RajaBackLink.com

Home / Aceh / Headline / Organisasi

Rabu, 9 Juni 2021 - 20:42 WIB

Kementerian Hukum dan HAM RI tidak kuasai Peta Aceh 1956

Saiful Amri - Penulis Berita

Sriwijayatoday.com | Banda Aceh — Kementerian Hukum dan HAM tidak menguasai Peta tapal batas Aceh yang merujuk pada 1 Juli 1956, keterangan tersebut, tertuang dalam surat Kemenkumham Nomor: SEK.5-HH.01.05-40, tanggal 9 juni 2021 yang di tandatangani oleh Kepala Biro Humas, Hukum dan Kerja sama yang juga ex-Ofiicio PPID Kementerian Hukum dan HAM RI

“ Menindaklanjuti surat permohonan informasi dari Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Nomor : 018C/YARA/VI/2021 tanggal 4 Juni 2021 perihal Permohonan Informasi Publik mengenai Peta Perbatasan Aceh merujuk pada 01 Juli 1956 sebagaimana disebutkan dalam angka 1.1.4 MoU Helsinki yang ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan disaksikan oleh Ketua Dewan Direktur Crisis Management Initiative (Martii Ahtisaari) pada tanggal 15 Agustus 2005, bersama ini kami sampaikan informasi tersebut tidak dalam penguasaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Baca Juga :  Dukung Percepatan Herd Imunity Babinpotmar Jajaran Lanal TBA Terjun Langsung Dampingi Vaksin Warganya

” Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 127 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial, pelaksanaan tugas pemerintah di bidang informasi geospasial merupakan tugas dan fungsi dari Badan Informasi Geospasial (BIG)” demikian bunyi surat tersebut yang dikirimkan langsung ke PPID YARA, Adelia Ananda SH.

Pada tanggal 4 Juni 2021 lalu, Safaruddin, selaku Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) menyurati Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), terkait dengan informasi dan dokumentasi tentang tapal batas Aceh tanggal 1 juli 1956 yang merujuk pada angka 1.1.4 MoU Helsinki, karena pada saat penandatangan MoU tersebut Menteri Hukum dan HAM yang menandatangani perjanjian tersebut mewakili Pemerintah Indonesia.

Baca Juga :  Patroli Patmor Polres Takalar Sambangi Remaja Yang Sedang Nongkrong 

“ Karena Menteri Hukum dan HAM saat itu yang bertindak atas nama Pemerintah Indonesia dalam penandatanganan MoU perdamaian dengan Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki. Makanya, kita surati para pihak yang menandatangani MoU tersebut, termasuk juga ke BPN, Setneg, DPRA dan Partai Aceh juga kita surati.

Partai Aceh kita surati karena secara institusional Gerakan Aceh Merdeka (GAM), sudah bertransformasi menjadi Partai Aceh pasca penandatangan MoU Helsinki,” tutup Adelia.(Saiful amr)

Berita ini 106 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Headline

LRT JABOTABEK : Meningkatkan Aspek Sosial Dan Ekonomi Indonesia

Headline

“PALI Terang Bahagia”: Gubernur Sumsel Resmikan Jaringan Listrik Baru di Desa Talang Bulang

Aceh

Bhakti Polri Presisi, Polsek Idi Rayeuk Serahkan Bantuan Kemanusiaan Kepada Warga Kurang Mampu

Headline

Jelang Detik Detik HUT RI, Kapolres Gowa Hadiri Malam Taptu Dan Pawai Obor 

Headline

Lewat Virtual, Kapolres Gowa Beserta Jajaran Ikuti Rapim Polri Tahun 2022

Headline

JAS LUHUT DAN KAOS OBLONG ELON

Headline

Ucapan Ultah Yang Ke-21 Untuk Kak Indriyani Dari Bintang Cilik Indonesia

Headline

Ringankan Beban Warga Koramil 06/KG Bersama Yayasan Budha Tzu Chi Dan Artha Graha Selenggarakan Baksos