RajaBackLink.com

Home / Nasional / Opini / Politik

Jumat, 19 Januari 2024 - 23:40 WIB

Gibran Pintu Ambruknya Jokowi

Saiful Amri - Penulis Berita

Oleh M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan

KETIKA mendorong Gibran menjadi Walikota Solo Jokowi telah mengingkari komitmen dan pandangannya bahwa Gibran tidak tertarik politik. Mendukung usaha bisnis lebih baik ketimbang menolong untuk menjadi pejabat publik. Masyarakat membaca demikian dalam merefleksikan perjalanan Gibran yang saat ini bagai “nasi telah menjadi bubur”.

Gibran itu bubur, bukan masa depan. Gibran yang oleh Majalah Tempo disebut sebagai anak haram Konstitusi menjadi pelanjut dari kekacauan yang dilakukan Jokowi. Negara Indonesia sudah mengalami musibah berat dengan memiliki pemimpin bernama Jokowi. Kini dibuat lebih ruwet lagi oleh Gibran putera mahkota yang kurang bermutu.

Ketika Jokowi tertipu oleh bacaan salah tentang dirinya yang seolah-olah hebat, berprestasi dan disayangi, maka ia percaya diri untuk terus mengorbit Gibran. Pucuk dicinta ulam tiba, tempat penitipannya adalah Prabowo, perwira yang mahir memuja muji. Jadilah Cawapres dukungan partai-politik. Untuk kemajuan Indonesia, katanya. Entah maju kemana dengan menggendong Gibran. Malah jadi teringat lagu mbah Surip “ta gendong kemana-mana”.

Baca Juga :  Prajurit dan Persit Yonkav 8 Kostrad Donor Darah Demi Kemanusiaan

Rupanya Jokowi salah rasa, salah kalkulasi, dan salah prediksi. Gibran bukan solusi cerdas tetapi langkah blunder untuk tidak menyebut bodoh. Rakyat yang sudah sering ditipu dan dibohongi kini melawan dan menuntut kejujuran. Segala upaya untuk menyukseskan Gibran akan gagal. Andaipun kecurangan berhasil memenangkan, maka itu bukan berarti selesai. Rakyat tidak suka politik dinasti.

Gibran adalah pintu ambruknya kekuasaan Jokowi. Sekurangnya tiga faktor penyebab, yaitu :

Pertama, bermotif kepentingan keluarga dengan pamanda Usman dan ibunda Iriana yang berperan besar atas lolosnya Gibran sebagai Cawapres. Putusan MK menjadi masalah berkepanjangan. MK-Gate adalah skandal dan pintu butut runtuhnya kekuasan Jokowi.

Kedua, Gibran tidak menyelesaikan tugasnya sebagai Walikota Solo. Seperti bapaknya dahulu yang juga tidak menyelesaikan masa jabatannya di DKI. Pola lompat kodok ini menjadikan Gibran sebagai “karbit” penggelegar suara. Suara kecaman dan kutukan masyarakat atas perilaku politik tidak bertanggungjawab.

Baca Juga :  PERAN PT. PASE ENERGY DI BLOCK B YANG KINI DIPERTANYAKAN OLEH RAKYAT ACEH UTARA

Ketiga, gara-gara Gibran maka Presiden sibuk menjadi tim sukses. Perhatian pada fungsi pemerintahan menjadi kacau. Kabinet tidak terkonsolidasi bahkan kocar-kacir. Ancaman mundur dari banyak Menteri merupakan persoalan serius. Jika para Menteri nyata-nyata mundur maka tamatlah Jokowi.

Seruan pemakzulan Jokowi mendapat minyak pembakar dari politik dinasti dan cawe-cawe Jokowi. Gibran cepat atau lambat akan menjadi magnet untuk perlawanan rakyat semesta. Mahasiswa, buruh, santri, emak-emak, aktivis atau elemen lain akan bergerak melawan politik dinasti atau nepotisme.

Politik dinasti itu menginjak-injak demokrasi, meracuni kultur, menyuburkan oligarki, diharamkan konstitusi, merusak cita-cita pendiri bangsa, serta melanggar hukum. Undang-undang mengancam politik dinasti atau nepotisme dengan penjara maksimal 12 tahun, artinya itu adalah tindak pidana berat.

Jokowi seperti Raja frustrasi yang siap untuk bunuh diri. Gibran adalah pisau bunuh diri (suicide knife) Jokowi. (*)

Bandung, 19 Januari 2024

Berita ini 39 kali dibaca

Share :

Baca Juga

SPM Nanggroe Aceh Datangi DPP Partai Aceh Serahkan Pertanyaan Sikap, Begini Pernyataannya

Aceh

SPM Nanggroe Aceh Datangi DPP Partai Aceh Serahkan Pertanyaan Sikap, Begini Pernyataannya
Jika Terbukti Ijazah Jokowi Palsu, Apa Yang Akan Terjadi ?

Opini

Jika Terbukti Ijazah Jokowi Palsu, Apa Yang Akan Terjadi ?
Otsus Papua Dalam Bingkai NKRI, Solusinya?

Headline

Otsus Papua Dalam Bingkai NKRI, Solusinya?
CV.Jaya Buana Akan Tempuh Jalur Hukum Demi Mencari Keadilan

Berita Sumatera

CV.Jaya Buana Akan Tempuh Jalur Hukum Demi Mencari Keadilan
Keuchik Net Siap Berkolaborasi dengan Pihak Manapun untuk Kemajuan  

Aceh

Keuchik Net Siap Berkolaborasi dengan Pihak Manapun untuk Kemajuan  
New Car Technology May Take The Wheel out of Human Hands

Politik

New Car Technology May Take The Wheel out of Human Hands
ISLAMOPHOBIA TIDAK ADA ? BUTA KALEE

Opini

ISLAMOPHOBIA TIDAK ADA ? BUTA KALEE
TIGA POTENSI “AUCTOR INTELLECTUALIS” KASUS KM 50

Opini

TIGA POTENSI “AUCTOR INTELLECTUALIS” KASUS KM 50