Sriwijayatoday.com (Asahan) – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah melakukan unjuk rasa didepan kantor DPRD Asahan saat rapat Paripurna istimewa di gedung DPRD Asahan, Selasa 15/03. Dalam tuntutannya, mahasiswa meminta pembatalan renovasi rumah dinas Bupati senilai 2,2 milyar.
Mahasiswa menyampaikan aspirasinya diluar pagar kantor DPRD Asahan, dikarenakan mahasiswa tersebut tidak diperbolehkan masuk ke halaman gedung DPRD Asahan.
Merasa diabaikan, mahasiswa kemudian melakukan blokir Jalan Lintas Sumatera. Akibatnya, terjadi kemacetan panjang sementara pengguna jalan.
“Kami sudah setengah jam lebih aksi di sini tapi tak diberi masuk. Tak ada yang menerima aksi kami. Mohon izin, kami blokir sementara jalan ini,” kata Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Asahan Yogi Ginting dalam aksinya.
Yogi Ginting mengatakan aksi ini meminta pembatalan rencana renovasi rumah dinas Bupati Asahan. Dia menyebut tuntutan ini sudah beberapa kali dilakukan namun tak pernah ditanggapi oleh pejabat terkait.
Aksi blokir jalan tersebut berlangsung selama kurang-lebih 20 menit. Mahasiswa memarkirkan sepeda motornya di tengah jalan sehingga mengakibatkan antrean panjang kendaraan.
Massa aksi dan polisi sempat bergesekan. Pendemo akhirnya mengalah dan membuka jalan.
“Jadi kedatangan kami kemari sebenarnya ingin menanyakan mengapa DPRD dan Bupati Asahan ini sepakat adanya perehaban rumah dinas ini memakai uang rakyat. Kami juga sudah kumpulkan uang koin dari masyarakat untuk membantu biaya rehab rumah dinas itu,” kata Sekretaris IMM Asahan Khairul Syukri Harahap.
“Lagi pula tahun lalu sudah ada penganggaran rehab rumah dinas juga Rp 600 juta. Jadi yang tahun ini Rp 2,2 miliar untuk rehab atau bangun istana?” Tegasnya
Mahasiswa menilai keberadaan rumah dinas Bupati Asahan saat ini masih layak dan tidak menjadi prioritas kebutuhan rakyat di tengah pandemi. (R.I)