Sriwijayatoday.com. Muara Enim Sumatera Selatan – Soroti polemik proyek pembangunan jalan dan jembatan geometrik Pulau Panggung – Segamit. Begini kata para aktivis Muara Enim. Proyek yang berlokasi di perbatasan desa Pulau Panggung Kecamatan Semendo Darat Laut dengan desa Batu Surau Kecamatan Semendo Darat Tengah Kabupaten Muara Enim kini semakin menjadi sorotan publik.
Bagaimana tidak, Pasalnya pengerjaan proyek tersebut dikerjakan dengan nilai anggaran yang cukup fantastis. Dari tahap awal pengerjaan sudah menelan biaya 12 miliar lebih di tambah dengan biaya pengerjaan tahap kedua yang menelan biaya lebih kurang 27 miliar rupiah.
Jika dijumlahkan total biaya tahap satu dan tahap dua proyek tersebut menelan biaya kurang lebih 39 miliar rupiah. Biaya yang tidak sedikit untuk pengerjaan proyek yang diduga gagal dalam perencanaan. Seharusnya proyek dengan jumlah nilai anggaran dana sebesar itu sudah mendapatkan hasil dan kualitas yang optimal.
Namun berbalik dengan hasil survey dilapangan pembangunan jalan dan jembatan tersebut hasilnya tidak sebanding dengan nilai anggaran yang dikeluarkan untuk mendapatkan bangunan yang berkualitas dan bermanfaat. Dari informasi yang berhasil kami himpun di lapangan didapati tingkat kemiringan dan ketinggian tebing pada ruas jalan diduga melebihi standar batas normal yang dianjurkan.
Seperti yang di katakan oleh H.Suhair Senin, 23 Mei 2022 lalu. Suhair mengatakan kepada media ini. ” Kalau menurut saya bangunan jembatan di Semende yang menelan biaya 27 miliar itu tidak bermanfaat atau mubazir, Jalan dan jembatan tersebut tidak bisa dijadikan akses utama transportasi umum karena tingginya tebing pada ruas jalan sudah melebihi kapasitas normalnya, Kalau tidak segera dibenahi maka akan kembali menelan korban seperti beberapa waktu lalu, Pekerjaan ini bisa dikatakan gagal dalam perencanaan. Jika tidak segera dilakukan perbaikan maka resikonya pembangunan ini akan sia-sia saja alias mubazir”. Ujar Suhair.
Senada dengan H. Suhair, Taufik Hidayat, S.H., mengatakan pembangunan jembatan tersebut tidak bermanfaat. Karena medan jalan yang sangat terjal dan ekstrim untuk digunakan sebagai akses utama transportasi umum. ” Dengan nilai anggaran mencapai 39 miliar itu, Seharusnya kualitas jalan dan jembatan sudah bisa dipastikan akan memberikan kualitas dan hasil yang terbaik baik untuk masyarakat. Serta bisa memberikan Keamanan maupun Kenyamanan bagi para pengguna jalan saat berkendara melintasi akses jalan tersebut bukan malah menjadi lintasan yang mengerikan bagi masyarakat”. Tutur Taufik kepada wartawan.
“Akan sangat berbahaya bila tidak segera dilakukan pembenahan, Karena tingginya tebing sudah melebihi batas normal standar ketinggian pada ruas jalan diperparah dengan jalan yang berkelok-kelok disertai kurangnya pengamanan pada sisi kiri kanan bahu jalan, Kami berharap kepada Pemerintah daerah dan para Wakil Rakyat (Anggota DPRD) serta Dinas terkait dalam hal ini Dinas PUPR Kabupaten Muara Enim untuk segera mengambil tindakan terkait permasalahan ini, segera menanggapi keluhan masyarakat yang mengharapkan
manfaat daripada pembangunan pemerintah untuk membantu memperlancar roda perekonomian masyarakat Kabupaten Muara Enim”. Cetus Taufik.
(Dadang Hariansyah)