Sriwijayatoday.com bandar Lampung 25 Juli 2025 suhesti ibu dari zafira Mecca Ramadanti yang baru berumur 4 bulan dirawat di lantai 4 ruang merpati atau isolasi , RS Puri betik hati,sanggat senang dan bangga atas pelayanan perawat yang ramah dan santun serta ruanggan yang cukup nyaman dan yang lebih membuat bangga ibu zafira adalah anaknya semakin membaik membaik dan sudah di perbolehkan pulang , Dokter Etty Widyastuti Sp.A selaku penangung jawab yang menangani zafira juga sanggat ramah serta lakukan tugas dan tangung jawab dengan sepenuh hati
Iya mas di betik hati sanggat nyaman ruanggan yang luas dan bersih serta perawat yang ramah dan sopan, serta dokter Etty Widyastuti,Sp.A penangung jawab yang lakukan tugas dengan sepenuh hati jelas Hesti ibu dari zafira
Dari hasil pemeriksaan Radiologi tidak ada yang berbahaya ,sementara sementara hasil pemeriksaan laboratorium leukosit 32000 uL yang seharusnya normalnya 5.000- 10000
Trombosit 456.000 uL dan normalnya 150.000 – 450.000
Dan hari ke empat dilakukan cek darah lagi dengan hasil Leukosit 25.990 dan trombosit 414.000 dan hari 5 dokter Etty Widyastuti, membolehkan pasien dan harus kontrol kembali tgl 31 Juli ,jelas dokter dan perawat
Akan tetapi ada dokter yang bikin kecewa kluarga pasien yaitu dokter Nikhola Nicol ,yang mana kluarga pasien saat nunggu pasien di rawat ada yang demam ,ketika perawat kontrol ,kluarga pasien mintak tolong MBK coba cek dengan alat anak kami ini demam ,,setelah di cek teryata ,benar panas agak tinggi ,kemudian kluarga pasien nanya MBK kalau beli obat saja di apotik atau farmasi rumah sakit sini bisa ngk ,,bisa mas tapi harus resep dokter di UGD jawab perawat tersebut
Kemudian ayah pasien antar KK zafira pasien yang dirawat dan ketemu dokter Nikhola Nisol ,dok ijin bisa mintak resep anak kami demam uda di cek oleh perawat ,di atas ,kemudian di cek sama dokter Nikhola dan di kasih resep ,lalu ayah Alex pergi ke lantai dua farmasi ,dan setelah di farmasih dikasih kertas untuk membayar di kasir ,senilai Rp 50.000 ketika mau membayar tiba tiba dari farmasi bilang BPK suruh daftar dulu ke bawah ,,siapa yang suruh perawat atas perintah dokter Nikhola,, dan ayah pasien dan Alex yang lagi demam akhirnya turun lagi ke lantai satu Alex sambil ngeluh yah pusing yah, sampai di ruang pendaftaran ,akhirya proses dan agak lama ,setelah selesai karena Alex udah ngeluh pusing akhirnya ayah Alex beli tolak angin anak di toko dan kontreksin ,kemudian naik keatas lantai dua ,, sampai di farmasi dikasih kertas untuk di bayar yang tadinya cuma 50 ribu ,,jadi naik Rp 159.000 karena mau bayar saldo tidak cukup ,karena sudah 5 hari di RS dan persediaan uang sudah nipis ,ayah Alex akhirnya batal ambil obat .
Yang buat kecewa bukan masalah harga ,tapi cara dokter Nikhola seolah olah ngerjain ,kalau memang prosedur ,wajib daftar dan ngk boleh tebus obat saja .aturan ngomong dari awal bukan ngerjain orang suruh naik turun tangga dua lantai ,,karena Alex kepalnya pusing ngk mau naik lift.
Saran dan kritik bagi manjemen untuk evaluasi dokter Nikhola yang sanggat beda dengan dokter umum yang jaga di UGD juga ,yang bernama Aria Rizki Utami ,,sangat ramah dan hanya di periksa ditanya tanya ada pasien yang gatal gatal ,langsung di kasih resep dan mbayar cuman 25 ribu obat dalam dan salep .
Karena tidak semua kluarga pasien yang dirawat orang berduit dan bayak uang tegas ayah Alex ,kalau terjadi sesuatu sama anak saya saat itu ,pasti saya tuntut Nikhola itu mas ,orang dikerjain naik turun dua lantai sementara anak saya panas ,pusing ,ngk punya hati menurutku Nikhola itu ,tutupnya ( tim)