannya tentu bukan TNI atau Polisi, tetapi partai politik.[]

Partai Politik adalah perusak demokrasi !

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 23 Desember 2021

Berita ini 57 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Jalin Sinergitas Antar Forkopimda, Pangdam XIV/Hsn Hadiri Apel Besar Akhir Masa Jabatan Gubernur Sulsel*

Headline

Jalin Sinergitas Antar Forkopimda, Pangdam XIV/Hsn Hadiri Apel Besar Akhir Masa Jabatan Gubernur Sulsel*
Personil Jajaran Kepolisian Sektor Tanjung Agung Bantu Backup Personil jajaran Kepolisian Sektor Pengandonan Urai Kemacetan

Headline

Personil Jajaran Kepolisian Sektor Tanjung Agung Bantu Backup Personil jajaran Kepolisian Sektor Pengandonan Urai Kemacetan
Usai Sholat Jum’at, Wakapolres Aceh Timur Tampung Aspirasi Warga Peudawa

Aceh Timur

Usai Sholat Jum’at, Wakapolres Aceh Timur Tampung Aspirasi Warga Peudawa
Bhabinkamtibmas Polsek Polsel Pantau Stok Dan Harga Minyak Goreng Di Warung Milik Warga 

Headline

Bhabinkamtibmas Polsek Polsel Pantau Stok Dan Harga Minyak Goreng Di Warung Milik Warga 
Apel Gelar Pasukan Operasi Zebra 2021, Kapolres : Hindari Sikap Arogan dan Pungli.

Headline

Apel Gelar Pasukan Operasi Zebra 2021, Kapolres : Hindari Sikap Arogan dan Pungli.
Dengar Warganya Sakit, Aipda Natsir Langsung Jenguk Nenek Becce dan Berikan Bantuan

Headline

Dengar Warganya Sakit, Aipda Natsir Langsung Jenguk Nenek Becce dan Berikan Bantuan
Kapolda Aceh Inspeksi Pos Operasi Keutupat Seulawah Kota Langsa

Aceh

Kapolda Aceh Inspeksi Pos Operasi Keutupat Seulawah Kota Langsa
Selundupkan Narkotika Jenis Sabu-sabu WNA Asal Iran Di Amankan Direktorat Reserse Narkoba Polda Jabar

Headline

Selundupkan Narkotika Jenis Sabu-sabu WNA Asal Iran Di Amankan Direktorat Reserse Narkoba Polda Jabar